Salin Artikel

Dua Spesies Burung Migran Asia Timur Ditemukan Mampir di Pegunungan Sanggabuana

Hal itu didapati oleh Peneliti dari Yayasan Konservasi Ekosistem Alam Nusantara (Kiara) bersama Sanggabuana Wildlife Expedition dan tim Ranger dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) yang tengah melakukan pengamatan.

"Keduanya yakni Alap Alap Cina atau China Sparrowhawk (Accipiter soloensis) dan Elang Alap Nipon (Accipiter gularis)," kata Hery Sudarno, Peneliti dari Yayasan Kiara dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (11/10/2021).

Sebenarnya, kata Hery, lima peneliti Kiara dan SCF sedang melihat aktivitas Primata yang ada di Sanggabuana. Ia tak meduga ada migrasi dua raptor di Sanggabuana yang dinilai mengejutkan dan menjadi spot baru untuk pengamatan burung migran.

"Biasanya kita melakukan pengamatan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Ternyata ada juga di Sanggabuana," ujar peneliti Primata ini.

Dalam pengamatan pada 9 September 2021 tercatat tiga koloni burung migran yang terdiri dari 57 individu terbang di atas area Cikoleangkak Birdwatching Trek atau jalur pengamatan burung Cikoleangkak.

Pada awal kemunculannya, terpantau empat alap alap nipon pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB. Kemudian muncul lagi flock besar berjumlah 20 ekor alap-alap china. Lalu pada pengamatan selesai pukul 16.30 WIB tercatat ada sekitar 43 burung raptor yang melintas.

Jika saja pengamatan dilakukan sejak pagi, menurut Hery, bisa saja jumlah burung migran yang mampir dan terpantau di Sanggabuana jumlahnya ratusan

Pada tanggal 10 September 2021, pemantauan kembali dilakukan. Pada pagi hari, terpantau 102 individu yang kembali melintas di Sanggabuana, di jalur pengamatan burung Cikoleangkak.

Migrasi ke Indonesia September-Oktober

Alap Alap China merupakan burung pemangsa dengan panjang tubuh sekitar 25 sampai 35 sentimeter. Burung migran ini biasa melanglang buana pada saat di tempat asalnya sedang musim dingin. Tidak hanya di Indonesia, alap-alap china ini juga migrasi sampai di Philipina dan Papua New Guinea.

Sedangkan elang alap nippon merupakan raptor pemakan burung kecil dari keluarga Accipitridae, dan merupakan burung migran dari Jepang, Asia Tenggara atau Sunda Besar.

Dua raptor ini biasanya migrasi ke Indonesia pada bulan September-Oktober sebelum kembali ke negeri asalnya.


50 jenis burung

Uce Sukendar, pemandu Cikoleangkak Birdwatching Trek dari SCF mengatakan, di jalur pengamatan burung ini bisa ditemui sekitar 50 jenis burung, baik burung kicauan maupun burung pemangsa.

Maskotnya adalah elang jawa atau Nisaetus bartelsi. Selain burung, juga bisa ditemui tiga jenis primata, yaitu owa jawa, surili, dan lutung jawa.

“Tapi kalau burung migran, dan segini banyaknya saya baru tau. Dan ini juga dikasih tahu sama teman-teman dari Kiara yang hari ini ke hutan bareng kita," kata Uce.

Jalur pengamatan burung cikoleangkak merupakan jalur wisata terbatas yang belum lama ini viral setelah tim “Sanggabuana Wildlife Expedition” dan Kang Dedi Mulyadi, wakil ketua komisi 4 DPR RI merilis hasil temuan macan tutul jawa direkam kamera trap. Tim Ekspedisi dan Kang Dedi, menjadikan jalur Cikoleangkak ini sebagai basecamp dan starting point espedisi.

Populasi macan tutul jawa dan primata diyakina masih banyak di sekitar kawasan hutan di Pegunungan Sanggabuana ini.

Solihin Fuadi, Direktur Eksekutif SCF mengatakan, mampirnya burung migran menjadi kabar baik di dunia konservasi Sanggabuana. Apalagi kini tengah diajukan perubahan status kawasan Sanggabuana menjadi Taman Nasional.

"Paling tidak, pilihan burung migran ini ke Sanggabuana merupakan indikator bahwa ekosistem di Sanggabuana masih relatif bagus, dan harus ada kebijakan pelestarian dan perlindungan di Sanggabuana," ujar Inong, sapaan akrab, Solihin Fuadi.

Kawasan wisata terbatas

Ke depan kawasan Cikoleangkak akan lebih difokuskan sebagai kawasan wisata terbatas. Yakni kawasan wisata edukasi berbasis konservasi. Salah satu atraksi yang bisa diihat di jalur pengamatan burung ini adalah warna-warni dan keeksotisan dari 50 jenis burung, berikut riuhnya kicauan mereka. Selain burung, primata pun masih banyak bergelantungan dan bernyanyi menghibur pengunjung.

keyword foto: Dua Spesies Burung Migran Asia Timur Ditemukan Mampir di Pegunungan Sanggabuana

https://regional.kompas.com/read/2021/10/11/133635878/dua-spesies-burung-migran-asia-timur-ditemukan-mampir-di-pegunungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke