Salin Artikel

11 Tahun Hidup dengan HIV/AIDS, Emu Dirikan Rumah Singgah untuk ODHA, Ini Ceritanya

Virus tersebut menggerogoti tubuhnya sejak tahun 2010.

Empat tahun kemudian, yakni 14 Februari 2015 ia mengagas pendirian LSM Perjuangan yang memberikan pendampingan kepada para ODHA.

Divonis hidup hanya 3 hari

Emu bercerita ia menikah pada tahun 1996 dalam kondisi sehat dan memiliki tiga orang anak.

Ia mengaku kehidupannya kurang terkontrol hingga terkena virus HIV. Tak hanya divonis HIV, Emu juga divonis TB Paru.

Komplikasi penyakit tersebut membuat ia nyaris lumpuh dan tak berdaya. Ia juga harus menjalani perawatan selama 2 pekan di rumah sakit.

Bahkan saat ini Emu sempat divonis dokter jika sisa hidupnya hanya tiga hari. Hal tersebut membuat ia ingin bertahap hidup untuk istri dan anak-anaknya.

Berkat dukungan istri dan tiga anaknya, dia akhirnya bisa melewati masa kritis dan bisa bertahan hidup hingga saat ini.

Meskipun begitu Emu harus mengonsumsi obat seumur hidup.

"Harus telaten dan tertib konsumsi obatnya," kata , kepada sejumlah wartawan, di kediamannya, Selasa (12/10/2021).

Emu mengaku sudah dinyatakan sehat, namun selama 11 tahun ia harus tetap mengkonsumsi obat-obatan karena secara medis belum ada obat yang menyembuhkan HIV/AIDS.

Ia juga menjadi relawan LSM Flobamor Jaya Peduli yang konsen pada isu HIV/AIDS.

Setelah mengikuti pelatihan konselor di Yogyakarta, ia menggagas LSM Perjuangan sebagai rumah singgah untuk ODHA pada 14 Februari 2014.

LSM Perjuangan yang dirintisnya mendampingi dan merawat sejumlah warga yang terkena HIV dan penderita AIDS.

Ia menyadari banyak ODHA yang cenderung tertutup dan tidak terbuka akan keadaannya kepada keluarga dan lingkungan.

Padahal, keterbukaan sangat penting sehingga ada dukungan keluarga dan lingkungan.

"LSM yang saya dirikan karena pengalaman pribadi dan LSM ini dari orang sakit untuk orang sakit, sehingga saya memberikan pendampingan," kata dia.

Bahkan, beberapa ODHA yang pernah dirawat di LSM Perjuangan saat ini sudah sembuh dan sudah menjadi relawan bagi penderita lain.

Pendampingan yang dilakukan antara lain layanan kesehatan dan terapi HIV dengan mengingatkan penderita agar mengonsumsi obat tepat waktu.

Pihaknya juga mendampingi keluarga ODHA agar menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) bagi ODHA itu sendiri.

Untuk itu, LSM Perjuangan melakukan pemberdayaan ekonomi dan memberikan modal usaha, sehingga saat ini banyak ODHA yang memiliki usaha mandiri seperti warung makan, mebel dan kios.

"Pendampingan oleh LSM Perjuangan pun dilakukan sepanjang masa tanpa batas waktu," ujar dia.

Emu pun bersyukur dengan dukungan dari pemerintah, karena saat ini di setiap kelurahan di Kota Kupang sudah ada wadah Warga Peduli Aids (WPA) yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

"Saya berharap, ODHA tidak dikucilkan dan didiskriminasi di dunia kerja tetapi diberikan peluang yang sama," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sigiranus Marutho Bere | Editor : Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/13/103500878/11-tahun-hidup-dengan-hiv-aids-emu-dirikan-rumah-singgah-untuk-odha-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke