Salin Artikel

Warga Binaan di Rutan Wates Jalani Masa Hukuman Sambil Produksi Rambut Palsu

KULON PROGO, KOMPAS.com – Warga binaan di Rumah Tahanan Kelas II B Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjalani hukuman sambil memproduksi rambut palsu atau wig.

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) ini bisa memproduksi 80-100 wig knitting dalam jenis yang beragam setiap hari.

Sebanyak 40 warga binaan terlibat dalam membuat rambut palsu tersebut. Mereka bekerja dari pukul 09.00 – 15.00 WIB. Mereka istirahat pukul 11.30 - 12.30.

“Semangat dan ketelitian WBP ini patut diacungi jempol,” kata Kepala Rutan Deny Fajariyanto melalui pesan singkatnya, Selasa (2/11/2021).

Program membuat rambut palsu sudah berlangsung lama di Rutan Wates. Mereka bekerja sama dengan PT Sung Chang Indonesia dalam produksi wig ini.

Sebelumnya, warga binaan sudah terlatih mengelola wig, yakni teknik pengeritingan butterfly. Pesanannya berlimpah.

Rutan kembali bekerja sama dengan Sung Chang untuk membuat wig dengan jenis yang lebih rumit dan menantang, yakni knitting wig jenis colby, darcy dan elody.

Disebut lebih rumit karena pembuatannya memerlukan ketelitian yang ekstra karena harus menyusun helai demi helai rambut ke dalam lubang-lubang kecil yang ada.

“Namun dengan semangat dan keaktifan para WBP, sedikit demi sedikit wig dapat tersusun,” kata Deny.

Hasil wig buatan bikinan warga binaan ini diminati pasar Eropa, Amerika, dan Jepang.

Tapi sebelum itu, wig hasil produksi warga binaan dilakukan finishing oleh Sung Chang.

Rutan dan Sung Chang mengawali kerja sama wig knitting ini mulai awal Oktober 2021.

Semua diawali pengenalan produk baru lalu lantas proses produksi wig berlangsung.

Dalam pengerjaannya, mereka terus diawasi dua karyawan Sung Chang. Mereka bertugas mengarahkan dan memastikan bikinan warga binaan sesuai kualitasnya.

Deny mengungkapkan, warga binaan terlihat antusias bekerja sambil mengembangkan keterampilan. Mereka bekerja penuh ketelitian.

“Kegiatan ini juga diharapkan menjadi bekal kemampuan ketika mereka keluar nanti,” kata Deny

Selain itu, kegiatan tersebut memiliki nilai tersendiri bagi warga binaan.

Mereka akan menerima premi dari tiap wig yang mereka buat, tergantung tingkat kesulitan setiap wig.

Premi tersebut biasanya akan dikumpulkan masing-masing warga binaan, disimpan dalam kartu Brizzi. Premi tersebut nantinya akan diberikan kepada keluarga mereka masing-masing.

Rutan Wates memang dikenal memiliki pembinaan yang unik bagi penghuninya.

Selain membuat wig, mereka juga ada yang memproduksi kusen, sapu, dan bertanam sayur sawi atau cabai. Hasilnya terserap ke pasar lokal Kulon Progo.

Mereka belajar dan bekerja dalam rutan yang memiliki luas bangunan 2.646 meter persegi. Bangunan kecil ini berkapasitas 73 orang.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/02/223943878/warga-binaan-di-rutan-wates-jalani-masa-hukuman-sambil-produksi-rambut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke