Salin Artikel

Sudah Sepekan, Ratusan Desa di Sungai Penuh Masih Terendam Banjir

Ada sejumlah kecamatan di Sungai Penuh yang terendam banjir sejak Jumat (17/12/2021), yakni Tanah Kampung, Hamparan Rawang, Kotobaru, Kumun Debai, dan Sungai Penuh.

Menurut data BPBD Sungai Penuh, bencana banjir ini telah merendam 200 desa. Setelah sepekan, masih ada sekitar 100 rumah yang masih terendam banjir dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter.

Intensitas hujan yang tinggi juga mengakibatkan tanah longsor di lima titik jalur Sungai Penuh-Pesisir Selatan, Sumatera Barat, via Tapan, yakni di KM18, KM21, KM35. Kemudian, dua lokasi di sekitar Sako Tapan terdapat pohon tumbang.

"Ya. Setelah sepekan banjir mulai surut. Tapi masih ada 100-an rumah yang masih terendam banjir setinggi lutut orang dewasa," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sungaipenuh, Abrar Dani melalui sambungan telepon, Kamis (23/12/2021).

Ia mengatakan, seminggu lalu wilayah Sungai Penuh diguyur hujan lebat yang mengakibatkan sekitar 200 desa terendam banjir setinggi 1 meter. Hal ini membuat setidaknya ada lebih dari 1.000 rumah yang terendam air.

1.000 rumah yang terendam banjir pekan lalu tersebar di lima kecamatan yang berada di jalur sungai besar Batang Merau, Bungkal, dan Batang Sangkil.

"Sungai Penuh memang berada di ketinggian. Terdampak banjir karena wilayah kami berada di pertemuan 9 sungai," kata Dani.

Dia belum bisa memastikan warganya sudah terbebas dari banjir sepenuhnya, pasalnya apabila terjadi hujan di hulu sungai Kabupaten Kerinci, tentu Kota Sungai Penuh akan kembali kebanjiran.

Dari laporan Badan BMKG Depati Parbo Kerinci, diperkirakan dampak La Nina akan terjadi dari bulan November 2021 sampai Maret 2022 dan kemungkinan akan berlangsung sampai Bulan Juni 2022.

Untuk langkah-langkah menghadapi kewaspadaan Bencana Hidrometeorologi Pemkot Sungai Penuh bersama Forkompida menetapkan Kota Sungai Penuh Siaga Bencana, berlaku mulai 17 Desember 2021 hingga 14 hari ke depan.

Kendati banjir belum bisa diprediksi seutuhnya, dia mengklaim Pemkot Sungaipenuh telah turun untuk memberikan bantuan banjir berupa mie instan dan air mineral.

"Kita juga berikan karung kosong tanpa pasir untuk membendung air agar tidak terlalu deras masuk rumah," kata Dani.

Mengapa diberi karung kosong? Dani mengaku pemberian bantuan karung kosong karena pihaknya tidak memiliki anggaran.

"Bahkan karung kosong itu pun bantuan dari provinsi," imbuh dia.

Selain banjir kata Dani, longsor juga sempat menerjang Kota Sungai Penuh. Semua lokasi longsor kini sudah dibersihkan berkat bantuan pihak TNI-Polri, sehingga arus kendaraan di jalan Sungai Penuh-Pesisir Selatan via Tapan tidak lagi terganggu.

"Ada 5 titik longsor yang terjadi, tapi semua sudah dibereskan dan tidak ada korban jiwa," kata Dani menjelaskan.

Pengakuan warga

Sementara itu, Ibu Amri, salah satu warga Desa Tanjung, Kecamatan Sungaipenuh mengaku mengalami gatal-gatal setelah rumahnya terendam selama sepekan.

"Kami satu keluarga kini mulai terserang penyakit gatal-gatal," kata Amri.

Banjir yang merendam rumahnya kini setinggi lutut orang dewasa. Sebelumnya, kata dia setinggi satu meter.

Dia mengaku selama terdampak banjir, bantuan yang diberi pemerintah hanya berupa dua bungkus mie instan untuk satu keluarga.

"Hanya dua bungkus mie. Obat-obatan atau bantuan lainnya belum ada kami terima," kata Amri menegaskan.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/23/122435378/sudah-sepekan-ratusan-desa-di-sungai-penuh-masih-terendam-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke