Salin Artikel

Pelukan Terakhir Fitri untuk Sang Ayah, Mobil Masuk Jurang, Jenazah Sempat Terjebak di Air Terjun

Fitri adalah salah satu penumpang mobil travel yang masuk jurang kedalaman 50 meter di Kabupaten Pakpak Bhaarat, Minggu (12/12/2021).

Jenazah Fitri ditemukan di bawah air terjun Kedabuhan, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subussalam sejak Selasa (14/12/2021) sekitar 13.30 WIB.

Namun karena jenazah berada di bawah air terjun, jenazah Fitri baru bisa dievakuasi sekitar pukul 18.45 WIB.

Dari kesaksian warga, jenazah Fitri ditemukan berputar-putar di wilayah air terjun. Identitas Fitri diketahui dari salah satu jari yang agak bengkok serta gelang warna kuning emas.

Pamit dan peluk sang ayah

Fitri adalah seorang perawat yang bertugas di Dinas Kesehatan Nagan Raya.

Sejak menikah 2 tahun lalu, Fitri tinggal bersama suami dan mertuanya di Desa Padang Panyang, Kabupaten Nagan Raya.

Dua hari sebelum kecelakaan terjadi, tepatnya pada Jumat (10/12/2021), Fitri menemui sang ayah untuk pamit ke Medan, Sumatera Utara.

Fitri pamit karena akan ke Medan pada Minggu (12/12/2021) pagi. Ia berencana akan menyelesaikan pendidikannya di Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.

Sang ayah, Bismi Hasan (66) menceritakan pertemuan terakhirnya dengan Fitri.

"Abu, jangan berangkat dulu, Adek mau salaman sama abu, mau minta maaf lahir dan batin karena nanti gak jumpa lagi sama abu,” kata Bismi menirukan ucapan sang putri.

Menurut Bimis, sang anak mengucapkan hal itu karena ia hendak berangka ke kantor.

Mendengar ucapan sang anak, Bismi spontan memeluk tubuh anak ketiganya dengan penuh kasih sayang.

“Awalnya saya mau masuk ke kantor, terus anak saya Fitri minta jangan berangkat dulu katanya ingin mohon maaf lahir batin, nanti gak ketemu Abu lagi,” ucap Bismi, Selasa (14/12/2021).

Menurutnya, pelukan pada Jumat lalu menjadi pelukan terakhir untuk sang buah hatinya itu.

Mantan PNS penyuluh pertanian yang kini menjadi anggota Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Barat ini tak pernah menyangka jika pertemuan dan dekapannya terhadap sang putri menjadi terakhir kali.

Fitri, menurut Bismi akan wisuda dengan gelar apoteker pada Februari 2022.

Kini, pupus sudah harapan orang tua dan suami untuk dapat menyaksikan Fitri Elfirati diwisuda menjadi apoteker karena ternyata kepergiaannya ke Medan menjadi perjalanan abadi dan tak kembali lagi.

“Semua sudah jadi taqdir Yang Maha Kuasa, kita hanya berencana namun ketetapan dari Allah SWT,” ujar Bismi dengan bibir gemetar menahan rasa duka mendalam.

Rumah tersebut akan digunakan semacam klinik pelayanan kesehatan yang akan dikelola bersama setelah Fitri wisuda.

Menurut Bismi, abang ipar Fitri adalah dokter dan suami Fitri adalah perawat. Sedangkan Fitri akan menjadi apoteker sehingga mereka bisa memiliki klinik kesehatan.

Tapi apalah daya, semua cita-cita dan rencana kini berujung duka.

Bismi juga bercerita, putrinya meminta ayahanda dan keluarga lain untuk datang menyaksikan dia diwisuda nantinya.

“Abu jangan bawa mobil, abu sudah tua tidak sanggup karena ke Medan itu jauh. Nanti bawa sopir biar tidak capek,” begitu antara lain pesan Fitri kepada ayahandanya

Fitri dengan percaya diri menyatakan dia sudah final dan wisuda dua bulan mendatang karena nilainya selama pendidikan selalu bagus.

Sebelum kecelakaan terjadi, Fitri sudah seminggu di kampung halamannya karena perkuliahannya memang sedang libur.

Bismi bercerita kontak terakhir dengan Fitri pada Sabtu malam sekitar pukul 24.00 WIB. Kala itu posisi sang anak sedang d Alue Bili, Nagan Raya.

Ayahanda H Bismi sempat menanyakan siapa saja teman anaknya di mobil.

”Saya kontak terakhir malam sebelum kejadian. Saya tanya siapa kawan di mobil, katanya ada teman mahasiswi juga. Saya bilang jangan sembarang kawan-kawan kalau laki-laki,” ucap Bismi.

Setelah percakapan terakhir itu, Bismi pun meminta anaknya rajin belajar agar segera menyelesaikan kuliah dengan hasil sangat baik.

Percakapan ini merupakan kata dan pesan terakhir Bismi kepada Fitri.

Bahkan, sikap manjanya kata Zainuddin melebihi sebelumnya.

“Firasat hanya sikap manja sangat lebih. Dan berbeda dari sebelumnya, kadang ke kamar mandi pun saya terus diikuti,” ujar Zainuddin

Zainuddin mengaku kontak terakhir dengan istri sekitar pukul 22.00 WIB, Sabtu (11/12/2021). Saat itu sang istri mengeluh mobilnya masuk air karena ada barang di atas.

Zainuddin kemudian menyarankan istri tidur di mobil agar sesampai di Medan bisa lebih segar.

“Kontak terakhir kami pukul 22.00 WIB, dia bilang masuk air dari atas mobil. Saya memang selalu suruh tidur kalau sudah larut malam, biar bisa fresh,” cerita Zainuddin

Total ada tiga jenazah yang sudah ditemukan. Sementara empat jenazah lainnya masih dalam pencarian.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Pelukan Terakhir Abu Bismi untuk Anaknya, Fitri Elfirati, Korban Mobil Masuk Jurang di Pakpak Bharat

https://regional.kompas.com/read/2021/12/15/133000878/pelukan-terakhir-fitri-untuk-sang-ayah-mobil-masuk-jurang-jenazah-sempat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke