Salin Artikel

Mari Bantu Guru Petuk, Guru di Pedalaman NTT yang Jual Kayu Api untuk Kebutuhan Keluarga

KOMPAS.com - Petrus Piatu Nalele (32) sempat berhenti menjadi guru. Namun, keinginan ayahnya untuk tetap mengajar membuat pria yang akrab disapa Guru Petuk itu kembali menjadi guru.

Petrus sempat berhenti menjadi guru karena gaji guru di pedalaman Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak cukup untuk biaya hidup keluarga.

"Saya pernah berhenti mengajar. Tapi ayah saya minta saya untuk terus mengajar, apapun kendala yang dihadapi. Saya pernah berpikir bahwa menjadi guru bagi saya adalah pekerjaan sampingan karena upah dari profesi guru tidak cukup memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tiap hari," kata Petrus kepada Kompas.com di rumahnya di Kampung Dampek, akhir Desember 2021 lalu.

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Petrus Piatu Nalele sebagai guru di pedalaman NTT.

Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini

Tidak hanya itu, sebagai guru di pedalaman, banyak kendala yang harus dihadapi Petrus. Seperti jarak tempuh ke sekolah yang jauh dan gaji yang kerap telat dibayar.

"Saya pernah frustasi dengan pekerjaan sebagai guru karena gajinya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Upahnya juga terima tiga sampai empat bulan sekali. Sementara saya memenuhi kebutuhan harian di rumah bersama keluarga," katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Petrus harus kerja serabutan. Setiap pagi, Guru Petuk, begitu dia akrab disapa, berangkat mengajar dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer.

Setelah selesai mengajar, Guru Petuk berganti pakaian, dia berganti memakai celana pendek. Setelah itu berangkat mencari kayu api sejauh 7 kilometer untuk tambahan pendapatan.

Tidak hanya itu, Guru Petuk juga menerima tawaran jasa memanjat pohon kelapa. Per buah kelapa yang dipetik, dihargai Rp 300. Dalam sehari, dia bisa petik 100 buah kelapa. Kadang juga dia menerima jasa memetik buah asam jika ada permintaan.

Petrus juga pernah menjual ikan dengan meminjam motor orang untuk menopang kebutuhan keluarganya.


Saat ini, Guru Petuk fokus menjual kayu api sebagai tambahan penghasilan. Setiap satu ikat kayu api, dijual dengan harga Rp 5.000.

"Saya sendiri bisa dapat delapan ikat dengan dijual Rp 5.000. Jadi sehari penghasilan Rp 40.000. Saat ini stok kayunya 40 ikat. Kalau terjual habis bisa dapat Rp 200.000. Kadang-kadang tidak ada orang yang beli," katanya.

"Kadang-kadang penghasilan tidak tetap dari jual kayu Rp 500.000 per bulan. Ini semua untuk membiayai hidup keluarga dengan tanggungan istri dan dua orang anak serta mama-mama," ungkapnya.

Sementara itu, Petrus menjadi guru setelah tamat dari STKIP Santo Paulus Ruteng, sekarang UNIKA Santo Paulus Ruteng. Dia pertama kali mengajar di SMPN Satu Atap (Satap) Bawe, Dampek pada tahun 2013 dengan gaji sebesar Rp 700.000.

Petrus kemudian pindah mengajar ke SDI Wae Ciu, Dampek dengan upah Rp 400.000 ditambah tunjangan dana Bosda.

Kemudian, dia pindah mengajar ke Lembaga Pendidikan Tambahan Ruangan Kelas (TRK) Larok Mbijar, Desa Satar Kampas, Kecamatan Lambaleda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia mengajar di lembaga pendidikan itu sampai sekarang.

Di sekolah itu, Guru Petuk digaji sebesar Rp 700.000. Rinciannya, gaji honorer Rp 200.000 dan upah tambahan penghasilan atau Tamsil Rp 500.000.

Guru Petuk mengaku sedang butuh buku cerita karena bahan bacaan di sekolah yang didirikan pada 2005 itu sangat terbatas. Hal itu untuk menambah minat baca dan tulis 53 siswa didiknya.

"Impian saya, kalau ada buku cerita untuk bimbing anak dari rumah ke rumah supaya tak tertinggal dalam baca tulis. Saya pernah melatih anak-anak dengan buku cerita seadanya saja. Saya lihat minat membaca dan menulis dari siswa dan siswi di TRK ini sangat tinggi. Barangkali ada yang memiliki stok buku cerita untuk didistribusikan di sekolah," harapnya.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Kontributor Manggarai, Markus Makur | Editor: Andi Hartik)

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Petrus Piatu Nalele sebagai guru di pedalaman NTT.

Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini

https://regional.kompas.com/read/2022/02/25/063000978/mari-bantu-guru-petuk-guru-di-pedalaman-ntt-yang-jual-kayu-api-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke