Salin Artikel

Kisah Bocah Yatim Piatu Usia 7 Tahun Tewas Dibanting Kakak Sepupu, Dituduh Mencuri dan Sering Dianiaya

Bocah perempuan tersebut dianiaya hingga tewas oleh kakak sepupunya, F (18) pada Selasa (12/4/2022) sore.

D adalah anak yatim piatu. Sejak ayah dan ibunya meninggal, D diasuh oleh budenya yakni ibu kandung F.

Namun saat ini sang bude pergi merantau ke Jakarta dan D tinggal bersama tiga kakak sepupunya.

Ahmad, warga sekitar bercerita penganiayaan tersebut berawal saat korban bermain dan tak kunjung pulang. F kemudian mencari D dan mengajaknya pulang.

Sampai di rumah D dianiaya kakak sepupunya dengan alasan sering bermain dan terlambat pulang.

Korban pun tak sadarkan diri dan dilarikan ke PKU Muhammadiyah Kartasura untuk mendapatkan perawatan. Namun nyawanya tak tertolong karena D mengalami luka serius.

"Sekitar pukul 17.00 WIB korban dibawa ke RS PKU Muhamamdiyah. Kemungkinan kondisinya sudah kritis," ungkap dia.

Sementara itu Kepala Dusun I Blateran, Arep Qomarudin mengatakan di hari kejadian, kakak sepupu korban meminjam keranda dan alat untuk memandikan jenazah.

Namun saat ditanya, dia tidak menjawab.

"Warga curiga ada apa sebenarnya? Ternyata benar kecurigaan warga, ada anak yang meninggal di rumah itu,” kata Arep Qomarudin dikutip dari Kompas.id.

Warga kemudian melapor ke polisi karena curiga melihat banyak luka lebam di tubuh bocah periang tersebut.

Menurut Arep, kakak sepupu korban mengaku D terluka karena jatuh dari lantai atas.

"Dia masuk baru hari ini, tapi kondisinya seperti itu (penuh lebam). Pertama saya lihat lengan dan di pipi," kata dia, Selasa (12/4/2022),

Rusmiati memeriksa tubuh D dan menemukan luka lebam di tubuh bocah 7 tahun itu. Saat ditanya, korban mengaku dipukul kakaknya menggunakan kayu.

"Saat saya tanya kenapa sampai dipukul, dia bilang kalau dia ngeyel sama kakaknya," kata dia.

Salah satu kakak D, berinisial F (18) kemudian dipanggil Rusmiati untuk mengkonfirmasi luka di tubuh D. Kepada Rusmiati, F mengakui jika ia memukul D.

"Saya pesan jangan dipukul lagi. Dia masih anak-anak," kata dia.

Hingga akhirnya, saat salat magrib, Rusmiati mendapatkan kabar jika muridnya sudah meninggal dunia.

Rusmiati mengatakan, sikap D berubah sejak 5 bulan terakhir.

"Dia dulu orangnya periang, hebat, pinter. Setelah orang tuanya (bulek dan omnya) ada masalah (bercerai), anaknya agak berontak," ucapnya.

"Dia sempat bercerita baru sakit hati, karena ibunya pergi ke Jakarta gak pamit," tambahnya.

Sementara itu teman korban, Ky bercerita terakhir kali melihat D pada Selasa pagi.

"Tadi jalannya kaki kanannya diseret, dia pakai sendal," katanya.

Ky bercerita D anak yang pendiam. Selain itu, kepala korban juga botak.

"Dia pakai jilbab, tapi kepalanya gak ada rambutnya, dibotak," ujarnya.

"Dugaan awal, tersangka jengkel karena orang tuanya sudah nggak ada, dan (korban) dituduh mencuri uang. Kemudian dianiaya oleh kakaknya," kata Mulyanta, kepada TribunSolo.com, Selasa (12/4/2022).

Diduga F tak hanya sekali menganiaya D. Bahkan korban dianiaya sejak beberapa bulan terakhir. Korban sering disiksa dengan cambuk kasur, bahkan diikat dengan tali rafia.

"Yang terakhir dibanting, kepalanya kena lantai, dan sempat muntah," ucapnya.

Dari tangan F, polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperi cambuk kasur, tali rafia, dan kasur.

SUMBER:: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribun Solo, Kompas.id

https://regional.kompas.com/read/2022/04/13/130700278/kisah-bocah-yatim-piatu-usia-7-tahun-tewas-dibanting-kakak-sepupu-dituduh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke