Salin Artikel

Melihat Bangunan Masjid yang Menyerupai Kapal di Semarang

Masjid Safinatun Najah namanya.

Karena bangunan masjid menyerupai lambung kapal, masyarakat lebih sering menyebut masjid kapal.

Bangunannya cukup besar, tinggi, dan sangat luas. Masjid ini memiliki tiga bagian utama.

Di lantai 1, digunakan sebagai gedung pertemuan. Lantai 2, ruangan khusus untuk sholat dan ibadah lainnya. Sedangkan di lantai 3 digunakan untuk istirahat.

Uniknya, ada rooftop di bagian atas yang memperlihatkan pemandangan alam yang asri, seperti bukit dan persawahan.

Masjid yang dibangun pada 2015 ini belum mengalami renovasi hingga sekarang. Temboknya yang putih, masih tampak kokoh berdiri.

Salah satu pekerja Masjid Kapal, Jatmiko (60) mengatakan, arsitektur masjid ini berasal dari Pekalongan.

Konsep dari masjid ini memang dibuat sebagai tempat wisata, tidak heran di depan masjid terdapat sejumlah warung pedagang.

"Kalau Ramadhan di siang hari warung pada tutup, bukanya sore sampai malam," ucap Jatmiko kepada Kompas.com, Rabu (6/4/2022).


Jam operasional Masjid Kapal dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga malam hari, kondisional sesuai kedatangan pengunjung.

Menurut Jatmiko, tidak sedikit pengunjung yang datang dari luar kota, seperti Kudus, Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Medan.

"Kalau malam tetap dibukakan, kan kasihan kalau datang dari jauh-jauh tapi tidak jadi tahu dalamnya Masjid Kapal," ucap Jatmiko.

Sementara itu, pengunjung yang datang hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 3000. Dengan begitu, imbuh Jatmiko, masyarakat bisa tertarik untuk berkunjung ke Masjid Kapal.

Lebih jelas, Jatmiko mengatakan jika Masjid Kapal sempat tutup selama tujuh bulan di awal pandemi.

Hal tersebut sangat mempengaruhi ketertarikan pengunjung terhadap keunikan masjid seluas 2.500 meter itu.

"Namun sekarang pengunjung sudah mulai berdatangan, apalagi kalau weekend dan tanggal merah. Semoga nanti lebaran tambah ramai lagi," kata dia.

Salah satu pengunjung, Heri Pujiono sengaja datang ke Masjid Kapal hanya untuk jalan-jalan.

Warga asal Wonosari itu mengatakan, Masjid Kapal memiliki keunikan pada sisi bangunan dan pemandangan di sekelilingnya.

"Saya sudah 2 kali ini datang ke masjid ini. Pertama dulu tahun 2018, dan ini yang kedua," jelas Heri.

Menurut Heri, harga tiket yang dipasang tidak berubah hingga sekarang. Hal itu lah yang membuat dirinya tertarik kembali berkunjung ke Masjid Kapal.

"Dengan harga yang murah kita sudah bisa masuk tempat wisata," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/06/181752278/melihat-bangunan-masjid-yang-menyerupai-kapal-di-semarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke