Salin Artikel

Suami Penjual Jamu Pingsan karena Terpeleset Usai Bunuh Istrinya

EN ternyata dibunuh oleh suaminya. Pelaku berinisial S (57) itu ditemukan tak sadarkan diri di sungai sekitar 200 meter dari lokasi pembunuhan.

Polisi pun mengungkap bagaimana S bisa ditemukan pingsan di lokasi tersebut lima jam usai peristiwa tragis itu terjadi.

Dalam kondisi kebingungan

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blitar AKP Ardyan Yudho Setyantono mengatakan, S ternyata saat itu dalam kondisi kebingungan.

Dia berniat hendak melarikan diri usai menganiaya sang istri EN yang sedang tidur di kamarnya sekitar pukul 00.30 WIB.

"Pelaku memukul korban yang tertidur menggunakan alu sebanyak tiga kali pada kepala korban," ujar Yudho kepada Kompas.com, Selasa (2/11/2021).

S kemudian mengembalikan alu ke dapur.

Yudho mengatakan, S kemudian duduk-duduk di teras rumahnya selama beberapa menit merenungkan apa yang baru saja dia lakukan.

"Pelaku mengaku mulai muncul penyesalan dan ketakutan," ujarnya.


Dalam kondisi bingung, S bergegas menuju ke arah belakang rumah dan duduk di pinggir sungai di dekat dam sekitar 200 meter dari rumahnya.

Dalam kegelapan, S kembali termenung di pinggir sungai itu, di tempat dia biasa membersihkan kaki dan tangannya usai bekerja di sawah.

"Dia berniat melarikan diri namun tidak tahu harus kemana," kata Yudho.

Terpeleset dan pingsan

Ketika hendak turun ke sungai untuk mencuci muka, S terpeleset jatuh ke sungai dari ketinggian sekitar 3 meter, Kepalanya membentur beton dam sungai.

Benturan di kepalanya membuat S tak sadarkan diri dan ditemukan warga beberapa jam kemudian ketika hari mulai terang.

Polisi menyebutkan, pembengkakan di bagian kepala itu sempat membuat S kesulitan berbicara sehingga polisi harus menunggu beberapa pekan untuk mendapatkan keterangan darinya.

Ketika S dinyatakan sembuh dan mampu berbicara, penyidik Polres Blitar segera menetapkan dirinya sebagai tersangka.

S juga telah mengaku melakukan penganiayaan terhadap EN, istrinya sendiri.

8 bulan pisah ranjang

Ketika peristiwa tragis itu terjadi, EN dan S sudah pisah ranjang selama delapan bulan meski masih tinggal serumah.

Namun keputusan pisah ranjang berakar pada keretakan hubungan rumah tangga pasangan itu yang sudah terjadi sejak beberapa tahun sebelumnya.

Sebenarnya EN dan S sudah puluhan tahun menjalani bahtera rumah tangga dan kedua anak mereka, Ri dan R, sudah  mandiri.

Anak sulung mereka, Ri, bahkan sudah memiliki istri dan anak.

Benih keretakan rumah tangga pasangan itu sudah menjadi rahasia umum di lingkungan dimana pasangan itu tinggal.

S menjalani sebuah operasi medis yang membuat kemampuan seksualnya menurun. Hal ini menjadi awal keretakan hubungan S dan EN.


Kondisi tersebut sempat membuat EN meminta S untuk menceraikan dirinya namun S menolak dengan pertimbangan ingin mempertahankan keutuhan rumah tangga.

S bahkan bersedia menutup mata jika EN menjalin hubungan asmara dengan pria lain dengan syarat hubungan itu tidak diperlihatkan di depan dirinya.

Yudho menyatakan penyidik unit Perlindungan Perempuan dan Anak dapat mengonfirmasi latar belakang keretakan rumah tangga pelaku dan korban.

"Pelaku memang pernah menjalani operasi dan setelah tindakan medis itu dirinya mengalami penurunan kemampuan seksual. Ini dapat kami konfirmasi," ujarnya.

Namun beberapa tahun lalu ketika EN menjalin hubungan dengan teman sekolahnya yang bekerja di Surabaya, S terbakar api cemburu.

Hal itu dipicu oleh perilaku EN yang dianggap sengaja memamerkan kemesraannya dengan pria lain di depan S.

"Dia seringkali pergi ke Surabaya kemudian memperlihatkan di HP-nya foto mesra-mesraan sama orang lain," kata S saat dihadirkan pada konferensi pers, Sabtu lalu (30/10/2021).

Menurut polisi, sebenarnya hubungan asmara EN dengan teman sekolahnya di sebuah SMP di Blitar sudah berakhir lantaran pria tersebut sudah meninggal dunia tahun lalu akibat Covid-19.

Namun sakit hati S masih membekas lantaran EN dianggap suka menceritakan perselingkuhannya ke orang lain yang menjadi pelanggan dagangan jamunya.

Masalah tersebut berujung pada pisah ranjang.

Buka buku diari

Kemudian EN kembali membakar api cemburu di hati S ketika sekitar sebulan sebelum kejadian dirinya sering sibuk berkomunikasi dengan seorang pria asing yang diduga berada di luar negeri.

Hubungan barunya dengan pria tersebut diketahui S beberapa pekan sebelum kejadian ketika dia diam-diam membuka buku diari milik EN.

Di buku itu, S menemukan kalimat-kalimat yang mencerminkan hubungan dekat istrinya dengan seorang pria.

Dengan memegang buku diari, EN sering menelepon melalui saluran WhatsApp dengan pria lain di depan S.

Dicaci

Rabu sore (6/10/2021), S lupa mematikan pompa air setelah berwudhu sehingga air di penampungan tumpah kemana-mana.

EN kesal dan marah-marah disertai ucapan yang bagi S  menyakitkan.

"Korban mengatai pelaku dengan kata-kata 'tuwek goblok (tua goblok)'," ujar Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Blitar Ipda Linar Tiwi.

Menurut polisi, peristiwa sore hari itulah yang memantik munculnya segala kemarahan dan sakit hati yang selama ini ada di hati pelaku.

"Sebelum tidur di ruang tengah di depan televisi, pelaku mengaku teringat kembali rentetan peristiwa yang menyakitkan hatinya selama ini," ujar Linar.

Terbangun tengah malam, S tidak mampu membendung amarahnya.

Dia mengambil alu yang biasa digunakan istrinya untuk menumbuk ramuan jamu, kemudian bergegas ke kamar EN yang tertidur dan mengayunkan alu itu sebanyak tiga kali ke kepala EN.

Sekitar 30 menit kemudian, Kamis (7/10/2021) dini hari, pukul 01.00 WIB, anak kedua pasangan itu, R, pulang kerja dan mendapati ibunya tak bergerak bersimbah darah di kamarnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/02/165842878/suami-penjual-jamu-pingsan-karena-terpeleset-usai-bunuh-istrinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke