Salin Artikel

2 Remaja Putri di Pulau Sebatik Terseret Gelombang Saat Berwisata Tahun Baru

NUNUKAN, KOMPAS.com – Dua remaja putri di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, terbawa gelombang air laut pasang di Pantai Batu Lamampu Sebatik.

Remaja putir bernama Nur Fasilah (13) dan Nur Selfiana (15) itu terseret gelombang saat sedang menikmati liburan bersama keluarga pada Sabtu (1/1/2022).

Sainuddin, petugas Satpol PP yang menjadi salah satu saksi mata kejadian mengungkapkan, korban terseret gelombang hingga jauh ke tengah. Saat itu, kondisi ombak sedang besar.

"Kedua korban tersebut terseret gelombang pasang sampai lumayan jauh ke tengah," katanya saat dihubungi, Minggu (2/1/2021).

Pantai Batu Lamampu di Pulau Sebatik memang menjadi salah satu destinasi wisata paling ramai dikunjungi warga, khususnya warga Kabupaten Nunukan.

Bahkan sebelum pandemi Covid-19, wisatawan dari Tawau Malaysia juga kerap datang ke wilayah itu.

Pada hari libur atau momen tertentu, pengunjung ke pantai pasir putih ini akan sangat membludak.

"Saking banyaknya orang, banyak kasus anak terlepas dari pengawasan. Tidak heran mereka bisa celaka seperti kasus kedua remaja perempuan terseret ke tengah laut, untungnya banyak yang melihat dan berusaha menolong," jelasnya.

Beberapa pengunjung yang melihat kedua remaja itu, langsung mencoba menolong dengan berenang melawan arus ombak pasang.

Karena pengunjung itu sudah berpengalaman sebagai nelayan, kedua remaja tersebut berhasil diselamatkan dan dibawa ke pantai.

"Mereka dalam kondisi pingsan saat berhasil diselamatkan ke pinggir. Beberapa pengunjung melakukan pertolongan pertama dan menyalurkan napas buatan. Alhamdulillah mereka masih bernapas, dan langsung cepat-cepat dilarikan ke rumah sakit," kata Sainuddin.


Kepala Desa Tanjung Karang Sebatik, Faisal menyatakan keprihatinannya atas peristiwa yang nyaris merenggut nyawa ini.

Dia mengakui pengelolaan sejumlah destinasi wisata pantai di Pulau Sebatik masih butuh banyak perbaikan. Menurutnya, Pantai Batu Lamampu sejauh ini dikelola oleh pihak swasta sehingga tidak menyumbang pada kas desa.

"Kita belum ada peraturan desa untuk menyumbang pemasukan asli daerah (PAD). Memang ini disayangkan karena kalau ada kas, kita bisa lebih maksimal dalam perbaikan ataupun pengawasan. Ini akan kita pikirkan, karena bagaimanapun ketika terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan, pihak desa menjadi salah satu instansi yang dimintai pertanggungjawaban," katanya.

Pihak desa juga sudah menugaskan sejumlah anggota Linmas (Pelindung Masyarakat) untuk antisipasi kecelakaan pada wisatawan.

"Wajar pengunjung sangat banyak kali ini. Kita telah lama terkungkung selama hampir dua tahun akibat pandemi. Kita tugaskan Linmas, tapi kami juga berharap masing-masing pengunjung memastikan keselamatan keluarganya selama berada di Pantai Batu Lamampu," katanya.

Kapolsek Sebatik Timur, Iptu.Randhya Shaktika mengatakan, peristiwa tersebut harus menjadi peringatan bagi semua wisatawan laut di awal tahun 2022.

Saat ini, cuaca masih sering hujan dan laut bisa pasang sewaktu-waktu. Pihaknya meminta semua wisatawan harus waspada dan lebih peka dengan kondisi sekitar.

"Alhamdulillah, kedua korban berhasil diselamatkan setelah cepat dilarikan ke rumah sakit. Kami mengimbau agar para wisatawan lebih memperhatikan sekeliling. Dan bagi pengelola destinasi wisata tersebut, untuk menempatkan personel keamanan supaya tidak terjadi hal serupa," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2022/01/02/170855678/2-remaja-putri-di-pulau-sebatik-terseret-gelombang-saat-berwisata-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke