Salin Artikel

Rekonstruksi Kasus Tewasnya Gilang, Korban Dipukul dengan Gagang Senjata dan Gulungan Matras

SOLO, KOMPAS.com - Dugaan kekerasan yang dilakukan kedua tersangka kasus tewasnya Gilang Endi Saputra (21) saat mengikuti Diklatsar Menwa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) terungkap.

Hal tersebut diketahui setelah polisi menggelar rekonstruksi di Kompleks Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (18/11/2021).

Pelaksanaan rekonstruksi kasus tewasnya Gilang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB.

Diikuti peserta dan panitia diklatsar Menwa, Kejaksaan Negeri (Kejari) Solo, kuasa hukum dan kedua tersangka.

Sedangkan selama pelaksanaan rekonstruksi, korban diperankan oleh pemeran pengganti.

Ada 69 adegan yang diperagakan selama pelaksanaan rekonstruksi berlangsung.

Tersangka melakukan dugaan kekerasan terhadap korban yang merupakan mahasiswa Prodi K3 Sekolah Vokasi UNS pada kegiatan alarm stelling.

Tepatnya pada adegan 22, 25 dan 31. Tersangka NFM menampar korban karena sering terlambat pada adegan ke 22.

Kemudian berlanjut pada adegan ke 25. Korban dipukul dengan gagang senjata replika sebanyak dua kali mengenai kepalanya yang masih memakai helm.

Tetapi, dalam adegan pemukulan tersebut tersangka digantikan oleh pemeran pengganti karena tidak mengakuinya.

Tersangka FPJ masuk dalam adegan ke 31. FPJ melakukan dugaan kekerasan dengan cara memukul korban dengan gulungan matras.

Korban masih mengikuti kegiatan diklatsar lainnya termasuk repling di Jembatan Jurug tak jauh dari lingkungan kampus.

Setelah itu, korban bersama rombongan kembali ke Markas Menwa.

Pada saat perjalanan, korban berada di posisi depan dan kondisinya sudah lemas.

Karena dianggap memperlambat perjalanan dari pengakuan saksi, korban kembali dipukul menggunakan senjata replika oleh tersangka FPJ.

Namun, pada saat pemukulan tersebut, FPJ diperankan oleh pemeran pengganti karena tidak mengakuinya.

Pada adegan berikutnya korban sempat pingsan di depan Markas Menwa.

Korban kemudian dibawa ke salah gedung untuk mendapatkan pertolongan medis.

Korban sempat dipanggilkan paranormal karena dianggap kesurupan. Korban dianggap baik-baik saja pada Minggu (24/11/2021) sekitar pukul 18.00 WIB.

Sekitar pukul 20.20-21.00 WIB, FPJ memanggil petugas keamanan untuk membawa korban ke RSUD Dr Moewardi Solo.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, korban sempat diberikan makan oleh panitia diklatsar. Tapi korban selalu memuntahkan makanan tersebut.

Korban dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo dengan menggunakan mobil taksi online. Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit korban sudah tidak bernapas.

Kasat Reskrim Polresta Solo AKP Djohan Andika mengatakan ada 69 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi.

Adapun rekonstruksi dilaksanakan dengan tujuan untuk memperjelas peristiwa dugaan kekerasan yang terjadi.

Selama pelaksanaan rekonstruksi, kata Djohan tidak ada fakta baru. Adegan yang diperagakan masih sama dengan hasil pemeriksaan saksi sebelumnya.

"Ada 69 adegan dari awal kegiatan sampai kegiatan itu dihentikan karena ada kejadian salah satu peserta meninggal," terang Djohan.

Disinggung terkait tersangka menyangkal melakukan dugaan kekerasan, Djohan mengaku tidak mempermasalahkan karena telah diperankan oleh pemeran pengganti.

"Kalau tersangka menyangkal itu tidak masalah karena kita pastikan dengan pemeran penganti. Karena itu berdasarkan saksi-saksi," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/18/143915178/rekonstruksi-kasus-tewasnya-gilang-korban-dipukul-dengan-gagang-senjata-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke