Salin Artikel

Banyak Kasus Bunuh Diri, Ahli: Beberapa Korban Alami Keputusasaan

Warga Dusun Bunut, Desa Bringin, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri itu diketahui baru 3 minggu menikah.

Ia kemudian tinggal bersama suaminya, MAA, warga Dusun Kwadungan, Desa Badas, Kecamatan Sumoito, Kabupaten Jombang.

SM meninggalkan rumah suaminya pamit untuk menjenguk orangtuanya di Kediri dengan mengendarai motor.

Menurut keterangan saksi, SM terlihat berdiri di dekat rela dan tiba-tiba melompat ke rel saat Kereta Api Bima melintas.

Karena jarak yang terlalu dekat, masinis tak bisa menghentikan kereta. Tubuh SM terlindas kereta dan mengalami luka berat.

Beberapa kasus bunuh diri juga terjadi di beberapa lokasi di Tanah Air.

Pada Jumat (25/3/2022), MM seorang perempuan berusia 36 tahun tewas diduga bunuh diri di ruangan binaan Tipiring II Kantor Satpol PP, Kota Denpasar sekitar pukul 10.00 Wita.

Dari hasil pemeriksaan terdapat bekas jeratan di leher korban.

Sebelum ditemukan tewas, MM diamankan petugas Satpol PP dalam kondisi linglung di Kantor Bea Culao Bali pada Kamis (26/3/2022) malam.

Oleh petugas, MM pun diamankan dalam kondisi sehat dan bisa diajak berkomunikasi. Hingga akhirnya ditemukan tewas bersandar di tembok dalam keadaan mendengkur.

Saat ditemukan, lidah korban menjulur dan terdapat jerakan tali tas warna hitam di lehernya.

Polisi menemukan surat wasiat mendiang suaminya yang juga menjadi korban bunuh diri terselip di antara barang-barang milik MM.

"Jika saya mati, tak perlu dilakukan otopsi atau mencari penyebab kenapa saya mati. Saya cuma ingin dikuburkan di kamping halaman saya (genteng-Banyuwangi)," tulis mending suami MM di surat wasiatnya.

MM diketahui berasal dari Desa Kuang, Kecamatan Taliwang, Lombok Barat, NTB.

"Dan orang yang memutuskan bunuh diri biasanya kehilangan harapan saat ia sedang menghadapi situasi yang sulit," kata Betty saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (26/3/2022).

Menurut Betty, jika dilihat dari kacamata luar, tindakan bunuh diri dianggap tidak irasional. Karena setiap manusia seharusnya punya insting untuk melindungi diri atau menyelamatkan diri.

"Bagi mereka yang memutuskan bunuh diri, mereka akan berpikir dengan mengakhiri nyawanya maka kesakitan yang dirasakan akan hilang. Padahal tidak," tambah dia.

Betty mengatakan mereka bunuh diri sering merasakan kegagalan berulang sehingga merasa putus asa.

Selain itu mereka memiliki perasaan tak dihargai hingga membandingkan hidup dengan orang. Serta adanya tekanan-tekanan sosial yang lainnya.

"Ini namanya depresi yang cenderung menyakiti diri sendiri hingga menghilangkan nyawanya," kata dia.

Ia mengatakan gelaja mereka yang depresi sebenarnya bisa dilihat 30 hari sebelumnya. Salah satunya adalah cemas, kesulitan tidur hingga kehilangan minat.

"Mereka biasanya menarik diri. lalu di dalam kamar terus. Murung dan menurutp diri. Biasanya mereka menyadari ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Namun ia tak tahu cara keluar dari masalahnya," kata pengurus Forum Komunikasi Psikolog Rumah Sakit Se-Indonesia itu.

Depresi, kata Betty, akan membuat pelaku bunuh diri berpikir tak ada lagi yang sayang pada dirinya.

"Jadi ia berpikir bila mati tak ada yang merugi," kata dia.

Betty mengingatkan anggota keluarga lain yang melihat saudara, rekannya atau kerabat yang memiliki tanda-tanda depresi untuk lebih mendengar apa yang diinginkan.

"Tapi lebih baik jika diarahkan ke tenga ahli, Psikolog, psikiater atau dokter jiwa. Tidak apa-apa karena memang harus ditangani secara profesional," ungkap dia.

Hal senada juga diungkapkan Nurul Hidayat, akademisi dari Fisip Universitas Jember.

Ia mengatakan jika seseorang terlalu sering dalam kondisi semacam itu akan memicu sosial disorder.

"Pada dasarnya Tuhan dan alam sudah menjamin keberlangsungan manusia. Namun sebuah sistem yang bekerja dengan dengan logika tertentu sehingga ada orang yang terpaksa termarjinalkan," kata dia.

Perasaan termajinalkan yang berkonflik dengan naluri dasar manusia menurut Nurul Hidayat bisa keluar dalam bentuk pemberontakan.

"Ini struktur sosial. Namun dalam level pribadi gampangannya adalah yang punya perut semua orang tapi yang kenyang hanya sebagian orang. Jadi ada pertanyaan salah saya apa. Hal ini terjadi dalam kasus bunuh diri," ungkap dosen Fisip Unej tersebut.

Menurut Nurul, setiap orang seharusnya terkoneksi dengan sistem di masyarakat yang disebut struktur sosial.

Dalam struktur tersebut setiap individu memiliki peran masing-masing.

"Seseorang seharusnya tidak boleh terasing dengan lingkungan, masyarakat bahkan dengan dirinya sendiri. Pelaku saya duga dia mengalami keterasingan tersebut dan karena ada kendala, dia merasa terputus," kata dia.

"Dengan kondisi semacam itu dia ingin menghancurkan sistem yang sudah ada. Sistem harus dilawan sistem. Jika sistem dihadang dengan indivisu maka dia akan dimakan sama sistem pada akhirnya dia ditangkap," tambah dia.

Untuk itu Nurul Hidyat mengatakan seharusnya sebagai anggota masyarakat harus lebih peduli dengan lingkungannya.

"Saling memberikan dukungan dan saling membantu itu mencegah orang merasa keluar dan terputus dari sistem," kata dia.

Untuk itu Nurul Hidyat mengatakan seharusnya sebagai anggota masyarakat harus lebih peduli dengan lingkungannya.

"Saling memberikan dukungan dan saling membantu itu mencegah orang merasa keluar dan terputus dari sistem," kata dia.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

SUMBER: KOMPAS.com (Penulus: Yohanes Valdi Seriang Ginta, Moh. Syafií | Editor : Priska Sari Pratiwi, Andi Hartik)

https://regional.kompas.com/read/2022/03/26/160100078/banyak-kasus-bunuh-diri-ahli--beberapa-korban-alami-keputusasaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke