Salin Artikel

Kisah Bilqis Prasista yang Kalahkan Juara Dunia, Ternyata Sempat Dilarang Jadi Atlet Bulu Tangkis

Pada ajang bergengsi itu, dia turut menyumbang skor dan meloloskan skuad putri Indonesia pada penyisihan Grup A Piala Uber 2022.

Mengejutkan lagi, Bilqis mampu membekuk peringkat satu dunia dari Jepang, Akane Yamaguchi.

Darah cinta Bilqis di cabang olahraga bulu tangkis mengalir dari kedua orangtuanya, Joko Suprianto dan Zelin Resiana.

Di era 1990-an, ayah dan ibunya adalah legenda bulu tangkis Indonesia.

Tapi tidak dinyana, ayah dan ibunya sempat tidak menginginkan Bilqis Prasista maupun saudara kembarnya, Bilqis Pratista, untuk menggeluti bulu tangkis.

Oleh karena itu, sejak kecil mereka tidak pernah dikenalkan dengan olahraga tersebut. 

Joko mengungkapkan, saat itu ia tidak ingin kedua putrinya mengikuti jejaknya yang merasakan perjuangan berat hidup menjadi seorang atlet.

"Awalnya kami tidak mau anak-anak jadi atlet, karena perjuangan menjadi atlet itu tidak mudah. Jatuh bangun, pendidikan formal terabaikan karena pertandingan, latihan dan sebagainya. Biar orangtuanya saja yang mandi keringat," ungkap Joko, kepada Kompas.com via sambungan telepon.

Anak-anaknya tidak harus menjadi atlet, tapi setidaknya untuk tujuan olahraga. 

"Saat di Magelang, eyangnya bilang 'masa anak atlet tapi ngga main bulu tangkis, minimal dikenalkan buat olahraga'. Ya sejak itu dikenalkan Bilqis sudah kelas 4 SD, sudah terlambat sebetulnya," ungkap Joko.

"Awalnya cuma main di kebun saja, tapi ternyata langsung bisa, padahal sebelumnya enggak pernah megang raket," lanjut Joko, yang biasa dipanggil Romo (Bapak) oleh Bilqis. 

Kemudian, Joko dan istrinya mendaftarkan Bilqis dan saudara kembarnya ke klub badminton Wiratama di Magelang.

Latihan bulu tangkis semakin intens di sela-sela kegiatan sekolah. Mereka juga sempat pindah klub Purnama di Solo, sampai kemudian ke Victory Bogor dan berhasil lolos masuk PB Djarum Kudus.

"Dia mulai banyak ikut kejuaraan-kejuaran, perkembangannya cukup baik, bahkan bisa nyusul senior-senoirnya. Dia juga seneng dan bilang kalau mau terus main badminton," ujar Joko.

Joko melanjutkan, Bilqis masuk ke Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung pada tahun 2020. Sedangkan, saudara kembarnya memilih untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta.

Senada dikatakan ibu Bilqis, Zelin Resiana. Dia bercerita, sang kakek lah yang mendorong Bilqis untuk bermain bulu tangkis meskipun kedua orangtuanya sudah bertekad tidak mau mengenalkan olahraga tersebut.

"Kakeknya yang langsung mengajari Bilqis. Kaget, waktu itu Bilqis langsung bisa, enggak luput, padahal belum pernah megang raket," kisah Zelin.

Joko dan Zelin akhirnya mengerti dan menerima keinginan putrinya itu dengan catatan harus serius dan konsisten dengan pilihannya.

Pada kesempatan itu, Zelin menyampaikan harapan kepada buah hatinya itu, bahwa perjalanan masih panjang.

Pertandingan-pertandingan saat ini baru awal, yang diharapkan bisa mengantarkannya meraih prestasi lebih tinggi. 

"Perjalanannya juga masih panjang, ini kan baru awal. Mudah-mudahan bisa menjadi motivasi buat dia untuk lebih, ya tingkat internasional, tingkat dunia gitu. Bisa memotivasi dia untuk lebih gigih, usahanya lebih keras lagi," tutur Zelin. 

Sebagai informasi, Joko Suprianto pernah membawa Indonesia menjadi Juara 1 pada Thomas Cup 1994, 1996 dan 1998.

Begitu juga Zelin Resiana pernah ikut mengantarkan tim Uber Cup Indonesia Juara 1 pada 1994 dan 1996. 

Keduanya pernah mentereng di peringkat 1 dunia. Bahkan, patung Zelin Resiana dibangun di halaman Gelanggang Olahraga (GOR) Djarum di kawasan Tidar, Kota Magelang, Jawa Tengah.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/14/061011278/kisah-bilqis-prasista-yang-kalahkan-juara-dunia-ternyata-sempat-dilarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke