Salin Artikel

Petani Magelang Raup Omzet Rp 3,5 Miliar Per Bulan dari Beras Organik

MAGELANG, KOMPAS.com - Para petani di dataran tinggi Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai mengembangkan pertanian beras organik dengan memanfaatkan limbah atau bahan alami untuk perawatannya.

Ada sekitar 537 petani yang tersebar di 11 desa di Kecamatan Grabag yang sudah beralih ke sistem budidaya pertanian tanpa bahan kimia sintetis.

Mereka tergabung dalam Gabungan Petani Organik (Gupon) Sekarlangit Grabag.

Ketua Gupon Sekarlangit Grabag Miftahul Fuad menjelaskan, butuh sekitar dua tahun sejak tahun 2014, dia bersama tiga temannya mengajak para petani di Grabag untuk beralih menggunakan pupuk organik.

Kepada para petani, mereka menawarkan solusi bahwa selain memakai pupuk kimia, perawatan pertanian juga bisa pakai pupuk organik dengan memanfaatkan limbah di sekitarnya.

"Pakai pupuk organik itu enggak ribet, baik itu cair atau padat. Kita bisa pakai limbah rumah tangga maupun hewan ternak. Grabag merupakan dataran tinggi, sekitar 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), di mana banyak hewan ternak yang limbahnya tidak termanfaatkan dengan optimal," terang Fuad.

Hasil panen atau produk pertanian yang memakai pupuk organik pun dinilai lebih berkualitas, dan memiliki nilai jual yang baik di pasaran. Terlebih, beras organik kian diminati masyarakat saat ini.

Progres hasil panen terus meningkat sekitar 200 kilogram gabah per hektar, bahkan pernah mencapai puncak 9 ton per hektar.

Total lahan pertanian organik Gupon Sekarlangit mencapai luas 181 hektar tersebar di Kecamatan Grabag.

Tahun ini ada progres lahan organik seluas 300 hektare dan tahun 2023 seluas 600 hektare.

Mereka juga bermitra dengan petani di Kecamatan Sawangan dengan total luas lahan 430 hektare, Kecamatan Bandongan 210 hektare, dan Kecamatan Tempuran 60 hektare.

Fuad berujar, Gupon Sekarlangit Grabag mampu menyerap beras organik petani rata-rata 250-300 ton atau senilai omzet Rp 3,5 miliar per bulan.

Pasaran konsumen mereka sudah sampai ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Semarang dan Yogyakarta.

Menurutnya, petani yang bergabung di Gupon Sekarlangit lebih mendapatkan kepastian harga dan penjualannya dibanding jika dijual ke tengkulak.

Fuad merinci, saat ini beberapa jenis beras organik yang dipasarkan antara lain IR 64 dengan harga Rp 13.000 per kilogram, Mentik Wangi Susu Rp 15.000 per kilogram, Beras Merah Rp 13.500 per kilogram dan Beras Hitam Rp 20.000 per kilogram.

Serapan dan penjulan mereka sempat terjun bebas hingga 70 persen, dari  semula 200 ton menjadi 50 ton, imbas dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada masa pandemi Covid-19.

"Konsumen terbesar kami kan KFC, selama PPKM penjualan produk mereka turun, sehingga kami juga kena dampak," imbuh Fuad.

Sejak didirikan tahun 2014 silam, banyak perkembangan positif. Tahun 2016 Gupon Sekarlangit berhasil mengantongi sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Mojokerto dan re-sertifikasi pada 2021 ini.

Keberadaan Gupon Sekarlangit dan petani organik di Kecamatan Grabag ini mendapat apresiasi dan dukungan dari pemerintah pusat melalui Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU-PIP).

Badan ini melakukan penguatan sinergi dengan Direktorat Jenderal Pajak, dan Kementerian Pertanian melalui kegiatan sosialisasi mengenai pinjaman Ultra Mikro (UMi) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta edukasi mengenai perpajakan bagi para petani organik di wilayah ini.

Kegiatan ini merupakan upaya BLU-PIP dalam memperluas penyaluran pinjaman UMi di sektor prioritas seperti pertanian di Kabupaten Magelang. Oleh karena itu, BLU-PIP bersinergi melalui program UPLAND milik Kementerian Pertanian yang juga mendukung pengembangan UMKM khususnya di sektor pertanian organik.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Suahasil Nazara berkesempatan mengunjungi gudang Gupon Sekarlangit di Desa Ngleter, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Sabtu (13/11/2021).

Suahasil mengatakan, melalui program UPLAND yang dikelola oleh Kementerian Pertanian, artinya pemerintah mendorong korporatisasi petani sehingga petani bisa lebih sejahtera.

"Tentunya untuk menuju kesana, para petani memerlukan dukungan pembiayaan sehingga Pemerintah juga hadir memberikan solusi pembiayaan. Antara lain melalui pinjaman UMi yang diinisiasi oleh Kementerian Keuangan dan dikelola oleh BLU-PIP, serta pinjaman bersubsidi KUR melalui perbankan,” jelas Suahasil.

Direktur Utama BLU-PIP, Ririn Kadariyah menyampaikan, adanya sosialisasi dan edukasi ini diharapkan para petani organik yang tergabung dalam Gupon Sekarlangit memperoleh informasi mengenai alternatif sumber pembiayaan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha.

Selain itu, para petani dapat memperoleh pemahaman mengenai ketentuan perpajakan, khususnya yang diberlakukan kepada pelaku usaha sektor pertanian.

"Dengan demikian, penyaluran pinjaman UMi ke sektor pertanian di Magelang yang saat ini mencapai sekitar 5% bisa lebih ditingkatkan kembali," terang Ririn.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/14/172827978/petani-magelang-raup-omzet-rp-35-miliar-per-bulan-dari-beras-organik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke