Salin Artikel

Sehari Menjadi YouTuber di Tanjakan Maut Sitinjau Lauik, Meleng Sedikit Bisa Digilas Truk

Dari catatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sepanjang tahun 2020, ada 36 kecelakaan maut terjadi di lokasi ini.

Namun, siapa sangka, kengerian Sitinjau Lauik ternyata untuk sebagian orang merupakan sebuah rezeki.

Sejumlah masyarakat yang menamakan diri sebagai komunitas YouTuber Sitinjau Lauik, meraup hingga belasan juta rupiah dari konten yang dibuat di lokasi tersebut.

Kompas.com mencoba menjajal menjadi YouTuber di jalur lintas Padang-Solok tersebut, Selasa (16/11/2021).

Menggunakan sepeda motor, Kompas.com menuju Sitinjau Lauik dari pusat kota Padang, melewati Jalan Raya Lubuk Begalung.

Untuk diketahui, ada dua jalur menuju Sitinjau Lauik. Jika dari luar kota Padang baik yang datang dari arah Pariaman maupun Pesisir Selatan bisa melintasi jalan By Pass,

Tiba di Simpang Lubuk Begalung, langsung menuju ke arah Indarung untuk sampai ke Sitinjau Lauik.

Jika dari arah pusat kota Padang, jalur yang diambil adalah Jalan Raya Lubuk Begalung kemudian menuju ke Indarung.

Dari pusat kota butuh waktu sekitar satu jam lebih untuk sampai ke Sitinjau.

Hindari melintasi Sitinjau Lauik saat hujan, sebab kawasan ini sangat rawan longsor dan juga jalanan licin.

Berpapasan dengan truk dan bus

Memilih jalur manapun menuju Sitinjau Lauik memiliki kesulitan tersendiri.

Kompas.com yang memilih melintasi Jalan Raya Lubuk Begalung juga mendapat tantangan, salah satunya truk-truk besar, dari roda empat hingga roda 10.

Padatnya lalu lintas karena jalur ini merupakan jalan nasional yang menjadi jalur bagi truk-truk antar kota dan luar provinsi.

Setiap pengendara mesti waspada karena jalannya sempit dan penuh dengan tanjakan.

Setelah hampir satu jam lebih melewati kendaraan besar dan tikungan tajam, akhirnya sampai juga di lokasi tikungan Sitinjau Lauik.

Di lokasi ini hanya ada sedikit tempat untuk memarkirkan sepeda motor. Terlihat juga sebuah warung di kawasan itu.


Di sana biasanya jadi tempat nongkrong pemuda setempat dan para YouTuber yang meraup rupiah dari ganasnya tanjakan Sitinjau Lauik.

Waspada

Datang ke lokasi ini tentunya harus memiliki tata krama. Setelah memperkenalkan diri dan minta izin ke warga di lokasi, Kompas.com kemudian mengambil video layaknya para YouTuber.

Tidak mudah ternyata karena harus selalu waspada ketika berdiri di pinggir jalan yang sempit tersebut.

Mata harus siaga, melihat kiri kanan untuk memastikan tidak ada kendaraan yang lewat. Jika ada truk atau kendaraan pribadi yang melintas, harus minggir sejenak.

Sebenarnya ada lokasi yang lebih aman untuk mengambil gambar yang berada di atas warung. Namun, jika butuh sudut pandang lain, tentu saja harus turun langsung ke pinggir jalan.

Ketangkasan sopir

Baru sebentar berada di Sitinjau Lauik, Kompas.com sudah bisa melihat ketangkasan para sopir melewati tanjakan dengan kemiringan hampir 45 derajat tersebut.

Para sopir dengan mudahnya menginci jarak ketika menikung di tanjakan meski berpapasan dengan kendaraan lain. Padahal mereka sedang membawa muatan yang cukup besar.

Ada juga kendaraan yang hampir menabrak pembatas jalan. Jaraknya tipis, tetapi tetap bisa dilewati.

Namun, tak semua kendaraan bisa melintas dengan mulus. Ada juga kendaraan yang harus berhenti di tikungan karena ada truk besar yang sedang menanjak .

Kendaraan yang datang dari arah Solok atau turun harus berhenti untuk memberi kesempatan bagi kendaraan besar yang datang dari arah Padang.

Semuanya mengikuti aba-aba dari pengatur kendaraan atau yang biasa disebut Pak Ogah.

Jika ada yang membandel, siap-siap saja bertabrakan.

Dari cerita para YouTuber di sini, salah satu kejadian menarik ketika konvoi kendaraan. Biasanya rombongan bus pariwisata atau rombongan polisi.

Pemandangan yang seru pasti tersaji dari rombongan itu. Cara mereka melewati tikungan Sitinjau Lauik sangat indah untuk diabadikan.

Ramah terhadap pendatang

Para pemuda yang ada di sekitar tikungan maut ini ternyata sangat ramah kepada pendatang.

Misalnya saja ada satu orang pengendara sepeda motor yang berhenti untuk beristirahat, mereka langsung menyambutnya dengan hangat.

Mereka yang berkumpul di sana bukan hanya pemuda setempat, ada juga para YouTuber yang datang dari Padang, Solok, dan Bukittinggi.

Rata-rata para pemuda yang ada di kawasan itu selain mengatur kendaraan, juga sopir yang mahir mengendarai kendaraan melewati Sitinjau Lauik.

Ada beberapa dari mereka yang sering diminta membantu sopir truk hanya khusus untuk melewati Sitinjau Lauik.


Mereka menikmati peran masing-masing dan selalu bercengkerama seolah-olah sebuah keluarga.

Tips mengambil video di Sitinjau Lauik

Para YouTuber di Sitinjau Lauik juga sangat ramah. Setiap orang yang datang selalu disambut dengan senyuman.

Mereka ada belasan dan rata-rata anak muda.

Saat Kompas.com datang juga disambut dengan hangat. Mereka pun tidak pelit berbagi ilmu, khususnya angle pengambilan gambar yang menarik.

Salah seorang YouTuber, Suhendra (41), pemilik kanal VJ Sitinjau Lauik mengatakan, harus berhati-hati untuk mengambil gambar di Sitinjau Lauik.

Jalan sempit dan kendaraan yang ramai tentu saja sangat membahayakan. Jika keasyikan dan tak waspada saat mengambil gambar, bisa saja tertabrak kendaraan yang melintas.

Suhendra pernah dua kali terjatuh saat mengabadikan momen di tanjakan tersebut.

"Pernah jatuh dua kali, saat itu ada tumpahan minyak. Itu risiko kita, makanya harus selalu waspada," kata Suhendra.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/19/054000578/sehari-menjadi-youtuber-di-tanjakan-maut-sitinjau-lauik-meleng-sedikit-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke