Salin Artikel

Kisah Elis, Jualan Sego Babat Secara Online, Omzet Capai Rp 24 Juta Sebulan

Ia sendirian, menggantikan satu karyawannya yang bekerja di malam hari.

Perempuan yang akrab disapa Elis ini menjual sego babat sejak 2019. Awalnya hanya di pinggir jalan, sekarang ia menyewa sebuah toko. Dalam sehari, omzet kotor warung Elis mencapai Rp 800.000 hingga Rp 1,5 juta.

“Kalau sehari Rp 800.000, sebulan bisa Rp 24.000.000,” kata Elis kepada Kompas.com saat ditemui di warungnya.

Perjalanan Elis memulai usaha hingga sukses cukup panjang. Kuncinya, tidak menyerah dengan keadaan. Ia tetap teguh dengan pendiriannya, yakni tidak ada kesuksesan yang instan.

Semangat mengembangkan usahanya semakin tumbuh ketika merambah dunia digital, berjualan secara online lewat Go Food.

“Sekarang, 75 persen pembeli dari jualan di Go Food,” kata dia.

Kisah Awal Jual Sego Babat

Sebelum berjualan sego babat, Elis bekerja sebagai penata rias pengantin. Namun, pekerjaan itu tidak berjalan dengan baik.

Apalagi, kebijakan pemerintah karena pandemi Covid-19 melarang kegiatan pesta pernikahan. Akhirnya, pekerjaan itu terhenti.

“Akhirnya, saya coba buka warung kecil di Jalan Kartini,” ucap dia.

Warung Amanah adalah nama yang dipilih Elis. Untuk membuka usaha kecil itu, Elis merogoh kocek sekitar Rp 20 juta untuk modal. Uang itu dipakai membeli rombong, perlatan masak, dan bahan makanan.

Pertama kali memulai, jualan tak langsug laris. Namun, ia tetap bersabar karena sudah memantapkan diri berjualan makanan.

“Saya orangnya tidak bisa diam, jadi saya coba fokus di sini,” tambah dia.

Seiring perjalanan, usahanya mulai didatangi pembeli. Namun tetap tidak terlalu ramai. Akhirnya, empat bulan kemudian, salah satu karyawannya menawarkan untuk jualan secara online melalui aplikasi Go Food.

Elis mencoba mendaftar melalui aplikasi tersebut. Caranya tidak sulit, pendaftaran dilakukan via aplikasi dan mengirim data hingga rekening melalui email secara gratis.

Awalnya, Elis tak tahu cara berjualan secara online. Namun, ia belajar dan memahaminya dengan baik.

“Begitu aplikasi Go Food itu on, kami banjir orderan, apalagi sego babat masih jarang di Jember,” jelas perempuan kelahiran Banyuwangi itu.

Dalam sehari, ia bisa menerima 50 order lebih dari penjualan online. Bahkan, omzetnya sempat mencapai Rp 1,5 juta per hari. Elis sampai kewalahan menerima order dan akhirnya merekrut karyawan.

“Meskipun pindah ke rumah, pembeli tetap laris,” ucap dia.

Sebab, makanan yang dijualnya sudah memiliki pelanggan dan penggemar. Apalagi, banyak yang memilih beli secara online.

Namun, karena ingin fokus mengembangkan usaha, ia mencoba membuka cabang baru di Jalan Wahid Hasyim. Setelah itu, ia terus membuka cabang lagi di Pujasera Jalan Mastrip.

“Saya juga ingin merekrut orang di masa pandemi Covid-19,” tutur dia.

Kini, Elis memiliki empat karyawan yang bekerja di warungnya.

Apalagi, usahanya terus berkembang sampai sekarang. Ia mengaku pandemi Covid-19 hanya berdampak pada awal Maret 2020, sekitar tiga bulan. Namun setelah itu kembali normal.

“Sekarang sehari omzetnya bisa Rp 800.000 hingga Rp 1.000.000,” ucap dia.

Tips Sukses Jual Makanan

Elis mengaku selalu menjaga kualitas makanan, terutama bumbu. Sebab, hal itu yang menjadi salah satu kunci dagangannya laris. Sekarang, ia tak hanya menjual sego babat, tetapi banyak pilihan menu lain.

Seperti nasi bebek, ayam bakar, soto babat, dan lainnya. Harganya pun relatif murah, mulai dari Rp 12.000 hingga Rp 20.000.

“Kuncinya harus sabar dan jangan menyerah, saya tidak pernah menyerah,” tegas dia.

Menurut dia, para pedagang sudah seharus berupaya untuk menjual daganganya secara online. Karena pembeli mulai beralih ke layanan digital.

“Ikut perkembangan zaman sebenarnya, semua serba online sekarang,” tutur dia.


Ribuan Pedagang Sudah Jualan Online

Account Executive Go Food Jember Arga Erlangga menambahkan sudah ada ribuan pedagang di Jember yang terdaftar di aplikasi Go Food. Ia menilai, Go Food sudah bukan pada fase mencari pedagang agar jualan di aplikasi itu.

“Namun orang sudah berbondong-bondong untuk daftar,” tutur dia.

Alasanya, kata dia, banyak warga yang sukses berjualan di aplikasi itu. Mereka tertarik untuk ikut bergabung.

Kedua, karena pandemi Covid-19 merubah cara bertransaksi masyarakat, banyak warga yang sudah nyaman belanja secara online.

Selain itu, transaksi digital sudah menjadi gaya hidup baru.

“Go food dengan semua fitur dan sarananya jadi solusi dan jawaban,” tutur dia.

Ia mencontohkan warung amanah milik Elis yang sudah masuk kategori VIP, yakni merchant yang order pembelian dalam sebulan sudah mencapai 500 tranksaksi.

“Warungnya bu Elis ini bisa mencapai 1.000 order dalam sebulan,” tutur dia.

Ketika pedagang sudah masuk kategori VIP, pihaknya akan membantu untuk pengembangan. Seperti melatih konsep penjualan, menu, konten foto, dan lainnya.

“Kami melihat traffic itu, semakin ramai traffic-nya, resto itu semakin butuh bantuan,” tutur dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/09/160654878/kisah-elis-jualan-sego-babat-secara-online-omzet-capai-rp-24-juta-sebulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke