Salin Artikel

Puan Kesal soal Gubernur yang Tak Bangga Saat Dirinya Turun ke Daerah: Saya Jadi Bingung

KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Puan Maharani heran ada kepala daerah yang tidak bangga saat dirinya berkunjung ke daerah.

Ungkapan itu disampaikan Puan saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDI-P di Provinsi Sulut, di Luwansa Hotel, Manado, Rabu (9/2/2022).

"Ke daerah ketemu kepala daerah, kepala daerahnya tidak bangga ya kepada saya, kayak males-malesan," kata Puan.

"Bikin kesel kan," tambah Puan, di hadapan kader PDI-P Sulut, baik eksekutif, legislatif, dan pengurus struktur partai.

Spontan para kader mengatakan, "diganti". Mendengar itu, Puan merespons dengan melempar senyum.

Saat datang ke Sulawesi Utara, Puan merasa disambut.

"Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya. Kenapa saya punya gubernur kok enggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," ujar Puan.

Puan bertanya-tanya kenapa bisa ada gubernur seperti itu. Padahal, kata Puan, ia merupakan Ketua DPR ke-23 sejak 1945.

"Kenapa gitu loh, ini kan jadi pertanyaan. Kok bisa gitu, saya ini Ketua DPR ke-23 dari tahun 45 setelah ada menjabat DPR-DPR, itu saya Ketua DPR ke-23," kata Puan.

"Baru pertama kali dari PDI Perjuangan (Ketua DPR), walaupun PDI Perjuangan udah pernah menang," tambah dia.

Puan menyebut, berada di kursi sebagai Ketua DPR merupakan perjuangan seluruh kader partai.

"Ini perjuangan kita sebagai keluarga besar PDI Perjuangan, satu nasional dalam pileg dan pilpres itu. Karena Undang-undang menyatakan partai pemenang pemilu lah yang boleh atau berhak mempunyai Ketua DPR RI," paparnya.

Untuk mendapatkan kursi Ketua DPR tidak mudah karena menguras energi luas biasa.

"Satu Indonesia loh. Artinya ini perjuangan kita semua bukan hanya saya sendirian," tutur dia.


Puan bingung tidak disambut

Putri Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri tersebut bingung ada gubernur bersikap seperti itu.

"Begitu saya datang enggak mau menyambut gitu loh. Saya jadi bingung. Kayak enggak semangat gitu. Padahal, harusnya jadi kebangaan loh, ada kebangaan, saya juga bangga kok datang sebagai Ketua DPR ke mana-mana," sebut Puan.

Dalam kesempatan itu, Puan mengingatkan kader pertainya menghindari ego atau ambisi terlalu besar.

Dia menganalogikan, kader harus mengetahui ukuran baju masing-masing.

"Kita harus tahu ukuran baju kita. Kalau ukurannya S ya S, kalau ukuranya M ya M, kalau Large ya Large. Nggak boleh juga terlalu ketat dan juga longgar. Supaya apa? Supaya tahu diri. Jangan sampai teman makan teman," ungkap dia.

"Saya kadang-kadang suka nyelesin gitu, kalau apa kita udah mati-matian kerja berjuang untuk dia, tiba-tiba begitu. Jadi dia lupa sama kita," kata Puan Maharani.

Dalam rapat koordinasi itu, Puan mengaku bangga dengan apa yang dicapai PDI-P Sulut.

Dia pun memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Sulut Olly Dondokambey, yang mampu membawa PDI-P menguasai Sulut.

"Makanya saya bilang kemajuan saat ini di kepemimpinanya Pak Olly. Saya lihat gitu, di mana kita dari merangkak sampai akhirnya bisa seperti ini," kata Puan.

Puan menyebut, di Sulawesi ini akhir-akhir ini jadi warna merah. Dirinya yakin PDI-P bisa berkuasa saat ini karena soliditas partai.

Sulut menjadi salah satu contoh yang bisa ditampilkan ke daerah lain bagaimana kepemimpinan eksekutif, legislatif dan partai bisa berjalan bersamaan.

(KOMPAS.COM/SKIVO MARCELINO MANDEY | EDITOR: ARDI PRIYATNO UTOMO)

https://regional.kompas.com/read/2022/02/10/125640578/puan-kesal-soal-gubernur-yang-tak-bangga-saat-dirinya-turun-ke-daerah-saya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke