Salin Artikel

Mana yang Benar, Air Putih atau Air Bening?

KOMPAS.com - Perdebatan soal penyebutan air putih sebagai air minum dan bukan air bening selalu mengemuka.

Beberapa orang menyoroti kata “putih” yang merujuk pada warna, seperti cairan susu yang berwarna putih.

Namun pada kenyataannya, ragam bahasa yang digunakan penutur lebih sering menggunakan istilah air putih daripada air bening.

Terlebih dalam beberapa bahasa daerah, salah satunya bahasa Jawa terdapat pengucapan “banyu putih” yang artinya air putih merujuk pada air bening atau air matang yang digunakan untuk minum.

Lalu mengapa tidak disebut dengan air bening mengingat air tersebut tidak berwarna?

Air Putih dan Air Bening Menurut KBBI

Dalam KBBI istilah air putih berarti air tawar yang dapat diminum, atau air yang masih asli dan belum dicampur apa-apa.

Sementara kata bening yang merujuk ke air menurut KBBI berarti bersih, putih, dan tidak bercampur tanah dan sebagainya, yang digunakan dengan cakupan lebih luas termasuk air laut atau air kolam.

Sejarah Penyebutan Air Putih

Melansir postingan akun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, @bipakemdikbud pada 27 Januari 2022, sejarah penyebutan air putih sebagai air minum yang dijelaskan Richardson Handjaja.

Istilah ‘air putih’ pertama kali muncul pada tahun 1600-an, namun bukan dalam konteks air minum.

Dalam Malay Words and Malay Things: Lexical Souvenirs from an Exotic Arc German Publications Before 1700 (2007), ahli bahasa Eurasia, Waruno Mahdi, mempelajari sejumlah memoir yang ditulis oleh pekerja yang berasal dari etnis Jerman dari Dutch East India Company (VOC).

Johann Jacob Merklein yang merupakan seorang ahli bedah cukur (sejenis profesi medis) bekerja di VOC dari 1644 hingga 1653.

Merklein menerbitkan dua jurnal yang merinci perjalanannya ke Hindia Timur, Siam, Jepang, dan Korea.

Dalam kedua jurnal yang ditulis Merklein digambarkan minuman yang disebut ‘aireputi’ dengan menggunakan bahasa Jerman sebagai berikut.

[…] trinken ‘aireputi’, auf Teutsch, weisses Wasser, welches aus einer besondern Art Bäume tropffet, und wann es etwas stehet/man sich wol truncken darein trincken kan.

Kalimat tersebut jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti:

[…] minum ‘aireputi’, dalam bahasa Jerman weisses Wasser (air putih), yang menetes dari jenis pohon tertentu dan ketika diminum dapat membuat seseorang mabuk.

Menurut Mahdi, Merklein merujuk pada tuak yang disebut juga ‘suri’ oleh orang Belanda (mungkin berasal dari bahasa Sinhala dan Tamil).

Hal ini berarti bahwa makna ‘air putih’ kemungkinan berbeda dengan air minum tawar pada masa awal zaman kolonial meskipun tidak jelas di wilayah Hindia Timur mana ia menemukan kata itu.

Lebih lanjut, pada A Dictionary of Malayan Language (1812) seorang linguis bernama William Marsden juga tidak menyebutkan kata majemuk ‘air putih’ pada entri ‘ayer’ dan ‘putih’.

Ini berarti bahwa ‘air putih’ juga kemungkinan bukan berarti air minum tawar pada awal abad sembilan belas.

Dengan sumber yang terbatas bisa dilihat bahwa tidak adanya keterkaitan antara penyebutan ‘air putih’ dan ‘air minum’ selama masa kolonial.

Penggunaan istilah air putih sendiri kemungkinan baru muncul dalam kurun waktu 150 tahun terakhir.

Putih yang identik dengan sifat suci dan bersih kemudian kerap digunakan untuk mendefinisikan air bening yang bisa dikonsumsi.

Dalam perkembangannya penyebutan air putih juga digunakan untuk menyebut berbagai jenis air minum yang ditemukan saat ini seperti air mineral, spring water, artesian water, purified water, dan sparkling water.

Sumber:
kbbi.kemdikbud.go.id 
Instagram @bipakemdikbud
bobo.grid.id 

https://regional.kompas.com/read/2022/01/30/193213178/mana-yang-benar-air-putih-atau-air-bening

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke