Salin Artikel

5 Hal tentang Nenek Samiyah yang Tidur di Lemari, 40 Tahun Jualan Kopi dan Tak Punya KTP

Ia berjualan di Jalan Embong Kenongo, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Saat akan tidur, ia harus menekukkan kakinya atau meluruskannya ke bagian pojok atas. Posisi tidur tersebut membuat tubuhnya terasa linu saat bangun.

Berikut 5 hal tentang Nenek Smaiyah yang tidur di dalam lemari:

1. Sudah 40 tahun jualan kopi

Samiyah mengaku sebagai warga Desa Tarjen, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura.

Namun ia sudah 40 tahun berjualan kopi di Jalan Embong, Kenongo, Kecamatan Genteng, Surabaya.

Ia memiliki enam saudara, namun empat di antaranya sudah meninggal dunia.

Samiyah bercerita memiliki keluarga yang kontrak di Jalan Kaliasin, Surabaya. Namun karena lokasinya jauh, ia memilih tidur di dalam lemari kecil.

Selain lemari, di warung tersebut juga terdapat meja kecil yang sengaja ia jadikan untuk tempat shalat.

Walupun tak layak, Samiyah mengaku lemarin tersebut satu-satunya tempat yang membuat ia merasa aman.

"Saya tidur di dalam lemari ini, ini saya minta tolong dibuatkan sama tukang dan bayar Rp 300.000 karena kalau tidur di luar saya takut," ungkap Samiyah saat ditemui oleh Kompas.com, Rabu (10/11/2021).

3. Sehari dapat Rp 50.000

Di warung tersebut, Samiyah menjual minuman dan makanan seperti kopi, mi instan hingga rokok eceran.

Untuk melayani pembeli, Samiyah menggunakan sebuah kompor minyak tanah. Sehari-hari, Samiyah biasa mendapatkan uang Rp 50.000 dari berjualan.

Uang itu biasanya digunakan kembali untuk membeli minyak tanah dan barang dagangan.

Kadang, Samiyah juga menerima barteran nasi bungkus yang ditukar dengan kopi.

"Itu ada nasi yang titip langsung tak bayar sama kopi. Nanti nasi itu bisa saya makan sendiri," ucap dia.

"Saya lupa tahun berapa yang diobrak itu, tapi dulu KTP-ku dibawa Satpol PP. Sengaja enggak aku urus karena tak ada biaya," kata dia.

Samiyah bercerita ia masih kerap cemas dan khawatir jika kembali ditertibkan.

"Mohon ya, Nak, jangan bawa saya ke Keputih (lokasi Liponsos), kemarin Ibu Camat ke sini juga," Samiyah menirukan kata-katanya saat itu.

5. Dianggap ibu oleh karyawan

RL, salah satu karyawan yang bekerja di sekitar Jalan Embong Kenongo mengatakan jika Samiyah orang baik dan sudah dianggap sebagai ibu bersama dari sebagian karyawan di lokasi.

"Kalau Nenek Miyah ini kayak orang tua bersama lah, kadang dia pinjam uang untuk beli barang dagangannya. Sebesar Rp 100.000 baru bisa dikembalikan seminggu kemudian," kata salah satu karyawan, RL.

RL juga mengatakan, Samiyah sudah sangat lama berjualan di daerah tersebut.

"Lama sekali, sebelum saya kerja di sini sudah ada Nenek Miyah ini, Kasihan, dia orang baik tolong dibantu," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muchlis | Editor : Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/11/114400778/5-hal-tentang-nenek-samiyah-yang-tidur-di-lemari-40-tahun-jualan-kopi-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke