Salin Artikel

Ini 5 Tempat Wisata Alam Paling Kece di Jawa Barat, Ada Air Terjun hingga Pantai

BANDUNG, KOMPAS.com - Provinsi Jawa Barat memang terkenal dengan keindahan alamnya. Tak heran sektor wisata menjadi lokomotif perekonomian Jawa Barat.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mencatat, ada lebih dari 400 spot destinasi wisata alam yang menakjubkan.

Dari mulai, gunung, air terjun, pantai, hingga perkebunan.

Di bawah ini adalah lima wisata alam di Jabar yang paling cocok untuk dikunjungi Anda dan keluarga.

Telaga Biru Cicerem terletak di Kabupaten Kuningan. Wisatawan bisa menikmati pemandangan danau jernih dengan ratusan ikan warna-warni di dalamnya.

Uniknya, wisata ini dikelola secara mandiri oleh Bumdes Desa Kaduela.

Talaga Biru Cicerem selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah tiap akhir pekan atau tanggal merah.

Dari Alun-alun Kuningan, Telaga Biru Cicerem yang berada di Kecamatan Pasawahan ini bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih satu jam via Jalan Madirancan.

Wisatawan dari Jakarta pun bisa mendatangi tempat ini via Jalan Tol Cikopo-Palimanan dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam 22 menit.

Setiba di Telaga Biru Cicerem, Anda akan disambut dengan nuansa sejuk dari rimbunnya pepohonan yang masih alami serta keindahan danau dengan air berwarna biru yang menjadi ciri khas dari tempat ini.

Kejernihan air yang ada di Telaga Biru Cicerem membuat ikan-ikan yang berenang di dalam danu terlihat dengan jelas. Oleh karena itu, banyak yang menyebut jika air di telaga ini sebening kaca.

Selain menikmati suasana di sekitar telaga dan gemasnya ikan-ikan di dalam telaga, wisawatan juga bisa berfoto di ayunan yang menjorok ke danau.

Ayunan itu terbuat dari kursi rotan yang menggantung di dahan pohon di atas danau.

Ayunan itu menjadi salah satu spot foto paling menarik di Talaga Biru Cicerem.

Di bawah ayunan, ratusan ikan berwarna-warni telah sudah berkumpul seakan ingin menyambut wisatawan yang berfoto di ayunan tersebut.

Untuk masuk ke dalam kawasan Telaga Biru Cicerem ini, wisatawan cukup membayar sekitar Rp 5.000.

Wisatawan pun harus menyiapkan kocek untuk setiap wahana yang disajikan, tapi tenang, harganya enggak bikin dompet menjerit kok.

Nah, lokasi ini lagi hits di kalangan anak motor. Sunrise Cukul Point menjadi primadona wisata yang baru di kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Di sini, jadi salah satu spot terbaik untuk menyaksikan terbitnya sang fajar di antara hamparan perkebunan teh yang hijau dan menyejukkan di kaki Gunung Wayang.

Tak heran, para anak motor sering sunday morning ride (sunmori) ke bukit Cukul untuk melihat hamparan kebun teh yang menyegarkan mata.

Bukit Sunrise Cukul Point ini cocok sekali dijadikan sebagai tempat untuk berburu berswafoto yang 'Instagenic'.

Bagi Anda yang hendak berwisata ke obyek wisata ini, jangan khawatir karena sudah dilengkapi spot foto khusus.

Selain terdapat beberapa tempat untuk berfoto. Tempat yang populer belakangan ini pun dilengkapi bangku, untuk tempat melepas lelah pengunjung.

Begitu juga dengan fasilitas pendukungnya seperti toilet hanya berupa gubuk bambu dan jalan menuju lokasi yang masih berbatu.

Walau bertajuk Sunrise Point Cukul, wisatawan bisa juga berkemah loh di sini.

Di sini juga terdapat Villa Merah yang menarik dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik dengan kisah misteri.

Dari Kota Bandung, Bukit Cukul ini bisa ditempuh via Jalan Raya Pangalengan dengan durasi perjalanan kurang lebih 2 jam 34 menit.

Tak perlu khawatir perjalanan akan membosankan, sebab wisatawan akan disajikan dengan pemandangan khas Priangan yang menyejukkan begitu masuk ke kawasan Pangalengan.

Geopark Ciletuh punya curug cantik dan megah bernama Cikaso.

Air jernih yang mengalir dari tiga curug yang meluncur ke kolam hijau kebiru-biruan yang suasananya memberikan ketenangan.

Air terjun atau Curug Cikaso ini memiliki tinggi sekitar 80 meter dengan lebar sekitar 100 meter, aliran air yang mengalir di antara celah-celah bebatuan sungai menambah pesona tempat ini.

Curug Cikaso ini memiliki tiga jalur air terjun yang masing-masing mempunyai nama, yakni Curug Asepan, Curug Meong dan Curug Aki.

Ketiga tumpahan air tersebut ditampung sebuah kolam besar yang sangat asyik untuk berenang atau bermain air.

Curug Cikaso menawarkan keindahan air terjun jernih berwarna hijau kebiruan yang dikelilingi perpohonan yang rimbun.

Saking indahnya, banyak wisatawan yang menganggap curug ini seperti lukisan.

Keindahan Curug Cikaso sayang untuk dilewatkan begitu saja, wisatawan bisa berburu foto di sini dengan pemandangan dua aliran terjun yang berdiri megah.

Jangan lupa untuk membawa baju ganti, karena wisatawan pasti tergoda untuk 'basah-basahan' di sini.

Aktivitas wisata lainnya, wisatawan bisa menyusuri Sungai Cikaso yang mengalir setelah kolam.

Di sini wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan alam kawasan hutan tropis dengan tebing-tebing menjulang yang memanjakan mata.

Secara administrasi, Curug Cikaso ini terletak di Kampung Ciniti, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi.

Dari pusat Kota Sukabumi, curug ini berjarak kurang lebih 70 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam-2 jam perjalanan.

Akses jalan menuju wilayah Cikaso cukup baik, tetapi dari jalan utama dan parkiran kendaraan, wisatawan masih perlu melakukan treking sekitar 100 meter.

Harga tiket untuk masuk ke kawasan Curug Cikaso pun masih murah meriah yakni sekitar Rp 5.000-Rp. 10.000.

Pengelola menyediakan tempat ganti baju, dan terdapat warung-warung sederhana yang dikelola warga di sini.

Disarankan wisatawan untuk membawa kantong sampah sendiri, karena tempat sampah masih minim.

Bila masih ada tenaga yang tersisa wisawatan juga bisa langsung berwisata ke tempat penangkaran penyu di Pantai Ujung Genteng karena lokasinya yang berdekatan.

Ada tiga hal yang menarik bila kita berbicara soal Pantai Pangumbahan di Sukabumi, yakni pasir silika, penyu hijau dan garis pantai yang masih alami.

Pantai Pangumbahan ini terletak di Desa Gunungbatu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

Bebatuan tertua di Jawa Barat yang berada di sekitar garis Pantai Pangumbahan, menghasilkan kuarsa atau pasir silika yang biasa digunakan sebagai penyaring alami saluran air.

Menariknya, pasir silika yang terlihat putih dan bersih ini akan memancarkan kemilau saat dipayungi sinar matahari.

Warga sekitar dan wisatawan bisa memanfaatkan pasir silika ini untuk bermain voli pasir.

Pantai Pangumbahan ini juga merupakan habitat penyu hijau. Di sini penyu hijau berlalu lalang dan bertelur.

Wisatawan bisa mendokumentasikan proses pelepasan hewan yang dilindungi ini ke laut lepas.

Sebagai pengingat wisatawan diimbau hati-hati ya, jangan sampai mengganggu kelangsungan hidup penyu tersebut.

Keberadaan penyu ini juga dikarenakan kondisi di Pantai Pangumbahan yang masih alami, oleh karena itu di sana masih belum banyak penginapan atau hotel untuk menampung wisatawan.

Lain halnya dengan Pantai Pangandaran atau Palabuharatu yang ramai dikunjungi wisatawan, Pangumbahan terbilang masih belum begitu ramai.

Hal itu membuat pantai ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin menenangkan diri.

Untuk menuju tempat ini, wisatawan memerlukan kendaraan yang prima.

Sebab, perjalanan dari Kota Sukabumi ke Pangumbahan berjarak 109.5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 3 jam 47 menit via Jampang Kulon-Ujung Genteng.

Sementara itu, jika pengunjung memulai perjalanan dari Bandung, maka bisa melewati Cianjur-Sukabumi-Jampang Tengah-Jampang Kulon-Surade-Ujung Genteng-Gunungbatu.

Perjalanan akan memakan waktu kurang lebih 7 jam 30 menit dengan jarak tempuh kurang lebih 205,5 kilometer.

Obyek wisata tak melulu soal air terjun, pantai atau pegunungan.

Dengan sentuhan kreativitas, terasering pun bisa disulap menjadi destinasi liburan yang bisa masuk ke catatan berlibur wisatawan di akhir pekan.

Kereativitas itu lahir di Terasering Panyaweuyan yang terletak di Desa Sukasari Kidul, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.

Obyek wisata ini menyajikan pemandangan terasering hijau dari atas ketinggian 2.000 mdpl.

Wisatawan bisa merasakan atmosfer pegunungan, dengan pepohonan rindang dan tanaman hijau.

Suguhan pemandangan berupa lanskap Majalengka dan Gunung Ciremai yang asri juga bikin wisatawan betah berlama-lama di sana.

Pemandangan indah Terasering Panyaweuyan ini menjadi hal yang dinanti oleh wisatawan.

Wisatawan dapat memanfaatkan momen ini untuk berfoto dengan latar belakang hamparan hijaunya daun bawang.

Wisatawan juga bisa membeli hasil panen berupa bawang putih, bawang merah, padi dan ubi jalar.

Harga tiketnya pun tak terlalu mahal, yakni kurang dari Rp 10.000.

Sedangkan, parkir kendaraan dibanderol Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil.

Bagi yang berburu foto, disarankan untuk datang ke Panyaweuyan pada pagi atau menjelang sore hari,

Sebab, langit pagi yang biru dan langit senja yang jingga akan menambah warna foto hasil jepretan Anda.

Panyaweuyang ini berada di atas perbukitan, oleh karena itu disarakan wisatawan membawa kendaraan dengan kondisi mesin yang prima, sebab rute yang ditempuh berupa tanjakan dan kelokan.

Dari pusat kota Majalengka, Lembah Panyaweuyan ini bisa ditempuh dengan durasi waktu kurang lebih 51 menit dengan jarak tempuh 19,9 kilomter via Jalan Majalengka-Cikijing.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/06/084401178/ini-5-tempat-wisata-alam-paling-kece-di-jawa-barat-ada-air-terjun-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke