Salin Artikel

Kisah Korban Erupsi Gunung Semeru, Pilih Jadi Relawan untuk Hilangkan Rasa Ketakutan

LUMAJANG, KOMPAS.com - Rosella Wardani merupakan seorang penyintas bencana awan panas Gunung Semeru. Perempuan asal Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang itu memilih menjadi relawan untuk melupakan trauma yang dialaminya.

Masih lekang dalam ingatannya saat awan panas guguran itu tiba-tiba menerjang. Rumah yang dihuninya sejak kecil rusak. Beruntung dia berhasil selamat dari bencana yang muncul dari kawah gunung berapi itu.

Supaya tidak larut dalam trauma akibat bencana itu, Rosella bergabung menjadi relawan Palang Merah Indonesia (PMI). Setiap hari dia melakukan berbagai kegiatan di posko pelayanan terpadu di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro untuk membantu penanganan bencana.

Mulai dari membantu masyarakat dengan mengevakuasi korban, melakukan pendataan tetangganya yang selamat, hingga membantu menyediakan makanan bagi para relawan dan masyarakat.

“Dengan membantu tetangga, saudara, dan masyarakat membuat saya lupa atas apa yang sudah saya alami bersama keluarga,” kata Rosella dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com Rabu (15/12/2021).

Menurutnya, menjadi relawan dapat memberikan memotivasi bagi dirinya agar menjadi manusia yang lebih tabah dan menerima takdir. Hal itu yang membuat Rosella menjadi kuat dengan menjadi relawan.

Apalagi, dengan ikut menjadi relawan, dia dapat ikut membantu warga terdampak yang mengungsi sekaligus menjalankan tugas kemanusiaan.

Selain itu, dia juga tidak lagi berpikir tentang kejadian awan panas Gunung Semeru yang meluluhlantakkan kampungnya.

“Saya sampai sekarang lupa waktu, sekarang hari apa, tanggal berapa, saya nggak tahu, karena jika saya ingat, saya pasti ingat kejadian hari itu. Saya hanya ingat waktu shalat, sudah itu aja,” jelasnya.


Rosella mengaku tidak mudah melupakan trauma bencana tersebut. Trauma psikologis membuat dirinya selalu merasa ketakutan. Seperti ketika mendengar sirine ambulans melintas, dia langsung panik dan kembali memikirkan kejadian saat desa dan rumahnya hancur terkena dampak awan panas Gunung Semeru.

“Jika saya tidak melakukan apapun saya akan merasa lebih terpuruk, dan tidak akan pernah bangkit dari musibah ini. Saya tanamkan di pikiran saya, jika apa yang saya lakukan adalah salah, saya harus bisa mengatasinya, saya harus bangkit,” terangnya.

Diketahui, Gunung Semeru memuntahkan awan panas guguran pada Sabtu (4/12/2021) lalu. Awan panas itu mengalir menyapu pemukiman warga yang ada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang. 

https://regional.kompas.com/read/2021/12/15/132333078/kisah-korban-erupsi-gunung-semeru-pilih-jadi-relawan-untuk-hilangkan-rasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke