Salin Artikel

Likupang, Surga Tersembunyi di Sulawesi Utara

Daerah yang berada di Minahasa Utara ini punya segudang potensi pariwisata, yakni keindahan alam, flora dan fauna endemik, serta kekayaan budaya.

Tak hanya itu, Likupang yang menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) yang ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, juga terintegrasi dengan beberapa pulau di kawasan tersebut.

Di antaranya, Pulau Bangka, Lihaga, Gangga dan Talise. Pulau-pulau ini memiliki pesona bawah laut yang indah.

Surga yang tersembunyi Likupang dikupas dalam kegiatan International Conference di Destinasi Super Prioritas Likupang dengan tema "Likupang-North Sulawesi, Discover The Hidden Paradise".

Kegiatan tersebut selenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam hal ini Deputi Bidang Produk Wisata dan harian Kompas, di Manado, Selasa (8/3/2022).

Kegiatan tersebut dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, lewat virtual. Kegiatan ini sebagai upaya mempromosikan Destinasi Super Prioritas.

Sesi pertama membicarakan topik “Eksplorasi Daya Tarik Keindahan Alam Tanah Impian Likupang”.

Pada sesi pertama, narasumber yang dihadirkan antara lain pengamat pariwisata bahari Christian Fenie, Profesor Kepariwisataan Politeknik Negeri Manado Prof Bet El Silisna Lagarense, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara Henry Richard Willard Kaitjily, dan wartawan ekspedisi Wallacea Kompas, Aris Prasetyo.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut Henry Richard Willard Kaitjily mengatakan, Likupang salah satu surga tersembunyi di Sulut.

"Likupang, kita ada Pulisan Bay seperti Pulisan Beach, Pulisan Hills, dan Pulisan Savana. Ini daerah-daerah yang akan dibangun sebagai bagian Destinasi Wisata Prioritas," katanya saat membawakan materi.

Lanjut dia, Likupang juga memiliki keindahan bawah laut dan terhubung dengan beberapa pulau di sekitarnya.

"Likupang yang akan dibangun ada tiga area, dan akan terhubung dengan Wallace area. Wallace area resort kita bangunan terhubung dengan area hutan lindung di dalamnya ada andemik lokal, ada Tarsius, Monyet Pantat Merah yang dilidungi dan berbagai andemik di Lukapang sendiri," katanya.

Selain itu, Kaitjily menambahkan, pembangunan Likupang juga fokus menjaga alam.

"Dengan alam kita (wisatawan) bisa menikmati pariwisata berbeda dengan tempat lainnya. Di sini (Likupang) kita punya alam menyatu dengan ekowisata laut, pegunungan dan daratan, juga terhubung dengan kawasan lainnya di Sulawesi Utara," tambahnya.

Pemerintah juga menghubungkan Likupang dengan kawasan di sekitarnya, di antaranya Bunaken di Manado, Batu Angus yang ada di Bitung, Waruga di Minahasa Utara, Benteng Moraya di Minahasa, dan Danau Linow di Tomohon.

"Keindahan Bunaken punya atraksi yang sudah dikenal. Jadi, Bunaken tidak hanya dunia bawah lawut yang ditonjolkan, tapi dikembangkan juga kulinernya," sebutnya.

Kemudian, Batu Angus di Bitung yang terhubung dengan hutan lindung seperti cagar alam Tangkoko.

Lalu, Waruga atau kuburan kuno yang ada di Minahasa Utara. Ada sekitar 2.000-an waruga di Sulut dan paling banyak di Sawangan, Minahasa Utara di antaranya.

Sedangkan Benteng Moraya, Minahasa, terhubung dengan Danau Tondano dan terintegrasi dengan Likupang.

"Di lokasi itu, jogging track sudah dibangun, dan benda-benda purba kala ditempatkan di sana," paparnya.

Sementara Danau Linow, Tomohon punya kekhususannya sendiri.

"Keindahan alam saat siang hingga malam hari sangat mempesona. Juga dekat dengan Tondano," tutur Kaitjily.

Dia megatakan, untuk mendukung Likupang sebagai DSP tidak hanya darat saja, tapi juga kepulauan.

"Kita tambahkan Pulau Bangka, Lihaga, Gangga dan Talise, oleh pemerintah pusat (pulau-pulau ini) untuk mendukung Likupang. Spot diving di bangka dan sekitarnya sangat atraktif bagi para divers," ungkapnya.

Dikatakannya, untuk menunjang Likupang, semua potensi destinasi wisata di Sulut terhubung.

"Seperti destinasi di wilayah Bolaang Mongondow dan daerah kepulauan Sangihe dan Talaud. Ini semua the hidden paradise, kita jaga dan upayakan supaya jangan ada daerah merasa mereka tertinggalkan. Semua potensi yang ada di Sulawesi Utara terhubung terintegariskan. Tdak ada daerah yang ditinggalkan," tegasnya.

Pengembangan pariwisata

Usai ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, pengembangan DPSP Likupang pun digenjot, meskipun teradang pandemi Covid-19.

Proyek infrastruktur strategis di Sulut terus dibangun, seperti pembangunan jalan, jembatan, area-area pendukung wisata, hingga pembangunan homestay disinergikan untuk mempercantik Likupang.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut juga membuka berbagai penerbangan, sebelum pandemi ada sembilan penerbangan langsung ke Sulut daerah yang disebut 'Bumi Nyiur Melambai'.

Selain itu, pembangunan hotel terus ditambah. Tahun ini ada dua hotel yang akan diresmikan.

"Di masa pandemi investor tetap berinvestasi di Sulawesi Utara. Selain infrastruktur, kita juga meningkatkan sumber daya alam (SDM)," katanya.

Dari aspek wisata budaya, misalnya, strategi untuk memperkuat wisata di Sulut, antara lain mengusung konsep living culture dan storynomics.

Hal ini diwujudkan dengan mengemas cerita sejarah serta melibatkan wisatawan untuk berbaur dengan masyarakat setempat.

Selain itu, optimalisasi event pertunjukan juga gencar dilakukan. Pasalnya, Sulut memiliki sejumlah festival tahunan menarik, seperti Festival Manado Fiesta, Tomohon International Festival Flower, dan Festival Pesona Bunaken.

Jaga laut dan lingkungan

Sementara itu, pengamat pariwisata bahari Christian Fenie mengatakan, wilayah laut Sulawesi masuk Wallace ligne dan Weber ligne adalah daerah yang terkaya di dunia tentang jenis ikan karang.

"Terkaya karena lautnya dalam dan terumbu karang tidak pernah mati," katanya.

Secara umum, Indonesia adalah negara yang memiliki coral reef yang paling luas di dunia 51.021 kilometer persegi atau 18 persen.

"Untuk itu perlu menjaga laut segera, kalau tidak semua kekayaanya akan lenyam selama-lamanya," ujarnya.

Untuk menjaga agar wisatawan bisa nyaman berwisata khususnya di Likupang, menurut Christian, paling utama menjaga kebersihan lingkungan.

"Jangan ada sampah. Mengelola sampah harus serius di semua daerah dengan bekerjasama," katanya.

Perlu dukungan semua pihak, pemerintah desa, kelurahan, tokoh agama maupun tokoh adat. Sosialiasi dari efek negatif sampah harus gencar disosialisasikan.

Pendidikan lingkungan hidup dan kebersihan harus jadi program khusus semua sekolah dengan kurikulum bioekosistem dan lingkungan mulai dari tingkat taman kanak-kanak dengan mempraktekkannya di lapangan.

"Jadi harus revolusi mental, menggerakan masyarakat secara luas membiasakan budaya bersih. Supaya laut tidak jadi tempat pembuangan akhir (TPA)," paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/08/193720878/likupang-surga-tersembunyi-di-sulawesi-utara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke