Salin Artikel

Akhir Rumah Diblokir Tembok di Kudus, Sunarsih Jebol Tembok Seukuran Pintu dan Sutikah Kemasi Barangnya

Tembok sepanjang 10 meter dengan tinggi 2,3 meter yang dibangun Sunarsih untuk memblokir akses keluar masuk rumah Sutikah akhirnya dijebol seukuran pintu rumah.

"Hari ini kami bersama Danramil dan Kapolsek melakukan mediasi yang kedua dan Ibu Sunarsih sepakat lubang seukuran pintu yang semula hanya dibuka dua hari tidak ditutup kembali," kata Camat Mejobo Aan Fitriyanto saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (9/3/2022).

Sebelumnya Pemerintah Desa Mejobo, TNI dan Polri sudah berupaya memediasikan permasalahan tersebut dengan mempertemukan keduanya pada Senin (7/3/2022).

Hanya saja, Sunarsih yang sudah habis kesabaran dengan peringai Sutikah tetap saja bersikukuh enggan membongkar permanen tembok untuk memberikan akses jalan.

Dalam kesepakatan itu, Sunarsih hanya sudi membongkar sebagian tembok dua hari saja sebagai akses jalan keluarga Sutikah untuk mengemasi barang-barang yang dibutuhkan.

Tembok akan dilubangi seukuran pintu dalam kurun 2 x 24 jam mulai Selasa (8/3/2022) pukul 09.00.

Atas keputusan itu, Sutikah menangis meninggalkan mediasi itu lalu menggenjot sepeda bututnya. Sutikah pun balik menumpang ke rumah saudaranya yang masih satu desa.

"Dari surat pernyataan kemarin disepakati tembok dibuka dua hari setelah itu ditutup kembali. Diberi kesempatan mengambil barang-barang, karena Ibu Sutikah akan tinggal di rumah saudaranya di wilayah Kudus," terang Aan.

Aan mengatakan, untuk sementara waktu Sutikah memilih tinggal di rumah saudaranya di wilayah Kecamatan Mejobo. Sutikah juga sudah mengemasi barang-barang di rumahnya dengan dibantu Pemdes, TNI dan Polri.

Pemdes Mejobo pun berharap masing-masing pihak yang bertikai untuk instrospeksi diri melestarikan kerukunan hidup bertetangga.

"Sutikah ada rencana ingin menjual rumahnya. Keterangan warga, perseteruan sudah puluhan tahun. Tak hanya dengan Sunarsih tapi juga dengan tetangga lain. Karena tabiat buruk Sutikah sering berkata kasar dan berperilaku tidak baik dengan tetangga. Semoga bisa mengubah sikap dan rukun," ungkap Aan.

Menurut Aan, sejatinya keluarga Sunarsih sudah legawa membiarkan lahan miliknya dijadikan akses keluar masuk rumah keluarga Sutikah. Karena hanya itu satu-satunya "jalan pertolongan" yang ada, tak ada akses jalan lain.

Namun, Sunarsih akhirnya membangun tembok tepat di depan rumah Sutikah akibat pertengkaran kian meruncing. Tembok berkonstruksi bata ringan (hebel) tersebut memanjang menutupi rumah Sutikah.

Jarak tembok penghalang yang baru dibangun pada akhir pekan lalu itu dengan rumah Sutikah hanya sekitar 40 sentimeter.

Selama ini Sutikah tinggal bersama kedua anaknya yang sudah bekerja di rumah sederhana tersebut. Ketika proses pembangunan tembok yang menutupi rumahnya itu, mereka pergi mengungsi ke saudaranya.

Rupanya kesabaran Sunarsih habis setelah Sutikah berkata tak pantas menyumpahi mendiang suaminya.

"Suamimu membusuk di neraka. Kata-kata kasar ini yang akhirnya memicu Sunarsih menembok depan rumah Sutikah," kata Aan.

Berkaca dari kesumat antar tetangga ini, Aan berharap siapapun bisa saling menjaga sikap dan perilaku dalam menjalani kehidupan.

"Sutikah warga kurang mampu, kedua anaknya sudah bekerja dan jarang pulang. Sementara Sunarsih warga berkecukupan. Alangkah baiknya saling menghargai dan rukun," pungkas Aan.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/09/212448478/akhir-rumah-diblokir-tembok-di-kudus-sunarsih-jebol-tembok-seukuran-pintu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke