Salin Artikel

Risma Cerita soal Melatih Warga yang Konsumsi Buaya untuk Berwirausaha

Kepala para peserta pelatihan, Risma bercerita saat Kementerian Sosial (Kemensos) membantu warga Membramo, Papua, untuk berwirausaha.

Menurut Risma, saat itu dia sedang berkunjung ke Fakultas Teknik Universitas Cendrawasih (Uncen), Jayawijaya.

Saat itu, warga Membramo meminta diberikan pelatihan untuk mengolah kulit buaya.

Selama ini, warga Membramo hanya mengonsumsi daging buaya. Sementara kulitnya tidak dimanfaatkan sama sekali.

"Mereka bilang, 'Bu, makanan kami buaya. Sayang kulit hanya dibuang'. Mereka minta ada pelatihan agar buaya itu tidak hanya dikonsumsi, tapi kulitnya juga bisa diolah agar bernilai ekonomis," kata Risma, Senin.

Dari aspirasi tersebut, Kemensos langsung mengadakan pelatihan agar warga Membramo mampu mengolah kulit buaya menjadi barang-barang dengan nilai jual tinggi.

Dalam pelatihan itu, warga diajari mengolah kulit buaya menjadi barang-barang fesyen seperti sepatu, tas, dompet, ikat pinggang, dan lain-lain.

Risma menekankan bahwa pengolahan produk kulit merupakan industri yang membutuhkan kreativitas.

Adapun Bandung adalah daerah yang tepat untuk belajar tentang kreativitas.

"Harus bisa mengikuti tren. Sekarang tren ke sepatu sneakers. Apakah sepatu sneakers bisa dibuat dari kulit buaya? Seharusnya bisa, dan ini ahlinya ada di Bandung," ujar Risma.

Supaya program tersebut bisa berkelanjutan, menurut Risma, ke depannya Kemensos mempersiapkan berbagai pelatihan-pelatihan lainnya untuk masyarakat Papua, seperti pelatihan penangkaran buaya, pengemasan hingga pemasaran di dunia digital.

Risma memastikan akan terus memberikan pendampingan kepada para peserta pelatihan, baik dari Papua atau dari luar Papua, hingga usahanya berkembang dan berjalan mandiri.

"Saya tidak akan meninggalkan teman-teman. Kami akan sering-sering ke sana. Nanti kami akan memberikan pendampingan agar teman-teman bisa mandiri secara ekonomi," kata Risma.

Dengan bekal pelatihan, Risma berharap, warga Papua mampu mengembangkan potensi alam yang sangat kaya di Papua.

Pelatihan juga secara simultan dikembangkan di daerah-daerah lain.

Misalnya di Batam, Kemensos menggelar pelatihan pengolahan garam oleh Suku Anak Laut.

Kemudian, pengolahan bawang merah menjadi pasta, pengolahan sei sapi untuk para korban banjir di NTT, dan pelatihan untuk para penghuni rumah bedeng di Jakarta.

"Tujuannya agar masyarakat pra sejahtera meningkat kapasitas keuangannya, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada bansos," kata Risma.

Peserta pelatihan pengolahan kulit buaya pada gelombang II yang digelar di Lembang terdiri dari 25 orang warga Papua.

Masing-masing 5 orang dari Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke, Kabupaten Mamberamo, Kota Jayapura, dan dari pusat pengembangan SDM Indonesia Cross Cultural Institute (ICCI) Jayapura.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/13/195555978/risma-cerita-soal-melatih-warga-yang-konsumsi-buaya-untuk-berwirausaha

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke