Salin Artikel

Istri KGPH Puger Meninggal Dunia, Sempat Mimpi Bertemu Pakubuwono XII

SOLO, KOMPAS.com - Istri Kanjeng Gusti Pengeran Haryo (KGPH) Puger, Sudjirah Al Kenyo Haknyono (RAy Puger) meninggal dunia pada Selasa (5/10/2021).

Almarhumah merupakan menantu dari Pakubuwono XII itu meninggalkan tiga putra dan lima orang cucu.

KGPH Puger mengatakan, sebelum meninggal, istrinya sempat menjalani perawatan di rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun.

"Makannya itu tidak semangat. Akhirnya kondisinya lemah. Setelah dibawa ke rumah sakit ketahuan paru-parunya bermasalah," kata Puger saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/10/2021).

Selama ini, istrinya tidak pernah memiliki riwayat penyakit paru-paru.

Puger juga menerangkan istrinya tiga kali di-swab hasilnya negatif.

"Sebetulnya mau dimasukkan ke ICU mau di-scan. Tapi belum sempat, karena tidak kuat beliau meninggal," terangnya.

Puger menceritakan, istrinya bermimpi bertemu dengan Sinuhun Pakubuwono XII dalam sebuah acara/kegiatan di keraton sebelum meninggal dunia.

Puger kemudian menyampaikan kepada sang istri mimpinya bertemu dengan Pakubuwono XII dalam sebuah acara di keraton merupakan sebuah rezeki.

Semasa hidup, RAy Puger ikut mengurus keraton pada masa pemerintahan Pakubuwono XII.

Setiap ada kegiatan keraton RAy Puger selalu dilibatkan.

"Beliau lama di birokrasi keraton. Sudah puluhan tahun, 30-40 tahun. Seumuran dia sejak kecil menari. Setelah dewasa juga menari Bedhaya," kata dia.

Setelah menikah dengan dirinya, terang Puger, istrinya diangkat menjadi carik (sekretaris desa).

Tak berapa lama kemudian diangkat sebagai Bupati Sepuh di Keraton Solo.

"Kalau Sinuhun ada upacara dia yang laporan-laporan. Panggilannya Nyai Mas Tumenggung. Sampai PB XII meninggal beliau ikut mengawal kerata PB XII," kata dia.

Almarhumah dimakamkan di kompleks pemakaman kerabat Keraton Solo, Ki Ageng Henis, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021) sekitar pukul 13.00 WIB.

Prosesi pemakaman sesuai adat Keraton Solo diiringi ratusan pelayat, kerabat, dan abdi dalem.

Alasan keluarga memakamkan almarhumah di kompleks pemakaman Ki Ageng Henis agar lebih dekat dengan keluarga.

"Karena dia punya jasa di keraton dia bisa diusulkan di Imogiri. Cuma saya sendiri yang terlalu jauh satu, kemudian anak-anaknya ada di Solo. Lebih baik dengan situasi kaya gini situasional lebih baik di Laweyan di bawah (makam) eyang saya," ungkap Puger.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/07/175931278/istri-kgph-puger-meninggal-dunia-sempat-mimpi-bertemu-pakubuwono-xii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke