Salin Artikel

Saat Anak Berkebutuhan Khusus di Gresik Hasilkan Batik Tulis yang Diminati

Namun siapa dangka, anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bhayangkari Gresik telah berhasil menghasilkan karya batik tulis yang diminati oleh konsumen.

Diminati

Batik karya siswa SLB Bhayangkari Gresik rupanya memikat perhatian salah satu perusahaan asing di Indonesia.

Adalah Williams Sonoma, perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki kantor di Jakarta dan Surabaya. Perusahaan itu sampai mengutus perwakilan ke Gresik.

Rombongan yang dipimpin oleh Yuliasari Dewi selaku office manager Williams-Sonoma, bahkan sempat menyerahkan bantuan berupa kain dan peralatan membatik kepada SLB Bhayangkari Gresik.

Bantuan diharapkan, dapat membantu mendukung pembelajaran serta pelatihan bagi siswa berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuan mereka.

"Saya kagum setelah melihat anak-anak di sini, kami sendiri sudah pernah coba buat batik dan itu sangat susah. Mereka punya keterbatasan, tapi sangat semangat dan hasilnya bagus," ucap Itta, sapaan Yuliasari Dewi.

Itta menjelaskan, pihaknya juga sempat membeli beberapa kain batik yang dihasilkan oleh siswa SLB Bhayangkari Gresik.

Hasil karya tersebut kemudian dibeli oleh karyawan. Adapun uang hasil pembelian oleh pihak perusahaan disumbangkan kepada salah satu panti asuhan.

"Ini budaya asli Indonesia, dan sebisa mungkin akan kami support supaya budaya ini tidak sampai hilang. Bantuan yang kami berikan, juga untuk memperingati Universal Children Day yang diperingati besok (20/11/2021)," kata Itta.

Kepala SLB Bhayangkari Nur Janah mengatakan, pihaknya memang menyertakan kegiatan membatik tulis hingga beberapa kerajinan lain dalam metode pembelajaran siswa berkebutuhan khusus.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk pembelajaran, sekaligus bekal kemandirian siswa selepas dinyatakan lulus SLB nantinya.

"Selain metode pembelajaran, guru dan staf pendidik yang ada di sini memang saya beri pelatihan, dengan itu kemudian diteruskan kepada siswa di sini yang memang di bawah rata-rata (berkebutuhan khusus)," ujar Nur Janah, kepada awak media, Jumat (19/11/2021).


Pembekalan bagi siswa berkebutuhan khusus melalui pelatihan, sudah dirintis pihak SLB sejak 2011.

Guru dan staf pendidik, ungkap Nur Janah, harus memiliki kesabaran ekstra dalam memberikan pelatihan kepada siswa didiknya.

Terlebih untuk kerajinan batik tulis, yang bahkan bagi orang-orang pada umumnya dirasa sulit.

"Step by step, tidak bisa langsung. Orang biasa saja kesulitan, apalagi siswa kami. Semester satu paling lipat-lipat dulu (pengenalan), baru semester kedua mulai membatik. Asal sabar dan telaten, Insya Allah bisa kok," kata Nur Janah.

Saat ini, ada sebanyak 60 siswa berkebutuhan khusus di SLB Bhayangkari Gresik.

Ada pula 20 guru dan staf pembimbing yang siap siaga memberikan pembelajaran serta pelatihan kepada para siswa

Salah satu di antara guru adalah Sri Rahayu. Dia menjadi pembimbing siswa membatik tulis.

"Untuk siswa yang belajar membatik, kebanyakan dari SLB C, penyandang tuna grahita. Alhamdulillah, dengan kesabaran dan asal telaten, beberapa siswa akhirnya bisa membatik," tutur Sri.

Salah satu siswa SLB Bhayangkari Gresik yang mulai lihai membatik tulis adalah, Haby Hamad Fadilah yang duduk di kelas VIII.

Haby baru menekuni kegiatan membatik tulis pada tahun ini.

"Padahal ini sempat terkendala pandemi Covid-19. Dengan kegiatan membatik hanya bisa kami lakukan sekali sebulan, karena harus bergantian dengan kegiatan lain. Tapi Haby yang baru belajar sejak awal tahun ajaran baru kemarin, kini sudah bisa," ucap Sri.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/19/160930078/saat-anak-berkebutuhan-khusus-di-gresik-hasilkan-batik-tulis-yang-diminati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke