Salin Artikel

Memburu Para Perampok dan Pembunuh Pengusaha Elpiji di Padang

Peristiwa itu berawal saat tiga perampok masuk ke dalam rumah YN pada Sabtu pukul 21.00 WIB.

Perampok yang menggunakan penutup kepala dan wajah masuk melalui sebuah kamar yang letaknya berada di belakang rumah.

Sesaat setelah masuk ke dalam rumah, para perampok menyekap RF yang merupakan sekuriti rumah. RF dimasukkan ke dalam sebuah ruangan.

"Dari keterangan saksi saat pelaku ini masuk, RF sedang shalat dan (perampok) langsung menyekap dan mengikat kaki dan tangannya dengan menggunakan tali,” ucap Kapolsek Kuranji AKP Sutrisman dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (25/10/2021).

RF baru bisa melepaskan ikatannya pada Minggu (24/10/2021) pukul 05.00 WIB.

Setelah mampu melepaskan diri, RF masuk ke dalam ruang utama dan mendengar suara orang menggedor pintu kamar.

Saat pintu dibuka, RF menemukan pembantu rumah berinisial EN (23) dalam keadaan tangan terikat.

Setelah RF melepaskan EN, RF kembali mendengar suara dari kamar mandi dan menemukan AA (83) yang merupakan ibu dari YN sudah tergeletak.

RF mengangkat AA dan meletakkannya di atas sofa.

Sementara, G (60), suami YN ditemukan di kamar mandi. Sama dengan korban lainnya, G juga disekap. Adapun G mengalami patah tangan karena dianiaya para perampok.

Selanjutnya, RF dan penghuni yang berhasil melepaskan diri menuju kamar YN yang saat itu dalam keadaan terkunci.

Mereka mendobrak pintu dan menemukan YN sudah tidak bernyawa dalam keadaan tangan terikat ke belakang dan mulut ditutup menggunakan kain.

Dari pemeriksaan, YN tewas karena ditusuk.

“RF memutus tali yang mengikat tangan korban dengan menggunakan gunting dan meminta tolong pada jemaah yang shalat subuh di dekat rumah. Selanjutnya pukul 05.30 WIB warga melaporkannya ke kami,” kata Sutrisman.

Pelaku bisa lebih dari 3 orang

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Padang, Kompol Rico Fernanda mengatakan, yang masuk ke rumah kemungkinan besar ada tiga orang.

Namun, tidak menutup kemungkinan ada pelaku lainnya yang berjaga di luar rumah. 

"Ini sedang kita dalami terus," ujar Rico.

Korban tak memiliki musuh

Sabrana, kakak ipar YN, mengatakan, adik iparnya itu tidak memiliki musuh.

Bahkan YN dan keluarga dikenal di tengah masyarakat sebagai warga yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

"Tidak ada musuh. Beliau baru tiga tahun di Padang, sebelumnya di Jakarta," kata Sabrana kepada Kompas.com, Senin (25/10/2021).

YN bersama keluarganya pindah ke Padang tahun 2018 untuk meneruskan usaha elpiji milik keluarga.

Sabrana mengaku tidak ada keanehan sehari sebelum perampokan terjadi.

"Tidak ada yang aneh, firasat pun tidak ada. Kami tahu setelah terjadi peristiwa itu," kata Sabrana yang juga merupakan mantan anggota DPRD Sumbar.

Sistem keamanan

Sabrana menjelaskan, rumah yang ditempati YN dan keluarga memiliki kamera CCTV dan sistem pengamanan yang cukup baik.

Untuk masuk dari pintu depan harus melalui sistem pengamanan dengan remote control.

"Tapi kalau dari belakang, memang bisa orang masuk dengan memanjat. Ini yang dimanfaatkan pelaku untuk masuk," kata Sabrana.

Mobil dan perhiasan raib

Sabrana mengatakan, selain membunuh YN, para perampok juga membawa lari sebuah mobil, perhiasan, dan uang di ATM korban, serta kamera CCTV.

Sabrana berharap pelaku bisa ditangkap dan diproses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Saya sangat berharap polisi segera mengungkap kasus ini. Pelaku harus mendapat hukuman yang setimpal," kata Sabrana.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/26/053000678/memburu-para-perampok-dan-pembunuh-pengusaha-elpiji-di-padang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke