Salin Artikel

Tak Ada Toleransi, Pemkot Solo Tertibkan Pedagang Oprokan Pasar Legi yang Bandel Masih Berjualan di Pinggi Jalan

SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, tidak memberikan toleransi pedagang oprokan Pasar Legi yang masih bandel berjualan di pinggir jalan sekitar pasar.

Para pedagang oprokan ini sebenarnya sudah dimasukkan ke dalam pasar setelah diresmikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani pada Januari 2022 lalu.

Namun, dengan berbagai alasan, para pedagang ini kembali lagi berjualan di pinggiran jalan sekitar pasar setiap pagi dan sore hari.

"Nanti akan kami lakukan penataan khususnya (pedagang oprokan) Pasar Legi yang sudah terakomodir di pasar tidak ada toleransi lagi, akan kami tertibkan untuk yang pagi dan sore," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo Arif Darmawan di Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (19/5/2022).

Arif menegaskan, penertiban pedagang oprokan Pasar Legi yang kembali berjualan di pinggir jalan setiap pagi dan sore hari tersebut akan secepatnya dilakukan.

Seharusnya, kata Arif, setelah Pasar Legi diresmikan, para pedagang itu semuanya masuk ke dalam pasar. Kawasan jalan tersebut harus steril dari aktivitas perdagangan.

"Karena dulu mereka sudah diberikan tempat semuanya di atas. Jadi, sudah tidak ada lagi toleransi berjualan di luar pasar," kata dia.

Arif menerangkan, penertiban ini tidak hanya dilakukan terhadap pedagang oprokan Pasar Legi yang kembali berjualan di pinggir jalan sekitar pasar.

Tapi, penertiban ini juga akan dilakukan terhadap pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Benteng Vastenburg.

Kawasan tersebut harus steril dari pedagang karena merupakan bangunan cagar budaya (BCB).

Sejak digunakan sebagai tempat berjualan pedagang, kawasan Benteng Vastenburg terlihat kumuh dan tidak terawat.

Penertiban PKL tersebut sekaligus untuk mengembalikan kawasan tersebut seperti semula yang bersih dari aktivitas pedagang.

"Ada 63 PKL di bagian utara dan timur Benteng Vastenburg. Setelah ada solusi dari Dinas Perdagangan nanti akan kami tertibkan," ujar Arif.


Arif menuturkan, kawasan Benteng Vastenburg awalnya bersih dari pedagang. Sejak pandemi kawasan itu justru dimanfaatkan pedagang untuk berjualan.

Sayangnya para pedagang tidak ikut merawat kawasan itu agar tetap bersih. Mereka justru ada yang setelah selesai berjualan meninggalkan gerobak mereka di kawasan tersebut.

"Kondisinya kumuh banyak gerobak yang ditinggal di Benteng Vastenburg. Makanya akan kita tertibkan," terang dia.

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan, semua pedagang yang telah diberikan kelonggaran tempat berjualan selama pandemi, setelah Lebaran ini semuanya akan ditertibkan.

"Termasuk pedagang mobil, PKL Benteng Vastenburg, pedagang yang berjualan di Jalan Sutan Syahrir dan keluarnya parkiran atas Pasar Legi itu sebelah sisi timur terus yang dibelakangnya sisi timur itu kalau pagi membludak. Biasanya jam 6 hilang sekarang jam 8 masih ada," kata Teguh.

Teguh menduga, ada pedagang Pasar Legi yang sudah mendapat tempat di dalam pasar banyak yang turun sehingga membuat kondisi di sekitar Pasar Legi pada pagi hari banyak pedagang yang berjualan di luar.

"Nanti akan kami tertibkan harus semuanya satu zona lokasi. Seandainya keluar pun itu hanya di belakang pasar. Nanti tinggal Dinas Perdagangan bisa menghitung kapasitas di atas," terang dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/19/205518478/tak-ada-toleransi-pemkot-solo-tertibkan-pedagang-oprokan-pasar-legi-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke