Salin Artikel

Jadi Korban Tawuran, Ini Kronologi Dafa, Anak DPRD Kebumen Tewas akibat Sabetan Gir di Yogyakarta

Dafa adalah anak anggota DPRD Kebumen, Madhkan Anis. Remaja 18 tahun tersebut tercatat sebagai siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Korban pertama kali ditemukan berlumuran darah oleh anggota Sabhara Polda dan Polsek yang sedang patroli dalam kondisi kepala terluka berat.

Ia kemudian dilarikan ke RSPAU Hardjolukito, namun nyawanya tak tertolong. Dafa menghembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Linmas Kalurahan Banguntapan Bantul, Purwanto (66) mengaku ikut membantu mengangkat korban untuk dilarikan ke rumah sakit.

Ia mengatakan korban sudah tak bergerak dan berlumuran darah. Purwanto juga membenarkan bahwa ada luka di kepala korban akibat sabetan gir.

"Luka di kepala belakang ternyata pakai gir," imbuh dia

Ia mengaku tak melihat kejadian secara langsung. Namun ia mendengar ada sepeda motor yang jatuh terseret saat melintas di depan kantor Kalurahan Banguntapan.

"Dengar suara gesekan seperti motor diseret. Tahunya laka trus ada patroli dari selatan temannya angkat tangan, tulong ewangi ngangkat (tolong bantu angkat)," katanya.

Kepala sekolah sebut korban akan cari makan sahur

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Slamet Purwo mengatakan saat kejadian Dafa sedang mencari makan sahur bersama rekannya yang bernama Dafa Saputra.

Mereka berdua teman satu sekolah dan tinggal di kos di daerah Jalan Kusumanegara.

Slamet mengatakan Dafa dan rekannya mengendarai motor. Mereka kemudian dibuntuti oleh dua motor.

Ia menduga Dafa tewas setelah motornya dicegat lalua ia disabet dari belakang.

Menurut Slamet, kedua Dafa ini sahur bersama karena mereka berencana pulang ke kampungnya masing-masing.

Dafa A pulang ke Kebumen, sementara Dafa S pulang ke Lampung.

"Karena pembelajaran online soalnya kelas XII ujian masuk ke sekolah. Maka Kelas X, dan XI itu sekolah online. Dua anak ini satu kos," kata dia, Senin (4/4/2022).

Ia menyebut korban yang temas adalah siswa yang aktif di bidang organisasi sekolah yakni di Ikatan Pemuda Muhammadiyah.

Selain itu Dafa A juga sempat menjadi panitia pentas seni online di sekolahnya beberapa waktu lalu.

Jenazah Dafa kemudian dimakamkan di Kebumen pada Minggu (3/4/2022) siang.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan setelah memeriksa para saksi, disimpulkan bahwa Dafa bukan korban penyabetan gir secara acak, tetapi korban tawuwan.

Kasus tersebut berawal saat Dafa dan 8 rekannya membawa 5 motor dan berputar-putar melalui ring road selatan lewat jalur cepat.

Diduga karena terganggu dengan suara motor, menyusul dua orang yang diduga merupakan kelompok pelaku.

Dua kelompk ini kemudian bersinggungan dan saling membalas dengan memainkan gas motor.

"Akhirnya kelompok korban lanjut ke Jalan Imogiri. Sempat melihat ke belakang kelompok pelaku tidak membuntuti, akhirnya ke Warmindo Gedongkuning," jelas dia, Selasa (5/4/2022).

Saat rekan Dafa masuk ke Warminda dan sebagian memarkirkan motornya, lewatlah kelompok pelaku dan kembali memainkan gas serta meneriaki kelompok korban.

Hal tersebut membuat Dafa dan rekannya tersinggung. Dengan empat motor, mereka mengejar kelompok pelaku.

Saat dikejar, kelompok pelaku yang berjumlah lima orang berbalik arah dan siap menyerang kelompok korban.

"Salah satu dari 5 diduga kelompok pelaku turun membawa alat seperti gir diikat dengan kain. Karena kelompok korban kecepatan tinggi motor pertama tidak kena, lalu motor kedualah yang kena. Pengemudi tidak kena, tetapi pembonceng terkena ayunan gir," beber Ade.

Setelah itu motor korban terjatuh dan tak lama korban ditemukan oleh polisi yang sedang patroli.

Ade mengatakan, kasus kejahatan jalanan ini lebih tepatnya adalah tawuran karena terdapat ketersinggungan akibat saling ejek dari dua kelompok.

"Untuk kasus kejahatan jalanan kasuistis kemarin lebih tepatnya tawuran karena ada proses ketersinggungan ejek-ejekan dari dua kelompok," ungkap dia.

Sementara itu Anggota DPRD Kebumen Madkhan Anis yang juga orangtua Dafa Adzin Albasith (18), meminta polisi dapat mengusut tuntas kasus kematian anaknya.

"Kami mohon kepada pihak berwajib untuk bisa mengusut pelaku-pelakunya," kata Madkhan Anis, seperti dilansir dari Kompas TV, Selasa (5/4/2022).

Madkhan Anis berharap, kejadian yang menimpa anaknya adalah yang terakhir terjadi.

"Agar tidak terulang kembali kejadian seperti ini," ujar dia. Dia juga meminta masyarakat untuk mendoakan Dafa.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/2022/04/06/060600778/jadi-korban-tawuran-ini-kronologi-dafa-anak-dprd-kebumen-tewas-akibat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke