Salin Artikel

Cerita dari Sirkuit Mandalika, Berburu Swafoto dengan Idola hingga Menonton dari Kuburan

Ada banyak cerita unik dari pagelaran tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah. Apalagi, Sirkuit Mandalika baru pertama kali menjadi tuan rumah balapan internasional bergengsi tersebut.

Euforia MotoGP Mandalika mulai terasa ketika para pebalap yang hendak menjajal sirkuit untuk tes pramusim membagikan aktivitas mereka di media sosial.

Kegiatan yang dibagikan para pebalap juga unik, mulai dari menghabiskan waktu di hotel, bermain di pantai, dan bersepeda keliling kawasan Mandalika.

Tak hanya para pebalap MotoGP, masyarakat di kawasan Mandalika juga ikut meramaikan pagelaran MotoGP. Beberapa warga yang bertemu dengan para pebalap, baik secara sengaja atau tidak, juga mengunggah foto di media sosial.

Berburu swafoto

Seperti yang dilakukan Slamet Supriyatna (19) dan Khairi (36). Mereka sengaja mencari momen yang tepat untuk bermain di kawasan pantai agar bisa bertemu para pebalap MotoGP.

Seperti yang dilakukan Slamet, warga Kelurahan Gerung Selatan, Lombok Barat. Ia tak pernah menyangka bisa bertemu pebalap MotoGP idolanya, Marc Marquez.

Slamet mengaku sengaja berkunjung ke Pantai Seger di Mandalika untuk bisa bertemu dengan pebalap MotoGP yang sedang bersantai sebelum menjajal Sirkuit Mandalika saat tes pramusim.

"Memang sengaja ingin ke pantai, berharap untung-untungan ketemu pebalap di tengah jalan," kata Slamet melalui sambungan telepon, Kamis (10/2/2022).

Slamet bertemu Marc Marquez pada Selasa (8/2/2022). Saat keluar dari rumah, ia berencana bermain di Bukit Marese. Namun, di tengah perjalanan, ia berubah pikiran.

Slamet memutar kendaraannya menuju Pantai Seger. Di sana, ia melihat Marc Marquez sedang duduk di dekat monumen patung Putri Mandalika.

Remaja itu mengaku grogi saat melihat idolanya. Sementara Marc Marquez duduk santai sambil meminum kelapa muda.

"Saya grogi, takut ganggu mereka (Marquez) sekitar jarak 10 meter itu saya bilang take picture, tapi saya dijawab dengan samar-samar mungkin dia bilang come on," kata Slamet.

"Saya mendekat lagi, memperjelas apakah saya diperbolehkan sama dia, dan jawabannya dia mau, come on hurry up, dia bilang," ungkap Slamet.

Slamet girang bukan main. Ia tak pernah membayangkan bisa berswafoto bersama dengan idola yang selama ini dilihat dari layar kaca.

"Saya tidak menyangka bisa bertemu dengannya, lihat jarak jauh aja udah syukur, dan kemarin bisa langsung foto kayak dalam mimpi," ungkap Slamet.

Khairi yang tinggal di Batujai, Lombok Tengah, juga bertemu Marquez di Pantai Seger. Saat itu, Khairi datang bersama ana-anaknya.

Ia memang sengaja membawa anak-anaknya berwisata ke Pantai Seger dengan harapan bisa bertemu pebalap MotoGP.

"Dan benar waktu itu pas di Seger ketemu sama Marquez," kata Khairi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (10/2/2022)

Khairi mengaku mengetahui keberadaan Marquez dari seorang penjual suvenir pakaian khas Lombok. Ia lalu menunggu Marquez di dekat jembatan dan meminta izin untuk berfoto.

Puluhan warga terlihat duduk di batu nisan. Dari tempat mereka, warga bisa melihat jelas pebalap melaju di tikungan 15 dan tikungan 16.

Salah satu warga, Ishaq Wardi mengaku, sengaja datang ke kuburan itu untuk menyaksikan aksi para pebalap MotoGP.

"Karena tidak dikasih masuk, kita nonton aja di sini gratis juga kan," kata Ishaq Wardi saat ditemui Kompas.com, Jumat (11/2/2022).

Ishaq kecewa karena tidak bisa menonton dari dalam sirkuit. Apalagi, ia datang dari Praya untuk melihat aksi para pebalap.

"Kecewa tidak dikasih masuk, padahal ini bisa dibilang tanah kelahiran, kasihlah kita gratis," kata Ishaq.

"Kebetulan saja saya sedang kerja di bawah, karena tidak ada material yang kita kerjakan tadi di proyek, jadi kesempatan untuk nonton walaupun di kuburan," kata Fathurahman.

Namun, Fathurahman berharap bsa mendapatkan tiket gratis saat pagelaran MotoGP pada Maret. Setidaknya, pengelola bisa menyediakan tiket murah seperti gelaran World Superbike 2021.

"Harapannya sih bisa dapat tiket gratis seperti saat WSBK kemarin. Kalaupun tidak gratis, kasih harga yang murah, sekitar Rp 100.000," kata Fathurahman.

(Sumber: KOMPAS.com - Penulis: Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor: Andi Hartik, Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2022/02/13/061300678/cerita-dari-sirkuit-mandalika-berburu-swafoto-dengan-idola-hingga-menonton

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke