Salin Artikel

Aksara Pallawa: Asal dan Waktu Penggunaan

KOMPAS.com - Aksara Pallawa atau kadang ditulis Pallava adalah sebuah aksara yang berasal dari India bagian Selatan.

Aksara ini sangat penting untuk sejarah Indonesia. Karena, aksara ini merupakan asal dari mana aksara-aksara Nusantara diturunkan.

Beberapa tulisan di Nusantara menggunakan huruf Pallawa, yaitu Prasasti Mulawarman di Kutai, Kalimantan Timur yang berasal dari abad ke-5 Masehi.

Prasasti Tarumanegara yang berasal dari pertengahan abad ke-5. Hal ini merupakan bukti, tulisan terawal yang berada di Jawa Barat dan Jawa.

Nama aksara ini berasal dari Dinasti Pallava yang pernah berkuasa di selatan India antara abad ke-4 sampai abad ke-9 Masehi. Dinasti Pallava adalah sebuah dinasti yang memeluk aliran Jainisme.

Waktu Penggunaan Aksara Pallawa

Aksara Pallawa merupakan jenis abugida yang digunakan sejak abada ke 3 M hingga 10 M. Saat ini, aksara Pallawa tidak digunakan lagi.

Bahasa aksara Pallawa adalah Tamil, Sansekerta, Saurashtra, dan Jawa Kuno.

Berdasarkan hipotesis, aksara Pallawa memiliki hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi. Dengan silsilah, aksara pallawa berada diurutan terakhir, yaitu abjad Proto-Sinaitik, abjad Fenisia, abjad Aramea, abjad Brahmi, Brahmi Tamil, dan aksara Pallawa.

Sedangkan, aksara yang diturunkan aksara Pallawa adalah Cham, Dhives Akuru, Kawi Kuno, Khmer, Malayalam, Saurashtra, Sinhala, dan Talu. Aksara yang termasuk kerabat aksara Pallawa, yaitu Grantha, Kalinga, dan Tamil.

Prasasti yang Ditulis Menggunakan Huruf Pallawa

1. Prasasti Yupa

Prasasti Yupa merupakan prasasti pertama yang pernah dibuat oleh Kerajaan Kutai.

Prasasti Yupa berbentuk tiang yang dapat digunakan untuk mengikat hewan yang akan dipersembahkan untuk para dewa.

Terdapat 7 Prasasti Yupa, empat diantaranya ditemukan pada 1879 dan tiga lainnya ditemukan pada 1940. Prasasti Yupa ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sangsekerta.

Dalam salah satu presasti tersebut disebutkan bahwa Maharaja Kudungu mempunyai seorang putera yang bernama Aswawarman. Dia disamakan dengan Ansuman (Dewa Matahari).

Mulawarman adalah raja termasyur Kutai yang pernah menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana. Sebagai peringatan peristiwa tersebut, para Brahmana mencatat dalam Prasasti Yupa

2. Prasasti Tinulat

Prasasti Tinulai terdapat di komplesk Candi Penampehan, di lereng Gunung Wilis, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.

Prasasti Tinulat ditulis dengan huruf Pallawa dengan stempel berbentuk lingkaran di bagian atas prasasti.

Prasasti berkisah tentang nama-nama raja Balitung serta seorang yang bernama Mahesa lalatan. Prasasti juga menyebut seorang puteri bernama Putri Kilisuci dari Kerajaan Kediri.

Selain menyebut nama, prasasti juga menginformasikan tentang catus asmara. Yaitu, sistem sosial masyarakat era dimana pengklasifikasian masyarakat berdasarkan kasta dalam agama Hindu.

Kasta tersebut adalah Brahmana, Satria,Vaisya, dan Sudra. (Nibras Nada Nailufar)

Sumber: p2k.unhamzah.ac.id, tulungagung.go.id, dan www.kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2022/01/07/203548578/aksara-pallawa-asal-dan-waktu-penggunaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke