Salin Artikel

Dibangun 1933, Masjid Jami Jomblang Semarang Kokoh Berdiri dengan Keasliannya

SEMARANG, KOMPAS.com - Berkunjung ke Jalan Jomblang Barat I, Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Semarang, Anda akan menjumpai Masjid Al-Amin atau lebih dikenal dengan Masjid Jami Jomblang.

Bangunannya tampak sederhana, berwarna hijau dengan empat pintu kayu sebagai penghubung utama. Serambi masjidnya tidak terlalu luas, pula tidak begitu kecil.

Saat Kompas.com berkunjung ke Masjid Jami Jomblang sore itu, aktivitas di masjid sedang bergeliat. Warga, mulai anak-anak hingga orang dewasa datang memenuhi serambi untuk melaksanakan kajian sore menjelang berbuka puasa.

Masjid yang dibangun pada 1933 ini masih terlihat kokoh. Di antara pintu masjid, terpasang dua prasasti bertuliskan aksara Arab pegon dan ejaan kuno.

Bagian utama masjid ini pun masih asli, termasuk lantai dari tegel berwarna kuning dan merah yang mengkilat.

Jendelanya unik. Terbuat dari kayu jati model kuno, diatasnya terukir besi sebagai ventilasi.

Pengurus Masjid Jami Jomblang Hardi Tahir mengatakan, pada tahun 2006, masjid yang disebut sebagai masjid Nahdlatul Ulama (NU) tertua ini diperbaiki agar terlihat lebih modern dan menarik.

"Sudah lama, kemudian dicat kembali biar terlihat bagus. Tapi untuk bangunan temboknya, kami tidak pernah mengganti. Masih asli sejak dulu," tutur kepada Kompas.com, Jumat (15/4/2022).

Di samping itu, keaslian empat saka dari kayu berwarna coklat juga masih menjadi penyangga pada bagian utama masjid.

Menurut Tahir, dulunya masjid ini didirikan oleh lima tokoh penting, seperti Kiai Haji (KH) Bukhori, KH Ridwan, KH Rusdi, KH Anwar, dan KH Salim. Tepatnya pada 3 September 1993.

Menariknya, mimbar khotbah masjid juga tak sedikitpun diubah oleh pengurus ataupun masyarakat sekitar. Bertingkat, menempel di tembok tepat sebelah tempat imam.

"Temboknya pun lebih tebal dan lebar. Kalau dulu penataan batu batanya memalang, beda dengan sekarang," tutur Tahir.

Hingga saat ini, Masjid Jami Jomblang sering dijadikan kiblat aktivitas keagamaan. Pasalnya, masjid ini sudah resmi dikelola oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang sejak tahun 2013.

"Kegiatan kami tidak jauh dari tradisi keagamaan NU, ada yasinan, tahlilan, dzibaan, juga pengajian," jelas Tahir.

Selama bulan Ramadhan, Masjid Jami Jomblang juga memiliki tradisi yang masih terjaga hingga saat ini. Trasisi Jaburan namanya.

Sore hari menjelang buka puasa, warga berbondong-bondong menuju masjid. Mereka duduk membentuk lingkaran, lantas mendengarkan kajian ceramah dari ustadz.

"Sebelum mulai baca asmaul husna, lalu kajian, terus berbuka puasa bersama," ungkap Tahir.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/16/102710078/dibangun-1933-masjid-jami-jomblang-semarang-kokoh-berdiri-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke