Salin Artikel

Cerita di Balik Mudik Lebaran 2022, Ada yang Melahirkan hingga Tertinggal di Rest Area

Mereka akan melakukan perjalanan kembali ke kampung halaman untuk melepas rindu pada keluarga.

Jelang Hari Raya Idul Fitri, para pemudik akan memadati berbagai daerah di penjuru negeri. Tak hanya itu, semua moda transportasi juga dipenuhi oleh masyarakat.

Tak heran banyak kisah-kisah menarik dari perjalanan mudik ke kampung halaman.

Saat itu orangtua AS turun dari mobil sementara AS tidur di dalam mobil.

Tak lama kemudian, AS terbangun dan ikut turun untuk ke toilet. Saat hendak turun, AS sempat berpamitan kepada salah satu kakaknya yang ada di dalam mobil.

Orantuanya sempat bertanya kepada kakak AS dan sang kakak menjawab adiknya masih tidur di mobil. Mereka pun melanjutkan perjalanan.

Saat kembali ke toilet, AS terkejut saat tahu keluarganya sudah tak ada di parkiran. Petugas yang ada di lokasi pun langsung mengevakuasi anak tersebut.

AS diantar ke salah satu keluarga yang memiliki marga sama dengan AS yang berada di Pasuruan.

Peristiwa tersebut berawal saat Dewi dan keluarganya hendak mudik dari Tangerang ke Palembang.

Saat terjebak macet, sang ibu turun untuk ke toilet yang ada di pinggir jalan tol arah Pelabuhan Mereka.

Tak diduga kemacetan bisa terurai dan mobil keluarga tersebut harus berjalan. Sopir sempat memperlambat laju kendaraannya sambil menunggu Dewi.

Namun kendaran yang berada di belakangnya terus menyembunyikan klakson. Mau tak mau mereka harus meneruskan perjalanan.

Keluarga sempat berusaha mencari Dewi, namun keberadaanya tak diketahui. Apalagi Dewi tak membawa ponsel dan uang.

Keluarga pun melaporkan kejadian tersebut ke petugas.

Saat itu ibu tiga anak hendak mudik ke Serang, banten. Persalinan dilakukan secara normal dibantu keluarga dan petugas kapal.

Peristiwa tersebut berawal saat Mascicih mengeluh sakit perut dan hendak melahirkan. Pihak kapal pun segera melapor ke ASDP dan petugas di darat segera menyiapkan ambulans dan petugas kesehatan.

Namun sebelum kapal bersandar di pelabuhan, Mascicih lebih dahulu melahirkan di atas kapal yang berlayar dari Bakauhuni, Lampung dengan fasilitas seadanya.

Setelah kapal bersandar, Mascicih dan bayinya langsung dievakuasi ke Puskesmas Pulomerak, Kota Cilegon. Ibu dan anak tersebut kemudian dinyatakan sehat.

Ia bersama keluarganya menempuh perjalanan selama 12 jam lebih dari Jakarta.

Bukan pertama kali, Dadang beserta keluarga mudik menggunakan bajaj. Ia mengaku kerap bepergian jarak jauh dengan bajaj yang sama.

Dadang tidak merasa kecewa karena mudik menggunakan bajaj. Bagi dia, lebih penting menikmati pemandangan selama perjalanan dan sampai di tujuan dengan selamat.

Dadang juga tak pernah bosan menyusuri jalur Puncak, Cianjur, Padalarang, Bandung dan lintasan selatan Jawa Barat.

"Pulang ke Tasikmalaya ya enggak bisa lewat tol, jadi nikmati saja jalur yang ada," ungkapnya.

Burung-burung tersebut diletakkan dalam kurungan yang ia letakkan di bagian belakang motor yang telah ia modifikasi.

Budiono mengaku 'mengajak' burung kesayangannya mudik karena jika ditinggal tak ada yang merawat.

"Ini saya bawa pakan dan kebutuhan burung, ini burung berkicau jadi butuh perhatian ekstra," ungkapnya.

Burung yang dibawanya berjenis kenari, murai, dan juga pleci.

"Kalau hujan ya berteduh, karena kasihan burungnya kalau menerobos hujan," kata Budi.

Budi harus membawa burung-burungnya mudik ke Boyolali menggunakan motor karena hanya dia yang merawatnya. Ia sendiri mengaku akan tinggal di kampung halaman selama 2 minggu.

Ia mengaku biasanya menghabiskan waktu enam hari dari Bekasi ke Purwokerto.

"Udah 3 hari dari Bekasi, biasanya perjalanan 6 hari ke Purwokerto, Jawa Tengah. Itu kalau santai, ada istirahat. Kalau buru-buru bisa 4 hari," katanya ditemui di Pos Terpadu Cileunyi, Jumat (29/4/2022) dini hari.

Dedi tak hanya mengendarai sepeda untuk mudik lebaran. Setiap harinya, Dedi kerap berjalan kaki atau bersepeda melibat tiga kota untuk mencari nafkah.

"Pake sepeda kan santai, nggak harus buru-buru. Udah mah motor nggak ada juga, kadang saya mah jalan kaki. Kalau pakai sepeda mah tiap hari, Bekasi-Tangerang-Jakarta," tuturnya.

Di tengah perjalanan, Dedi beristirahat di masjid, rumah sakit sampai teras Polsek.

"Tidur ya di Masjid, pernah di Rumah Sakit, kalau nyari kerja pas daerah Bekasi-Tangerang saya tidur di Polsek," bebernya.

Mesin kendaraannya terus menyala agar penumpang tidak kepanasan di dalam bus jurusan Jakarta-Palembang itu.

"Dari jam 3 subuh sampe di Pelabuhan, sampai sekarang jam 12 siang. Sudah 10 jam belum masuk ke dalam kapal," kata Nurcholis saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (27/4/2022).

Ia mengatakan petugas lebih memprioritaskan kendaraan kecil dan truk barang untuk masuk terlebih dahulu ke dalam kapal.

Bahkan, hasil pengamatannya ada pembatasan kendaraan di atas kapal. Sebab, pintu masuk kapal sudah ditutup meski kondisinya belum penuh.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/27/133804678/curhat-pemudik-di-pelabuhan-merak-antre-10-jam-belum-masuk-kapal?page=all#page2

https://regional.kompas.com/read/2022/05/07/051500878/cerita-di-balik-mudik-lebaran-2022-ada-yang-melahirkan-hingga-tertinggal-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke