Salin Artikel

Seorang Peternak Ayam Petelur di Blitar Menangis Histeris Saat Dicegah Temui Risma

Perempuan yang kemudian diketahui bernama Siti Masroah itu segera dicegah sejumlah orang yang berada di dekatnya saat berusaha menyampaikan sesuatu.

Seorang perempuan kemudian merangkul Siti yang masih berusaha mendekati Risma. Namun, Siti berusaha berontak dan menangis keras sembari mengatakan sesuatu yang tidak dapat terdengar jelas.

Beberapa petugas keamanan turun tangan, membawa Siti menjauh dari Risma hingga mendekati pintu gerbang makam.

Adegan itu berlangsung cukup lama hingga sejumlah pejabat Pemerintah Kota Blitar ikut meminta Siti keluar dari area makam.

"Tolong hormati Makam Bung Karno!" kata seorang pejabat Pemkot Kota Blitar.

Siti akhirnya keluar dan dibawa ke ruang pantry di sebelah kantor sekretariat makam. Di ruangan itu, beberapa pegawai Pemkot Blitar meminta wartawan untuk keluar.

Kepada Kompas.com, pengurus Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Yesy Yuni mengatakan bahwa Siti adalah peternak rakyat asal Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, yang mengalami kebangkrutan dan menanggung utang perbankan.

Yesy menyebut, Siti hendak mengadukan nasibnya kepada Risma. Peternak itu juga ingin menanyakan janji Presiden Joko Widodo untuk menyerap telur produksi peternak rakyat ke dalam bantuan sosial non tunai.

Peternak akan tagih janji Jokowi

Ketika Siti dibawa ke salah satu ruangan di sekretariat makam, dua perempuan peternak lainnya menemui Risma di dalam area pagar makam. Salah satu peternak itu adalah Yesy yang sengaja datang untuk menanyakan janji Presiden Jokowi.

Didampingi Bupati Blitar Rini Syarifah, Risma terlihat memberikan penjelasan kepada dua perwakilan peternak ayam petelur tersebut.

"Kalau saya dipaksa untuk membeli, itu aturannya saya enggak bisa, gitu lho. Paham ya," kata Risma kepada keduanya.

Risma menambahkan, begitu uang dana bantuan sosial ditransfer oleh Kemensos ke bank penerima, Kemensos tidak lagi dapat mengintervensi.

Ditanya sekali lagi oleh Yesy jika ada kemungkinan bantuan sosial menyerap telur dari peternak rakyat, Risma kembali menegaskan pihaknya tidak dapat melakukannya.

"Begitu uang itu turun dari kami, kemudian sampai bank penerima, udah ini ada aturannya sendiri. Yang ngatur bukan kami," kata Risma.

Sejumlah pejabat Pemerintah Kota Blitar kemudian meminta Yesy dan rekannya untuk keluar area makam.

Ketika wartawan hendak mewawancarai keduanya, seorang pejabat Pemkot keukeuh meminta keduanya keluar area makam lebih dulu.

"Kami menanyakan kelanjutan instruksi Pak Jokowi bahwa telur dimasukkan sebagai salah satu komponen bantuan sosial," kata Yesy.

Yesy juga mengatakan, ketika peternak berunjuk rasa di Jakarta juga telah mendapatkan komitmen dari pejabat Kemensos bahwa telur akan dimasukkan ke dalam bansos.

"Lha, ternyata tadi kata Bu Menteri aturan di bawahnya bukan kewenangan Ibu Menteri. Kami akan komunikasi dengan kementerian yang dimaksud," ujar Yesy.

Di hadapan perwakilan peternak ayam petelur di Istana Kepresidenan pada Rabu (15/9/2021), Presiden Jokowi menjanjikan kebijakan penyerapan telur ke bantuan sosial non tunai yang diberikan pemerintah kepada warga miskin melalui Kementerian Sosial.

Janji itu disampaikan sebagai respon atas keluhan peternak terkait rendahnya harga jual telur di pasaran.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/24/160359178/seorang-peternak-ayam-petelur-di-blitar-menangis-histeris-saat-dicegah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke