Salin Artikel

Cerita Nurul, Cari Sang Anak yang Diduga Terjebak di Lokasi Tambang Saat Erupsi: Dia Sempat Kirim Foto dan Bikin "Story" Gunung Semeru

Sebab, anak pertamanya yang bernama Asri Wahyu Sinurani (26) dan suaminya Mulyanto (27) terjebak di lokasi tambang sejak Sabtu (4/12/2021) hingga saat ini.

Rani, sapaan akrab putri Nurul itu, diketahui sedang mengandung anak pertamanya usia 6 bulan.

Rani dan suaminya, Mulyanto saat itu sedang berada di lokasi kantor tambang Duta Pasir Semeru (DPS) beserta 15 pekerja lainnya.

Nurul mengatakan, ketika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Semeru, Rani sempat mengirim video dan foto kondisi gunung tersebut.

Video yang dikirimnya itu juga menjadi unggahan terakhir pesan WhatsApp-nya.

"Waktu hari Sabtu itu, masih ngirim foto ke saya, sama video waktu awan mulai menghitam itu, terus dibikin story dengan video itu," kata dia.

Nurul pun sempat merespons pesan Rani.

"Nah saya WA anak saya ini, 'Banjir lagi ya Ran.' Nah pas sekitar pukul 15.00 WIB sudah centang satu WA-nya. Sudah enggak bisa dihubungi lagi," kata dia saat dikonfirmasi via telepon seluler, Rabu (8/12/2021).

Terjebak di tambang

Rasa cemas Nurul semakin menjadi-jadi, karena putrinya sudah tak lagi membalas pesan WhatsApp-nya.

Nurul kala itu hanya bisa berdoa semoga anak dan calon cucunya bisa selamat dari bencana alam semburan awan panas guguran Gunung Semeru.

Nurul mulanya mengaku agak lega setelah mendapatkan kabar dari keluarga suami Rani, melalui pesan WhatsApp.

Kabar itu memberitakan jika keluarga suami Rani dalam kondisi aman.

"Saya dapat kabar lagi, di-WA sama keluarga suami anak saya, 'Alhamdulillah bu keluarga untuk sememtara ini aman'. Saya sudah lega dapat kabar begitu. Waktu itu," terang dia.

Namun perasaannya berubah cemas saat adik kandung Rani mengabarkan jika Rani dan suaminya, Mulyanto terjebak di lokasi tambang. Kabar itu didapat dari sepupu Mulyanto.

Saat bertanya kembali pada keluarga suaminya, mereka mengatakan sedang mencari Rani dan sang suami.

"Saya WA lagi kakak suaminya anak saya itu. Tanya kabar Rani dan suaminya. 'Mohon doanya Ibu, kami sedang mencari Rani dan suaminya,' itu jawabannya," ungkap Nurul sedih.

Mertua Rani rupanya juga memberi kabar bahwa Rani dan Mulyanto belum juga ditemukam dan tidak bisa dihubungi.

Spontan, Nurul langsung memutuskan untuk berangkat ke Lumajang bersama suaminya menggunakan mobil carteran. 

Bersyukur, ada tetangga Nurul yang ikhlas mengantarkan sampai ke Lumajang.

"Saya berangkat hari Minggu jam 04.00 Subuh dan jam 09.00 sampai di Lumajang. Sampai sekarang ini saya belum pulang nunggu kabar, tetangga yang mengantar sudah saya suruh balik," kata dia.

Selama empat hari di daerah terdampak, Nurul sudah dua kali mengecek ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.

"Saya sekarang di daerah Tempeh tempat pengungsian karena semalam masih banjir lahar lagi," cetus dia.

Dia hanya berharap Rani dan Mulyanto ditemukan bagaiamana pun kondisinya.

Bertemu di acara syukuran 4 bulanan

Rani dan Nurul terakhir bertemu dan berkumpul saat menggelar acara doa bersama dan syukuran atas usia kandungan Rani yang memasuki empat bulan.

Acara itu, kata Nurul, digelar di Perumnas Tonjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan Madura, sekitar November 2021.

Mulyanto yang saat itu menemani Rani pulang ke Bangkalan ditemani juga oleh keluarga besarnya dari Lumajang.

"Rani dan suaminya usia pernikahannya baru 9 bulan, dia dikenal sebagai orang baik dan cepat bersosialisasi dengan warga di perumahan," ucap dia.

Nurul mengaku, tetangga rumahnya di Bangkalan sejak malam Senin sudah menggelar doa bersama dan pembacaan tahlil kepada Rani, Mulyanto dan calon cucunya.

Dia berharap doa terbaik dari semua keluarganya, agar anaknya segera ditemukan.

"Sekarang saya hanya berharap bantuan doanya saja, Semoga anak saya dan suaminya serta calon cucu saya segera ketemu, itu saja," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/08/154557678/cerita-nurul-cari-sang-anak-yang-diduga-terjebak-di-lokasi-tambang-saat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke