Salin Artikel

Puting Beliung Terjang Kendal, Supartinah: Jantung Saya Masih Berdegup Kencang

Dengan mata nanar, ibu 1 anak itu hanya bisa melihat atap rumahnya yang dibongkar oleh relawan bencana alam dan warga sekitar. Supartinah mengaku, hingga kini jantungnya masih berdegup kencang.

“Kalau lihat rumah, saya ingat kejadian kemarin. Jantung saya berdegup kencang,” kata Supartinah.

Supartinah, adalah salah satu korban bencana angin puting beliung yang melanda desanya, Rabu (16/02/2022) sore kemarin.

Atap rumahnya ambrol, setelah tertimpa pohon durian yang roboh karena angin kencang. Beruntung, ia bersama ayahnya, Djasmani, dan anaknya, selamat dan tidak luka sedikitpun.

Menurut cerita Supartinah, angin puting beliung menerjang desanya Rabu sore, sekitar pukul 15.30 wib. Waktu itu hujan turun tidak begitu deras.

Tiba-tiba, suara angin kencang seperti berada di atas rumahnya. Supartinah, mengaku sangat takut, dan jantungnya berdegup keras. Lalu dirinya melihat di luar rumah, seperti ada kabut putih.

“Anginnya kencang, lalu saya, bapak, dan anak keluar dari rumah, pindah ke kediaman nenek,” ujar Supartinah.

Setelah angin reda, istri Andi itu, kemudian pulang ke rumahnya. Tapi ia terkejut, karena rumahnya berantakan, atapnya ambrol ketiban pohon durian. “Suami saya, Andi, sedang bekerja di luar kota,” tambahnya.

Sama dengan Supartinah. Rumah milik Supamin(41), yang berada di sisi kanan rumahnya Supartinah, juga atapnya ambruk tertimpa pohon durian.

Menurut cerita Darwati (istri Supamin), saat kejadian dirinya sedang bekerja di pabrik. Di rumah hanya ada suaminya, Supamin.

“Suami saya luka di lengannya, dan harus dijahit sampai 15 jahitan,” ujar Darwati.

Darwati mengaku kalau luka suaminya disebabkan karena terkena pecahan asbes. “Alhamdulillah. Sekarang suami saya sudah sehat, dan kini lagi melihat kebun,” aku Darwati.

Sementara itu, kepala desa Ngabean Boja, Anom Tri S mengatakan, puting beliung menerjang 6 dusun yang ada di desanya. Puting beliung, menyebabkan 26 rumah rusak. Dua di antaranya rusak parah, karena tertimpa pohon durian yang roboh.

“Enam dusun itu, diantaranya dusun Ngabran, Kalokatok, Bulu, Kliwonan, dan Ngluearan,” jelas Anom.

Anom, menambahkan saat ini tim relawan bencana, BPBD, dan masyarakat, sedang gotong royong, membersihkan puing-puing rumah yang roboh, dan pohon yang tumbang.

Terkait dengan bencana puting beliung, kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Sigit Sulistyo, menjelaskan 26 rumah yang rusak akibat angin puting beliung, terdiri dari 2 unit rusak Berat , 9 unit rusak sedang , dan sisanya rusak Ringan.

“Selain rumah, ada fasilitas umum yang juga rusak, seperti masjid 2 unit rusak ringan, 2 unit gapura perumahan , pagar makam, dan tempat usaha,” kata Sigit.

Sigit, menambahkan selain desa Ngabean, ada 2 desa lagi di kecamatan Boja, yang juga terkena bencana angin puting beliung. Dua desa itu, Desa Karangmanggis, dan Campurejo. Namun di dua desa itu, hanya ada pohon tumbang.

“Tidak ada korban jiwa. Hanya ada 1 warga yang luka berat, dan sekaranh dirawat di rumah sakit,” ujar Sigit.

Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, yang datang ke lokasi bencana untuk memberi bantuan, meminta kepada masyarakat agar waspada dan hati-hati.

Dico, juga meminta kepada warganya, agar memapras atau menebang pohon-pohon besar yang ada disekitar rumah. Sebab jika roboh keterjang angin kencang, bisa fatal jika mengenai rumah.

“Jangan lupa kita terus berdoa, agar tidak ada lagi bencana,” pungkas Dico.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/17/143200678/puting-beliung-terjang-kendal-supartinah-jantung-saya-masih-berdegup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke