Salin Artikel

Peternak Ayam Histeris Tak Bisa Temui Risma, Pejabat Kota Blitar: Tolong Hormati Makam Bung Karno!

Siti Masroah adalah peternak rakyat asal Kecamatan Sutajayan, Kabupaten Blitar.

Ia berusaha menemui Risma untuk mengadukan nasibnya yang bangkrut dan menanggung utang perbankan saat harga telur tak kunjung stabil.

Saat Siti berusaha mendekati Risma, seorang perempuan merangkul Siti. Ia pun berusaha berontak dan menangis keras sembari mengatakan sesuatu yang tak jelas.

Tak hanya petugas keamanan yang turun tangan. Sejumlah pejabat Pemerintah Kota Blitar juga meminta Siti keluar dari area makam.

"Tolong hormati Makam Bung Karno!" kata seorang pejabat Pemkot Kota Blitar

Siti lalu dibawa ke ruang pantry di sebelah kantor sekretariat makam. Kemudian sejumlah pegawai Pemkot Blitar meminta wartawan untuk keluar ruangan.

Salah satu perempuan itu bernama Yessy. Ia mengaku sengaja menemui Risma untuk menanyakan janji Presiden Jokowi.

Risma didampingi Bupati Blitar Rini Syarifah menjelaskan jika Kemensos tak dapat mengintervensi jika uang dana bantuan sosial sudah ditransfer ke bank penerima.

Kalau saya dipaksa untuk membeli, itu aturannya saya enggak bisa, gitu lho. Paham ya," kata Risma kepada keduanya.

Yessy pun kembali menanyakan kemungkinan bantuan sosial bisa menyerap telur dari peternak rakyat. Lagi-lagi Risma menegaskan jika ia tak bisa melakukannya.

"Begitu uang itu turun dari kami, kemudian sampai bank penerima, udah ini ada aturannya sendiri. Yang ngatur bukan kami," kata Risma.

Menanyakan instruksi Presiden

Setelah berbicara dengan Risma, Yessy dan rekannya diminta untuk keluar area makam.

Bahkan saat wartawan akan mewawancarai Yessy, pejabat tersebut tetap meminta keduanya keluar dari area makam.

Sementara itu Yess mengatakan ia menemui Risma untuk mempertanyakan kelanjutan instruksi dari Presiden Jokowi.

"Kami menanyakan kelanjutan instruksi Pak Jokowi bahwa telur dimasukkan sebagai salah satu komponen bantuan sosial," kata Yesy.

Menurutnya saat peternak unjuk rasa di Jakarta, ada komitmen dari pejabat Kemensos bahwa telur akan dimasukkan ke dalam bansos.

Termasuk pernyataan Presiden Jokowi di hadapan perwakilan peternak petelur di Istana Kepresidenan pada Rabu (15/9/2021).

Saat itu Jokowi menjanjikan kebijakan penyerapan telur ke bantuan sosial non tunai yang diberikan pemerintah kepada warga miskin melalui Kementerian Sosial.

Janji itu disampaikan sebagai respon atas keluhan peternak terkait rendahnya harga jual telur di pasaran.

"Lha, ternyata tadi kata Bu Menteri aturan di bawahnya bukan kewenangan Ibu Menteri. Kami akan komunikasi dengan kementerian yang dimaksud," ujar Yesy.

"Kalau bantuan sosial (non tunai) kami hanya beras. Karena kalau saya membantu telur juga itu terlalu berat, apa namanya, membaginya bagaimana itu kan," kata Risma di sela kunjungannya ke Makam Presiden Soekarno di Kota Blitar, Sabtu sore (23/10/2021).

"Nanti kalau pecah atau bagaimana itu sampai di warga nanti kami dimaki-maki lagi," tambahnya.

Menurut Risma, anggaran bantuan sosial non tunai yang disalurkan Kementerian Sosial memang hanya dialokasikan untuk beras, bukan telur.

Aturan terkait bantuan sosial non tunai, kata dia, sudah jelas termasuk ketentuan tidak boleh ada pemaketan atau pengiriman barang ke warga yang menerima bantuan (penerima manfaat).

"Dari Kemenko PMK bahwa tidak boleh ada pemaketan. Dan sudah jelas itu pembuat aturannya bukan di Kemensos," ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Dheri Agriesta, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/24/174700178/peternak-ayam-histeris-tak-bisa-temui-risma-pejabat-kota-blitar-tolong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke