Salin Artikel

Ini Perbedaan Tuak dan Legen, dari Warna, Rasa, hingga Proses Pembuatan

KOMPAS.com - Perbedaan antara tuak dan legen sering menuai perdebatan di masyarakat.

Pasalnya minuman yang sama-sama dihasilkan dari getah pohon siwalan atau nira ini memiliki sifat yang berbeda.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut cara agar masyarakat bisa membedakan antara minuman tuak dan legen.

Ciri Minuman Legen

Legen dikenal sebagai minuman tradisional yang menyegarkan dari daerah Tuban, Jawa Timur.

Legen dihasilkan oleh para penderes, sebutan petani pohon nira yang menampung getah pohon tersebut dalam bumbung (selongsong bambu).

Cara pemanenan legen dengan menyayat bagian kuncup bunga dan menampung getah ke dalam bumbung yang digantungkan pada tandannya.

Cairan legen yang dihasilkan berwarna keputihan dengan rasa manis yang segar dan sedikit rasa asam.

Legen bisa langsung dikonsumsi setelah dipanen, terlebih karena carian ini tidak bisa bertahan lama dan hanya bertahan beberapa jam saja.

Selain bersifat menyegarkan, manfaat legen juga dipercaya bisa mengatasi keluhan bagi penderita penyakit pencernaan dan gangguan fungsi ginjal.

Legen yang baru dipanen dan belum diberi campuran tidak memiliki kandungan alkohol sehingga halal untuk dikonsumsi.

Legen tradisional dijual dalam bentuk botol, biasanya dikemas menggunakan botol bekas air mineral.

Namun kini ada juga legen yang dikemas dengan cara modern, dan telah diolah dan diberi zat tambahan sehingga bisa lebih tahan lama.

Tuak merupakan minuman tradisional beralkohol yang berasal dari hasil fermentasi cairan legen.

Jika diamati secara kasat mata, memang warna dari cairan tuak tidak jauh berbeda dari minuman legen yaitu berwarna keputihan.

Tuak disebut haram karena memiliki kandungan alkohol, bahkan memiliki sifat memabukkan jika diminum berlebihan.

Adapun cara membuat tuak dari legen yaitu melalui proses fermentasi yang bisa dilakukan secara alami dengan cara didiamkan maupun dengan cara menambahkan babakan (kulit pohon juwet).

Proses fermentasi alami biasanya terjadi apabila legen disimpan terlalu lama, ditandai dengan munculnya gas ketika botol dibuka dan rasa yang lebih masam dan sedikit pahit.

Minuman tuak khas Tuban biasanya disajikan dalam gelas-gelas dari bubungan bambu.

Hal ini karena apabila tuak yang disimpan dalam botol plastik akan rentan meledak karena adanya gas dari hasil fermentasi.

Perbedaan Tuak dan Legen

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa legen merupakan hasil deresan murni, sementara tuak merupakan hasil dari proses fermentasinya.

Ada pula proses babakan (kulit pohon juwet) pada proses pemanenan sehingga legen yang dipanen bisa langsung terfermentasi menjadi tuak.

Legen tidak mengandung alkohol dengan rasa manis sedikit asam, sementara tuak memiliki rasa manis, asam dan sedikit pahit karena telah mengandung alkohol.

Adapun dari segi warna dan teksturnya tidak bisa dibedakan secara kasat mata karena hampir serupa.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id 
madura.tribunnews.com 
surabaya.tribunnews.com 
tribunnews.com 
sains.kompas.com 

https://regional.kompas.com/read/2022/03/08/194524478/ini-perbedaan-tuak-dan-legen-dari-warna-rasa-hingga-proses-pembuatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke