Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Tangisan Eks Kapolsek Percut Sei Tuan | Mahasiswa yang Dibanting Polisi Dibawa ke RS

KOMPAS.com - AKP Janpiter Napitupulu tak bisa membendung air matanya saat upacara perpisahan bersama anggotanya.

Usai dicopot, Janpiter tak lagi menjabat Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Percut Sei Tuan. Ia kini ditugaskan ke Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatera Utara.

Janpiter dan Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Percut Sei dicopot usai menetapkan LG, seorang pedagang yang menjadi korban penganiayaan, sebagai tersangka.

Berita populer lainnya adalah seputar kondisi FA, mahasiswa pedemo yang dibanting polisi di Kabupaten Tangerang, Banten.

FA kembali dibawa ke rumah sakit (RS). Hal ini tampak dalam sebuah foto yang beredar di media sosial.

Dalam foto yang beredar, terlihat tangan kanan FA tertempel alat-alat medis.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

Sebelum meninggalkan kantor Polsek Percut Sei Tuan, AKP Janpiter Napitupulu menyampaikan kalimat perpisahan kepada anggotanya.

Saat menyampaikan kalimat perpisahan, eks Kapolsek Percut Sei Tuan ini tak bisa membendung tangisnya.

"Maafkan saya kalau saya sering memarah-marahi kalian," ujarnya dalam acara perpisahan bersama anggotanya.

Janpiter meninggalkan Mapolsek Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis (14/10/2021).

"Selaku Kapolsek, saya banyak kekurangan kepada kalian. Terkadang saya harus marah, merepet kepada kalian. Tetapi semuanya untuk kebaikan, supaya kita berhasil," ucapnya.

Baca selengkapnya: Dicopot Usai Jadikan Pedagang Tersangka, Kapolsek Percut Sei Tuan Janpiter Menangis Saat Tinggalkan Kantornya

FA, mahasiswa pedemo yang dibanting polisi di Kabupaten Tangerang, kembali dibawa ke rumah sakit (RS).

Hal tersebut tampak dalam sebuah foto yang beredar di media sosial.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Tangerang Kombes Sri Wahyu Bintoro memberikan pernyataan tentang foto itu.

Menurutnya, adalah benar bahwa FA berada di RS. Ia dibawa ke RS untuk menjalani pemeriksaan klinis atau medical check up.

"Itu kemarin, kita sengaja bupati dan saya membawa yang bersangkutan untuk medical check up dan harus istirahat di RS Ciputra," ungkapnya, Jumat (15/10/2021).

Baca selengkapnya: Mahasiswa yang Dibanting Polisi Kembali Dibawa ke RS, Begini Kondisinya

Sebuah bangunan yang diduga merupakan kantor pinjaman online (pinjol), digerebek oleh aparat Polda Jawa Barat dan Polda DIY, Kamis (14/10/2021) malam.

Bangunan tersebut berada di Jalan Prof Herman Yohanes, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penggerebekan ini dilakukan oleh personel Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat dan Ditreskrimsus Polda DIY.

Direktur Ditreskrimsus Polda Jawa Barat Kombes Pol Arif Rahman menjelaskan, penggerebekan ini bermula dari adanya laporan seorang korban pinjol.

Karena terus mendapat tekanan dari pinjol, korban tersebut sampai dirawat di RS karena mengalami depresi.

"Yang bersangkutan dirawat di rumah sakit karena depresi dengan tindakan-tindakan penekanan yang tidak manusiawi dari pinjaman online tersebut," tuturnya, Kamis.

Baca selengkapnya: Polisi Gerebek Kantor Pinjol Ilegal di Sleman, 83 Debt Collector Diamankan

Sidang kasus dugaan korupsi Masjid Sriwijaya kembali digelar di Pengadilan Negeri Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (14/10/2021).

Kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan mendatangkan tiga saksi untuk Mukti Sulaiman dan Ahmad Nasuhi selaku terdakwa dugaan korupsi pembangunan Masjid Sriwijaya.

Ketiga orang saksi tersebut, yakni Kerjasama Operasional (KSO) PT Brantas Abipraya-PT Yodya Karya, Dwi Kridayani; Ketua Panitia Divisi Lelang Pembangunan Masjid Syarifudin, yang juga telah ditetapkan sebagai terdakwa; dan anggota Divisi Hukum dan Administrasi Lahan Pembangunan Masjid, Burkian.

JPU Roy Riyadi mencecar saksi Syarifudin mengenai temuan lembaran kertas rekapan dari PT Brantas Abipraya.

Kertas tersebut ditemukan dalam penggeledahan di rumah Syarifudin pada beberapa waktu lalu.

“Catatan ini ditemukan di rumah pak Syarifudin dengan rek perusahaan proyek dan mutasi sama. Ada untuk Sumsel 1 ada nominalnya Rp 2,5 miliar dan Rp 2,43 miliar ada juga sewa heli untuk Sumsel 1 Rp 300 juta,” paparnya.

Baca selengkapnya: Daftar Penerima Dana Masjid Sriwijaya Dibeberkan di Sidang, Sumsel 1 Terima Miliaran Rupiah

Kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini ke Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (13/10/2021), diwarnai dengan dengan perdebatan antara Risma dengan mahasiswa.

Mahasiswa tersebut memprotes keterlibatan oknum kepala desa di Lombok Timur yang diduga menjadi supplier pemasok komoditi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Ia mempertanyakan mengapa Mensos Risma melakukan kunjungan ke tempat oknum kepala desa yang diduga merangkap sebagai supplier.

Menurut mahasiswa tersebut, Rohman Rofiq, aksinya itu dilakukan untuk menyampaikan aspirasi terkait dugaan masalah bantuan sosial di Lombok Timur.

"Kebetulan momentum ini kami sampaikan kondisi sengkarut bantuan sosial di Lombok Timur ini ke Bu Risma," sebutnya, Kamis (14/10/2021).

Baca selengkapnya: Pemicu Mahasiswa Adu Mulut dengan Risma, Protes Oknum Kades Jadi Supplier Bansos

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banten, Acep Nazmudin; Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma; Kontributor Palembang, Aji YK Putra; Kontributor Mataram, Karnia Septia | Editor: David Oliver Purba, Abba Gabrillin, Khairina, Aprillia Ika, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/16/060000878/-populer-nusantara-tangisan-eks-kapolsek-percut-sei-tuan-mahasiswa-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke