Salin Artikel

Cerita Haru Korban Kapal Karam di Johor Bahru: Nekat Merantau Demi Biayai Sekolah Anak

Wanita warga Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, tersebut tak mengetahui bahwa suaminya berangkat melalui jalur ilegal. 

"Dia mau cari uang katanya, anak yang paling besar itu sekolah pondok, dan itu yang membuat keras hatinya ingin ke sana," ujarnya, Jumat (17/12/2021).

Hal senada juga diungkapkan adik kandung Bangsal, Roy Anggara (29). Roy mengaku, Bangsal tak pernah menyebut akan berangkat ke Malaysia lewat jalur ilegal.

"Sebelumnya tidak pernah cerita, dia akan berangkat melalui jalur bahaya, dia bilang, ‘Saya mau berangkat, dan minta doa'," ungkapnya.

Roy menceritakan, sebelum tragedi itu, dirinya sempat video call dengan Bangsal. Saat itu, kata Roy, Bangsal masih berada di Batam.

"Malam Selasa itu kita telepon, kita nasihat dia supaya hati-hati mengingat cuaca buruk. Dia hanya bilang, 'Mohon doa keselamatan'," kenangnya.


Lalu, Roy mendapat kabar jika kapal yang ditumpangi Bangsal telah karam.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB I Gede Putu Aryadi, menjelaskan, ada dua warga Lombok Tengah yang menjadi korban tewas kapal tenggelam, yaitu yakni Syech Mulasela dan Basarudin Bangsal.

(Penulis: Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor: Priska Sari Pratiwi)

https://regional.kompas.com/read/2021/12/19/171547378/cerita-haru-korban-kapal-karam-di-johor-bahru-nekat-merantau-demi-biayai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke