Salin Artikel

Kisah Exsi Rintis Warung Emak, Berawal Modal Rp 250.000 hingga Punya Omzet Rp 20 Juta Sehari

Tak ada yang menyangka, usaha warung makan itu dimulai dari dapur rumahnya.

“Saat itu hanya jual makanan sesuai order dari rumah,” kata dia saat berbincang dengan Kompas.com di Warung Emak, Jalan Pajajaran, Jumat (29/10/2021).

Sekarang, warung makanan tersebut sudah mampu memperkerjakan 15 orang. Bahkan, ia juga baru membuka cabang baru di Malang.

Dalam sehari, Exsi mampu menjual sekitar 1.500 porsi makanan. Omzet kotor yang diperoleh dari menjual makanan tersebut mencapai Rp 20.000.000 setiap harinya.

Hasil keuntungan usaha tersebut digunakan untuk berbagai kepentingan. Seperti mendaftar haji dan bersedekah untuk warga kurang mampu.

Kisah Awal Mulai Berbisnis

Perjalanan perempuan yang akrab disapa Exsi itu dimulai pada 2015. Saat itu, ia berhenti bekerja dari rumah sakit swasta di Jember.

“Saya dan suami sama-sama bekerja di rumah sakit, saya diminta berhenti kerja," terang dia.

Ia diminta untuk menjaga anaknya di rumah. Untuk itu, ia patuh dengan permintaan suaminya tersebut.

Namun, karena sudah terbiasa bekerja, Exsi merasa tak nyaman hanya berdiam diri. Akhirnya, ia mencoba merintis usaha menjual makanan dari rumahnya.

Kegiatan itu ia mulai setelah mendapat izin dari suaminya. Ia memilih menjual makanan karena memang memiliki hobi memasak.

“Dulu hanya sesuai order, kalau ada yang pesan saya masak,” tutur dia.

Beberapa bulan kemudian, Exsi mulai memasak setiap hari. Ia mencoba konsisten menyediakan makanan setiap hari. Sehari, pembeli hanya sekitar lima orang.

“Kadang ada satu hari full tidak ada pembelinya,” ucap dia.


Ia tak ingin masakan itu basi di rumahnya. Akhirnya, masakan tersebut dibungkus dan dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Seperti tukang becak yang ada di dekat rumahnya.

“Besoknya kami masak fresh lagi,” ujar dia.

Kendati ada yang belum terjual sama sekali, Exsi tak menyerah. Ia tetap memasak untuk dijual. Saat itu, ia mengajak satu karyawan untuk membantunya.

“Tahun 2017 saya coba masukkan jualan di Go Food,” aku dia.

Saat itu, jualannya semakin dikenal masyarakat. Bahkan, ia memindahkan usaha itu ke sebuah ruko di Jalan Padjajaran. Warung makan itu pun diberi nama Warung Emak. 

Penamaan itu memiliki alasan sederhana, banyak yang memanggilnya Emak saat bertransaksi. Ruko kecil itu dibanjiri pembeli.

“Kalau bulan Ramadan sampai antre dan macet yang mau beli,” kata dia.

Karena ruko terlalu kecil, akhirnya ia pindah tempat ke pekarangan milik suaminya yang cukup luas.

Pembeli Kangen Masakan Emaknya

Ia mengaku makannya yang dijualnya memiliki keunggulan sambal. Banyak pembeli merasa terkenang dengan masakan ibu masing-masing. Sebab, sambal yang disajikan seperti sambal dibuat di rumah pada umumnya.

“Menunya seperti sambel teri, sambal pete, sambel tempe dan tahu,” ucap dia.

Dalam sehari, Exsi menghabiskan 50 kilogram cabai. Ketika cabe mahal, ia tidak mengurangi porsi sambalnya.

Exsi merasa menu yang disajikan tersebut mewakili rasa kangen pembeli, terutama mahasiswa dari luar kota yang tinggal di Jember. Dari sana, Warung Emak dikenal dengan menu khas sambalnya.

Selain itu, dirinya mengaku selalu terbuka ketika ada masukan dan komplain dari pembeli. Hal itu yang menjadikan warungnya selalu berbenah. Selain itu, ia juga mengatur manajemen warung tersebut secara kekeluargaan dan kerja tim.

“Kita harus tau karakter masing-masing karyawan,” jelas dia.


Nasi Gratis Setiap Jumat dan Keliling Desa Bersedekah

Exi mengaku tak memiliki ilmu tentang bisnis. Ia merupakan lulusan politeknik kesehatan dan akademi kebidanan.

Ia merintis usaha secara otodidak, promosi dilakukan lewat media sosial, Facebook hingga Instagram.

Di balik kesuksesannya merintis usaha kuliner, Exsi tak lupa untuk berbagi. Ia menggratiskan makanan setiap Jumat bagi orang yang tidak mampu.

Selain itu, ia mendatangi panti jompo, panti asuhan, hingga pelosok desa untuk membagikan makanan dan sembako.

Tak hanya itu, ketika banyak warga yang menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) karena Covid-19, dia menyediakan dan mengantarkan makanan gratis.

Pada awal 2020, usaha kuliner Exsi juga ikut terdampak pandemi Covid-19. Sekitar tiga bulan omzetnya turun drastis. Namun, kini keadaannya sudah berangsur pulih.

 “Sekarang sehari transaksi via Go Food bisa 200 orderan,” ucap dia.

Keberhasilan Warung Emak dalam menjual makanan mendapat penghargaan sebagai best rising star merchant dari Gofood. Penghargaan itu diberikan kepada restoran baru yang sudah maju.

“Dalam sebulan, transaksi di Go Food saja bisa Rp 200 juta, itu belum offline-nya,” tambah Account Executive Go Food Jember Arga Erlangga.

Menurut dia, Warung Emak terpilih karena merupakan warung baru yang cepat maju. Hal itu tidak lepas dari sikap Exsi yang terbuka pada semua orang.

“Pemiliknya sangat kooperatif dan sering ikut program promo menu,” ucap dia.

Pemilik Warung Emak, kata dia, memiliki mindset investitasi jangka panjang melalui promo. Sebab, dampaknya akan mendatangkan pelanggan baru.

“Kalau pelanggan setia akan tetap, tapi resto itu bisa dapat pelanggaran baru,” kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/29/165810178/kisah-exsi-rintis-warung-emak-berawal-modal-rp-250000-hingga-punya-omzet-rp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke