Salin Artikel

Merasa Sesama Penghuni Lereng Gunung Berapi, Warga Lereng Kelud Bantu Korban Erupsi Semeru

Mereka bergotong-royong membantu sesuai kemampuan masing-masing.

Ada yang menyumbang sembako, pakaian, uang tunai, maupun tenaga dengan turun langsung ke lokasi sebagai relawan.

Gerakan mereka cukup massif dan terstruktur. Itu karena dikoordinasi oleh lembaga-lembaga yang ada di desa seperti karang taruna maupun oleh pengurus desa masing-masing.

Warga Desa Sugihwaras di Kecamatan Ngancar misalnya, sejak beberapa hari ini tengah menggalang bantuan di desanya.

Antusiasme warga dari desa yang berada cukup dekat dengan kawah gunung Kelud itu tinggi.

Pada penggalangan bantuan itu setidaknya dapat terkumpul uang tunai Rp 26 juta dan berbagai barang bantuan lainnya.

"Rencananya hari Minggu atau secepatnya kita kirim ke lokasi Gunung Semeru," ujar Suprapto, salah satu perangkat Desa Sugihwaras, Sabtu (11/12/2021).

Uang tersebut, kata Prapto, selain akan dibagikan secara tunai juga sebagian dibelanjakan sesuai kebutuhan prioritas warga terdampak bencana.

"Kebetulan sudah ada perwakilan warga yang meninjau lokasi untuk melihat kebutuhan warga di sana," ujar Prapto.

Warga Desa Sempu di Kecamatan Ngancar juga melakukan aksi yang sama. Penggalangan bantuan sukses dilakukan dengan dukungan penuh dari warganya.

"Ini sudah mulai terkumpul ada uang tunai mi instan, pakaian, juga beras. Kita juga akan berangkatkan relawan ke sana," ujar Kepala Desa Sempu Eko Suroso.

Bahkan ada kelompok kesenian Jaranan lokal yang rela mengamen demi penggalangan bantuan tersebut.

"Kalau semua sudah terkumpul, penyaluran nanti kita koordinasikan dengan desa lain di tingkat kabupaten agar bisa berangkat bersama-sama," ujar Eko.

Warga desa di kecamatan yang lain, yakni warga Desa Wonorejo Trisulo di Kecamatan Plosoklaten juga turut ambil bagian dalam aksi solidaritas itu.

Bahkan puluhan warga dari desa yang cukup terdampak saat Kelud erupsi beberapa waktu yang lalu itu, sudah berada sekitaran Gunung Semeru di Lumajang sejak lima hari yang lalu.

Mereka yang berasal dari berbagai latar belakang profesi itu bersatu padu mendirikan dapur umum di Desa Jarit Kecamatan Candipuro.

"Sehari bisa masak sampai 2 kwintal. Itu untuk sekitar 2 ribu bungkus nasi," ujar Muhammad Mustofa, Kepala Desa Wonorejo Trisulo yang memimpin langsung rombongan relawan tersebut.

Untuk menyuplai kebutuhan dapur umum juga aksi bakti sosial lainnya tersebut, kata Mustofa, warga juga menggalang dana secara internal di desa.

"Kemarin sehari dapat Rp 12 juta," kata Mustofa.

Solidaritas warga di wilayah gunung berapi

Bagi warga lereng Gunung Kelud tersebut, apa yang mereka lakukan merupakan bentuk tanggung jawab kemanusiaan dalam berkehidupan sosial.

Lebih dari itu, adalah adanya perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai warga yang sama-sama tinggal di wilayah rawan bencana gunung berapi.

"Kami merasakan betul bagaimana hidup di wilayah gunung berapi. Makanya harus saling bantu," ujar Prapto.

Apalagi Gunung Kelud sendiri beberapa waktu yang lalu juga meletus hebat pada 2014.


Dengan segala kondisinya saat itu, masyarakat sekitaran Kelud merasa cukup terbantu oleh perhatian maupun uluran tangan dari berbagai pihak yang datang dari segala penjuru.

"Saat itu semua datang membantu kami, termasuk masyarakat dari Gunung Semeru. Kami berutang budi yang harus dibalas," ucap Eko Suroso.

Oleh sebab itu para warga tersebut kini turut bersolidaritas dan membantu sebisa mungkin saudara mereka di Gunung Semeru yang sedang dilanda bencana.

"Yang jelas ini semua tujuannya untuk solidaritas dan kebersamaan. Jangan sampai kita tidak bergerak saat saudara kita membutuhkan," kata Mustofa.

Penggalangan bantuan yang dilakukan di desa-desa di wilayah Gunung Kelud tersebut dalam waktu singkat. Namun hasilnya cukup maksimal.

Itu salah satunya karena kekompakan masyarakatnya sendiri. Kekompakan itu juga menjadi salah satu modal besar mereka dalam mitigasi bencana.

Wadah-wadah kelembagaan juga dibentuk sebagai suatu sistem komunikasi yang bagus antar elemen masyarakat.

Beberapa wadah tersebut misalnya forum pengurangan risiko bencana (FPRB) yang berisikan berbagai kelompok dan elemen masyarakat hingga desa tangguh bencana (Destana).

https://regional.kompas.com/read/2021/12/11/140245778/merasa-sesama-penghuni-lereng-gunung-berapi-warga-lereng-kelud-bantu-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke