Salin Artikel

Harimau Sumatera Alami Malnutrisi Kronis, Akhirnya Mati Mengenaskan dan Dibakar

Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh mengatakan, harimau betina tersebut sejak dibawa ke Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) BKSDA Jambi kondisinya sudah kurus. 

“Kalau ukuran tubuhnya (skala) 1 sampai 10, itu cuma 2 nilainya,” kata Rahmad melalui rilis ke Kompas.com, Rabu (3/11/2021). 

Harimau itu dibawa ke TPS BKSDA Jambi pada 16 Oktober 2021, sebagai satwa yang berkonflik dengan warga di Merangin, Jambi. Usianya sekitar 10 tahun. 

Saat pertama masuk TPS waktu itu harimau kurus kering atau dalam kategori sangat buruk, malnutrisi, letargi, nafsu makan buruk dan terlihat kaki kanan depan membengkak dan tidak dapat digunakan untuk berjalan.

Malnutrisi kronis akibat tak bisa berburu

drh Yuli Akhmal selaku dokter hewan di TPS BKSDA Jambi mengatakan harimau tersebut mengalami malnutrisi kronis. Selain itu kakinya juga dalam keadaan patah. 

“Kalau berdasarkan x-ray ada pertumbuhan tulang baru. Perkiraan itu sekitar dua bulan sebelum kejadian (salah satu) kakinya sudah patah. Mungkin sejak kakinya patah tidak bisa mencari makan di alam lagi,” kata drh Yuli.

Akibatnya, asupan nutrisi harimau malang tersebut tidak tercukupi karena tidak makan dalam waktu lama. “Sehingga produksi asam lambung meningkat,” lanjut drh Yuli.

Selain itu harimau betina itu juga mengalami dehidrasi dan berpengaruh ke fesesnya yang menjadi keras. Harimau itu juga alami gangguan ginjal. 

“Ginjalnya mengalami peradangan yang kemudian menyebabkan anemia. Begitu rentetan kejadiannya. Pertama karena patah tulang di alam sampai tidak bisa berburu, lalu jadi lemas,” papar drh Yuli. 


Nafsu makan turun sampai harus diinfus

Pada 17 Oktober pihak TPS melakukan tindakan medis berupa memberikan obat vitamin, anti inflamasi dan analgesik serta pemberian pakan berupa ayam hidup dua ekor dengan berat 2,5 kg.

Hingga 27 Oktober makanan diberikan secara berkala seperti ayam, kelinci, hati sapi serta itamin. Namun harimau tersebut kehilangan nafsu makannya, bahkan makanannya sering tidak dihabiskan.

Baru tanggal 28 Oktober dokter hewan di TPS memberikan bius dan memasang infus pada harimau.

Mati dan dibakar

drh Yuli bersama drh Sugeng Dwi Hastono dari Amanah Veterinary Services Lampung melakukan pemeriksaan fisik, feses, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan darah.

“Infus dilakukan melalui ekor,” kata Yuli.

Pada 2 November dini hari tepatnya sekitar pukul 2.00 WIB harimau imi tak dapat diselamatkan.

BKSDA memutuskan agar tubuh harimau segera dibakar karena dikhawatirkan akan menyebarkan virus.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/03/210159778/harimau-sumatera-alami-malnutrisi-kronis-akhirnya-mati-mengenaskan-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke