Salin Artikel

Taman Nasional Gunung Tambora: Sejarah, Flora dan Fauna, hingga Potensi Wisata

Lokasi Taman Nasional Gunung Tambora berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Secara administratif, lokasnya mencakup dua kabupaten di provinsi tersebut, yaitu Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima.

Nama taman nasional ini diambil dari nama Gunung Tambora, tempat kawasan ini berada.

Sejarah Taman Nasional Gunung Tambora

Kawasan ini dahulu merupakan kawsan hutan tutupan yang ditetapkan pada 5 Juni 1937.

Pada tahun 1985, kawasan hutan Gunung Tambora ditetapkan seluas 134.247 hektare. Namun proses penetapan batas ini masih berlanjut.

Pada tahun 1999, luas kawasan ini ditetapkan berdasarkan fungsinya, yaitu cagar alam 23,8 hektare, suaka margasatwa 21,6 hektare, dan taman buru 26,1 hektare.

Ketiga fungsi yang ada di kawasan hutan ini kemudian digabung dengan status taman nasional pada 7 April 2015.

Sehingga, Taman Nasional Gunung Tambora termasuk taman nasional baru yang diresmikan pada tahun 2015.

Selain mentapkan status sebagai taman nasional, pemerintah juga menetapkan luas wilayahnya yaitu 71.645,74 hektare.

Flora dan Fauna

Sebagai taman nasional, kawasan ini memiliki potensi flora dan fauna yang beragam dan langka.

Flora di kawasan ini dibagi berdasarkan tipe vegetasinya.

Pertama hutan musim dengan tumbuhan wlikukun, kelanggo, pulai, jambu hutan, binuang, bayur, hingga linggua.

Kemudian tipe hutan sekunder yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (Mdpl) didominias jenis semak dan perdu.

Pada ketinggian 900 Mdpl, ada tipe savana yang ditumbuhi Cemara Gunung dan Edelweis.

Lalu di ketinggian 1.200 Mdpl juga bertipe savana yang ditumbuhi rumput alang-alang, rumput gelagah, lantara, kirinyuh, dan sebagainya.

Lalu Ayam Hutan Hijau, Srigunting, Bentet Kelabu, Isap Madu Australia, hingga Elang Bondol.

Kemudian mamalia di kawasan ini antara lain Rusa Timor, Kera abu-abu, dan Babi hutan. Adapula jenis reptil, seperti biawak dan ular piton.

Potensi Wisata

Wisata di Taman Nasional Gunung Tambora yang paling menarik adalah jelajah alam dan pendakian.

Pendakian biasanya bertujuan untuk mencapai Kaldera Gunung Tambora, sebagai bukti letusan gunung ini pada 1815 silam.

Ada tiga jalur pendakian Gunung Tambora, yaitu Jalur Piong, Jalur Kawindato’i, dan Jalur Doro Ncanga.

Untuk mencapai puncak Gunung Tambora melalui Piong dan Kawindato’i itu diperlukan waktu temepuh hingga 3 hari 2 malam dengan berjalan kaki.

Sedangkan Jalur Ndoro Ncanga bisa ditempuh dengan kendaraan off road hingga pos 3.
Dari pos 3 ini hanya diperlukan waktu 2 jam untuk sampai ke puncak dengan berjalan kaki.

Sumber:
Bksdantb.org
Menlhk.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/02/27/185054278/taman-nasional-gunung-tambora-sejarah-flora-dan-fauna-hingga-potensi-wisata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke