Salin Artikel

Hujan Abu Guyur Pemukiman Warga di Lereng Semeru

Hasyim, salah satu warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, mengaku, sudah merasakan hujan abu sejak tiga hari yang lalu.

"Sejak Sabtu kemarin hujan abu sudah terasa lumayan deras di Curah Kobokan dan tempat saya mengungsi di Kloposawit," kata Hasyim, di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Senin (28/2/2022).

Meskipun intensitasnya ringan hingga sedang, dengan terjadinya hujan abu ini sempat membuat warga resah dan cemas.

Terlebih, dalam beberapa hari terakhir, warga sering mendengar suara gemuruh dari Semeru.

“Sebenarnya kami sudah terbiasa dengan kondisi semeru, namun trauma belum hilang sejak Gunung Semeru mengalami erupsi. Apalagi, saat ini, gunung semeru sering tertutup kabut dan mendung tebal, sehingga warga juga kesulitan melihat kondisi semeru secara jelas,” kata Hasyim.

Hasyim menerangkan bahwa hujan abu yang terjadi dalam beberapa hari ini memang belum menganggu aktivitas warga.

Sebab, kebanyakan warga sudah ada di pengungsian.

“Semoga tidak terjadi apa-apa, Semeru segera pulih dan normal kondisinya, kami ingin hidup tenang,” pungkas Hasyim.

Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, tercatat dalam periode pengamatan selama enam jam terakhir pada hari senin pukul 00.00–06.00 WIB, secara visual Gunung Semeru terlihat jelas.

Namun, asap kawah tidak teramati. Di samping itu, juga teramati terjadi 1 kali letusan dengan tinggi asap berwarna putih kelabu, kurang lebih 500 meter dari puncak kawah yang condong ke arah utara.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/28/154721578/hujan-abu-guyur-pemukiman-warga-di-lereng-semeru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke