Salin Artikel

Harga Gas Nonsubsidi Naik, Ganjar: Hati-hati Potensi Migrasi Elpiji

Sebab, ada kekhawatiran terkait potensi migrasi atau konversi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi atau gas 3 kilogram.

Hal ini menyusul adanya kenaikan harga gas nonsubsidi yang ditetapkan oleh Pertamina.

Selain itu, invasi Rusia ke Ukraina disebut berpengaruh pada relasi bangsa dan negara, bagaimana respons negara di Eropa Barat dan Amerika serta negara-negara yang bergabung dalam NATO.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri acara pelantikan BPD HIPMI Jawa Tengah secara daring, Jumat (4/3/2022).

"Ketika blok China mulai ikut serta ke kubunya Rusia. Saya melihat, kita musti siap-siap terkait harga migas. Ternyata benar, tidak lama setelah itu Pertamina menaikkan harga gas nonsubsidi," kata Ganjar dalam keterangan tertulis.

Ganjar menjelaskan, kenaikan harga gas nonsubsidi itu menimbulkan kekhawatiran terkait distribusi gas subsidi atau gas 3 kg.

Untuk itu, kepada instansi terkait diminta mewaspadai terhadap potensi migrasi atau konversi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi.

"Langsung saya kontak Dinas ESDM (Provinsi Jawa Tengah), saya minta untuk komunikasi dengan Pertamina. Hati-hati konversi ke dalam gas 3 kg akan terjadi. Mereka yang kesulitan mencari gas nonsubsidi akan mencari ke gas 3 kg karena membeli gas 3 kg itu begitu mudah, tidak ada restriksi yang ketat," ungkap Ganjar.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto, mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Pertamina sejak pengumuman kenaikan harga gas nonsubsidi.

Adapun dua poin penting dari instruksi tersebut antara lain memastikan pasokan tetap terjaga dan memantau potensi terjadi migrasi dari nonsubsidi ke elpiji 3 kg.

Ia menyebut indikasi terjadi migrasi bisa dibaca kalau permintaan elpiji 3 kg naik, sedangkan penjualan 12 kg turun.

"Ini kami pantau bersama Pertamina dan Hiwana Migas serta 12 kantor cabang dinas. Kita formalisasi juga penugasan kepada Pertamina dan Hiswana Migas itu dengan surat dari dinas," katanya.

Menurutnya, hingga hari kelima pasca-kenaikan harga pada 27 Februari 2022, belum ada indikasi migrasi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi.

Permintaan masyarakat disebut masih wajar dan stok juga masih aman, baik gas nonsubsidi maupun gas subsidi.

"Kita menjaga agar tidak terjadi migrasi. Kalau terjadi migrasi maka pada batas pantauan kita untuk meluruskan distribusinya. Harapan kita dapat tepat sasaran. Kawan pengusaha juga saya harapkan, termasuk rumah tangga, tidak tergantung elpiji. Ada yang kita sarankan ke kompor listrik atau kompor induksi karena lebih hemat dibandingkan elpiji 3 kg. Kita coba hemat energi. Masyarakat harus menggunakan energi seperlunya," jelasnya.

Selain memantau distribusi elpiji, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah bersama Pertamina juga memantau pasokan BBM di Jawa Tengah.

Hal itu sebagai tindak lanjut dari kenaikan harga BBM nonsubsidi, seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, per 3 Maret 2022

"Kemarin juga ada kenaikan BBM. Kita juga pantau terus terkait kebijakan kenaikan BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Untuk Pertalite, Pertamax, dan Solar tidak naik. Stok untuk semua jenis BBM tersedia aman di atas tiga hari di semua wilayah Jateng. Jadi masyarakat tidak usah panik," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/05/061000178/harga-gas-nonsubsidi-naik-ganjar-hati-hati-potensi-migrasi-elpiji

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke