Salin Artikel

Di Balik Kasus Ibu Bunuh Anak di Brebes, Ahli Ungkap Gejala Seseorang Idap Gangguan Jiwa

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang ibu di Brebes, Jawa Tengah, berinisial KU (35), menyita perhatian masyarakat Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Brebes, Minggu (20/3/2022) pagi.

KU tega menganiaya tiga anak kandungnya sendiri. Akibatnya, satu di antaranya tewas dan dua terluka.

Tetangga korban bernama Novi (42) mengatakan, baru mengetahui adanya kejadian itu setelah Shalat Subuh.

Saat itu, salah satu anggota keluarganya yang masih satu rumah berteriak minta tolong.

"Warga kemudian mendobrak pintu kamar dan menemukan tiga korban mengalami luka-luka serius," kata Novi kepada wartawan.

Seperti diketahui, korban tewas adalah anak kedua terduga pelaku berinisial ARK (7), Lalu, anak pertamanya S (10) mengalami luka di dada.

Sedangkan anak ketiga pelaku yang laki-laki E (4,5) mengalami luka di lehernya.

Penjelasan polisi

Sementara itu, dari hasil penyelidikan sementara, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Brebes AKP Syuaib Abdullah mengatakan, terduga pelaku KU terindikasi mengalami gangguan kejiwaan.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan ahli untuk memastikan kondisi terduga pelaku.

"Motif pelaku masih dalam proses penyelidikan. Karena memang dalam hal ini terduga pelaku ada dugaan depresi. Penyelidikan lebih lanjut apakah ada gejala depresi ataupun gangguan kejiwaan. Nanti akan panggil ahli kejiwaan," kata Syuaib Abdullah, di Mapolres Brebes, Minggu.

Gangguan kejiwaan atau penyakit mental adalah istilah luas yang menggambarkan situasi kondisi yang memengaruhi cara Anda merasa dan berpikir.

Menurut Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi., dosen Psikologi di Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan memiliki beberapa gejala.

"Jadi orang terganggu jiwanya itu menampakkan beberapa gejala misalnya depresi (menarik diri) dan manik (emosi bergejolak)," katanya kepada Kompas.com, Senin (21/3/2022).

Gejala-gejala tersebut akan membantu diagnosa tingkat atau jenis gangguan yang dialami oleh seseorang.


Sementara itu, Syarkoni, M. Psi., Psikolog Klinis RSUD. Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan, menjelaskan, depresi sendiri memiliki tingkatan, ringan hingga berat.

"Depresi berat yaitu tahap depresi yang lebih parah. Kondisi ini ditandai oleh murung, sedih yang mendalam, tidak mau berkomunikasi dan berinteraksi, menangis, murung sendiri di dalam kamar, atau mengisolasi diri," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (19/3/2022).

"Bahkan ada ide ide atau keinginan bunuh diri dengan cara apapun, misal meminum obat, zat kimia, mencederai diri sendiri bahkan dengan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri atau menjatuhkan diri dari ketinggian," tambahnya.

Senada dengan Heri, Syarkoni juga mengusulkan untuk melibatkan profesional yang berkompeten untuk menganalisa kondisi kejiwaan seseorang.

"Selain wawancara langsung dan observasi perilaku seseorang yang mengalami masalah, dalam bidang psikologi stress, depresi, pasif-agresif dan situasi klinis lainnya bisa dideteksi dengan menggunakan tehnik pemeriksaan menggunakan tes psikologi," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/22/060000478/di-balik-kasus-ibu-bunuh-anak-di-brebes-ahli-ungkap-gejala-seseorang-idap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke