Salin Artikel

Ditolak Pedagang, Penutupan Pintu Masuk Pantai Kuta dengan Batako Dihentikan Sementara

BADUNG, KOMPAS.com - Proyek penutupan permanen pintu masuk Pantai Kuta dengan batako dihentikan sementara menyusul adanya protes yang disampaikan pedagang di sekitar pantai.

Salah satu pedagang, Made Rahayu (58) mengaku keberatan jika mayoritas pintu Pantai Kuta ditutup secara permanen.

Apalagi, akses masuk yang akan ditutup permanen itu berada tepat di depan hotel dan juga lokasi parkir. Padahal pengunjung biasanya masuk melalui pintu tersebut.

"Kalau ditutup (permanen) pasti sedikit orang datang, dibuka saja masih sepi," kata Rahayu saat ditemui di Pantai Kuta, Kamis (7/10/2021).

Made menuturkan, penutupan sejumlah pintu masuk Pantai Kuta tersebut akan mengurangi pendapatan para pedagang.

Apalagi, sejak Pantai Kuta kembali dibuka, jumlah wisatawan yang berkunjung tak seramai sebelum PPKM diberlakukan.

Dari segi pendapatan misalnya, Rahayu yang sehari-hari berjualan minuman itu mengaku hanya mendapatkan penghasilan maksimal Rp 20.000.

Padahal sebelum PPKM, ia setidaknya bisa mendapat penghasilan Rp 100.000 dalam sehari.

"Kalau sekarang kadang dapat Rp 10.000, Rp 15.000, atau Rp 20.000 sehari," tuturnya.

Terpisah, Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, mengakui adanya penolakan dari pedagang terkait penutupan sejumlah akses pintu masuk ke pantai.

Atas dasar itu, pengerjaan proyek tersebut untuk sementara dihentikan.

"Kita hentikan sementara, baru tiga yang kita tutup. Masyarakat ribut-ribut (protes)," kata dia.

Di sisi lain, Wasista menyayangkan adanya protes yang disampaikan para pedagang tersebut.

Pasalnya, penutupan itu dilakukan demi mengontrol jumlah wisatawan yang masuk.

Apalagi jumlah barcode PeduliLindungi yang dimiliki Desa Adat Kuta hanya berjumlah delapan barcode, lebih sedikit dibandingkan pintu masuk Pantai Kuta yang berjumlah 28.

"Padahal kita tidak tutup semua, kita hanya membatasi saja," tuturnya.

Meski begitu, pihaknya masih akan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk mencari solusi atas protes yang disampaikan warga.

Jika penutupan tak dilanjutkan, lanjut dia, Desa Adat Kuta akan meminta Pemkab Badung menerjunkan sejumlah personel Satpol PP untuk membantu melakukan pengawasan.

"Kita sudah sampaikan ke Pak Sekda, bahwasanya (jika tidak ditutup) kita tidak bisa mengawasi maksimal Pantai Kuta karena kekurangan tenaga," pungkasnya.

Sebelumnya, 17 akses pintu Pantai Kuta akan ditutup secara permanen dengan batako.

Hal itu dilakukan karana kawasan wisata Pantai Kuta hanya memiliki delapan barcode untuk menerapkan aplikasi PeduliLindungi.

Selain penutupan 17 pintu masuk, tiga akses masuk lainnya juga rencananya akan ditutup menggunakan papan.

Ketiga akses pintu masuk itu digunakan untuk akses pedagang hingga para pekerja, khususnya petugas kebersihan yang mengangkut sampah.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/07/183123478/ditolak-pedagang-penutupan-pintu-masuk-pantai-kuta-dengan-batako-dihentikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke