Salin Artikel

Mari Bantu Zahra dan Putri, 2 Bocah yang Tinggal di Poskamling dan Berhenti Sekolah

Mereka bertiga harus hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Bahkan ketiganya sempat hidup selama setahun di Poskamling tak terpakai di Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember.

Di bangunan yang tak layak itulah, ketiganya tinggal.

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Solehuddin dan 2 putrinya kecilnya, Zahra dan Putri.

Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.

Berdinding kelambu bekas

Poskamling yang sempat mereka tinggali selama satu tahun belakangan terbuat dari bambu.

Bagian dinding-dindingnya ditutupi kelambu bekas agar tak kemasukan angin.

Di tempat berukuran 2x1 meter tersebut, Solehuddin dan dua putrinya melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk tidur.

Tempat itu juga sekaligus difungsikan sebagai tempat menyimpan pakaian hingga bahan makanan.

Selama tinggal di lokasi tersebut, mereka mandi dengan menumpang di tetangga atau di sungai.

"Kalau tidak hujan, masaknya di depan, mandi kadang numpang, kadang di sungai," kata Solehuddin.

Berpindah-pindah pernah hidup di emperan toko

Solehuddin tinggal di Poskamling lantaran tak memiliki rumah.

Ketika istrinya masih hidup, keluarganya tinggal di rumah milik orang lain yang kebetulan tak terpakai.

Mereka hanya diminta membersihkan tempat itu.

Namun, istrinya kemudian meninggal karena kecelakaan. Dia pun tak bisa maksimal membersihkan tempat tersebut hingga harus pindah.

"Saya harus bekerja cari uang, jadi akhirnya pindah," kata pria berusia 32 tahun itu.

Solehuddin dan tiga anaknya pernah menyewa tempat indekos.

Namun, lantaran tak punya uang, mereka pun harus angkat kaki.

Bahkan mereka pernah tidur di emperan toko.

"Kadang tinggal di emperan toko, rumah orang, pindah-pindah," ucapnya.

Hingga akhirnya Solehuddin menemukan Poskamling tak terpakai dan memutuskan tinggal di sana.

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Solehuddin dan 2 putrinya kecilnya, Zahra dan Putri.

Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.

Dia membuat layang-layang untuk dijual hingga membantu tukang bengkel.

"Kadang anak saya ikut kalau bekerja," kata dia.

Dengan kondisi tersebut, kedua putrinya pun terpaksa harus berhenti bersekolah.

Meski demikian Zahra dan Putri menyimpan impian yang tinggi.

Sang anak, Zahra ingin bisa mengobati orang-orang sakit.

"Kalau saya ingin jadi dokter," kata dia.

Tetapi jangankan untuk belajar, mereka harus terus berpindah-pindah demi mencari tempat yang layak untuk ditinggali.

Dipindahkan sementara

Solehuddin dan kedua putrinya yang setahun menempati Poskamling kemudian dipindahkan ke Rumah Indah Sehat (RIS) milik KH Ayub Saifur.

Namun, pemindahan hanya dilakukan sementara sampai pihak terkait mendapatkan solusi atas persoalan mereka.

“Ini kami bawa ke Rumah Indah Sehat (RIS), tempat yang biasa menampung sebelum ada solusi,” kata anggota DPRD Jember David Handoko Seto.

Selanjutnya, pihaknya akan melaporkan kasus tersebut pada bupati melalui camat agar dicarikan solusi.

“Anak-anaknya ini juga wajib sekolah,” ucap dia.

(KOMPAS.com/ Kontributor Jember, Bagus Supriadi | Editor: Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/07/082629578/mari-bantu-zahra-dan-putri-2-bocah-yang-tinggal-di-poskamling-dan-berhenti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke