Salin Artikel

Murid TK di Sekolah Laut Sakila Kerti Tegal Cukup Bayar dengan Sampah Setiap Jumat

Siswa Taman Kanak-kanak (TK) di sekolah itu cukup membawa sampah seadanya setiap Jumat.

Hal tersebut disambut antusiasme masyarakat sekitar yang mayoritas nelayan dan pedagang kecil.

Salah satu orangtua siswa, Dini (35), sejak anaknya bersekolah pada September 2021, tak pernah ditarik biaya alias gratis. Termasuk tidak ada uang pendaftaran maupun bulanan.

"Sekolah gratis, hanya setiap Jumat bawa sampah seadanya, kalau tidak ya tidak apa-apa, tidak harus. Tanpa biaya apapun," kata Dini ditemui Kompas.com, saat menunggu anaknya belajar di Sekolah Laut Sakila Kerti, Jumat (18/2/202).

Orangtua dari Yunda Maudy Atabina (4) mengaku sangat terbantu dengan keberadaan sekolah gratis.

Apalagi penghasilannya sebagai pedagang kecil tak menentu di tengah pandemi Covid-19.

Menurut warga Jalan Bali, Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, sekolah gratis di lingkungannya baru ada kali ini.

"Sekolah gratis baru di sini. Sangat membantu seperti saya pedagang kecil kurang mampu," kata Dini.

Dini berujar, meski gratis, kualitas pendidikan di Sekolah Laut cukup baik. Selain itu, tenaga pendidiknya juga dikenal ramah dan mudah dekat dengan anak-anak.

"Kualitas pendidikannya menurut saya akreditasi A, tak kalah sama sekolah umum yang bayar. Apalagi di sini guru gurunya juga perhatian banget, baik sama sama anak anak," sebut Dini.


Senada disampaikan Dewi, orangtua siswa Meyzana Ayuningtyas (5). Warga Jalan Sangir, Mintaragen ini menyebut keberadaan sekolah gratis sangat membantu warga sekitar.

"Utamanya warga pesisir yang secara ekonomi memang kurang mampu. Ini sangat membantu kami semua," kata Dewi.

Baik Dini maupun Dewi, berharap sekolah gratis tersebut terus ada. Setidaknya sangat bermanfaat bagi warga sekitar di tengah biaya pendidikan umum yang kian mahal.

Sementara Pengelola Sekolah Laut PAI Sakila Kerti, Dr. Yusqon mengatakan, sekolah gratis tersebut beroperasi sejak Juli 2021 dan kini memiliki lebih dari 100 siswa TK.

Keberadaan sekolah tersebut diharapkan dapat meringankan beban ekonomi warga kurang mampu untuk mewujudkan merdeka belajar bagi setiap orang.

"Tak hanya melayani pendidikan gratis untuk TK, namun juga ada kejar paket. Sekolah di sini merupakan pengembangan dari Sekolah Terminal yang juga gratis yang sudah ada sejak 2011," kata Yusqon.

Yusqon mengatakan, terkait pembayaran dengan sampah, merupakan bukan suatu keharusan. Cukup bagi yang memang di rumahnya memiliki sampah rumah tangga yang bisa dipilah.

Sampah yang memiliki nilai ekonomis, selanjutnya dibeli Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tegal.

Uang hasil penjualan sebagai kas operasional seperti membayar kebutuhan air bersih yang digunakan para siswa.

"Uangnya untuk operasional misal beli kebutuhan air, yang intinya kembali lagi ke anak. Sedangkan untuk tenaga pendidikan relawan dapat uang saku. Termasuk ada honor dari pengelola lembaga ," pungkas Yusqon.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/18/120142378/murid-tk-di-sekolah-laut-sakila-kerti-tegal-cukup-bayar-dengan-sampah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke